Kamis, 18 Desember 2014


Laporan Praktikum Biologi Umum (MKP-101)
ACARA 3. HISTOLOGI

unib
 










                                                                             
Disusun Oleh :
Riski Meliya Ningsih
(NPM.E1J014147)

                        Hari/Tanggal               : C1/ Kamis, 16 Oktober 2014
                        Dosen Pembimbing     : Marulak Simarmata, Ph.D
                        Co-Ass                        : Kas Andika Putri
                                                               Reni Andista



LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi.Secara garis besar jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan meristematik dan jaringan dewasa.Jaringan meristem terbagi menjadi dua, yaitu meristem primer dan sekunder. Jaringan meristem biasanya tersusun oleh sel-sel yang masih embrional atau sel yang masih aktif membelah. Pada ujung akar dan ujung batang yang telah dewasa terdapat jaringan yang tetap bersifat meristematik yang disebut titik tumbuh apikal. Titik tumbuh apikal ini yang membuat tumbuhan mampu semakin memanjang. Meristem sekunder merupakan jaringan yang sel-selnya tidak mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan aktivitas meristematis, misalnya kambium dan felogen (kambium gabus).Pada pertumbuhan sekunder, kambium dapat membentuk floem sekunder, xilem sekunder dan kadang-kadang membentuk jari-jari empelur(parenkim sekunder). Kambium terdapat pada semua tumbuhan dikotil.Jaringan dewasa terdiri dari :
a)      Epidermis yang berfungsi sebagai jaringan pelindung.
b)      Parenkim berfungsi sebagai jaringan dasar.
c)      Sklerenkim dan Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penguat.
d)     Floem dan Xylem berfungsi sebagai jaringan pengangkut.

1.2    Tujuan
1.2.1   Melihat epidermis, macam-macam trikoma dan stomata.
1.2.2   Melihat macam-macam bentuk sel jaringan dasar (parenkim).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah, biji, batang, dan akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara fungsi dan morfologi, sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi menjadi semacam rambut, sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. secara topografi dan ontogoni, epidermis merupakan jaringan yang seragam. Jaringan epidermis pada permukaan daun dan batang biasanya dilapisi semacam zat lemak yang disebut kutikula, misalnya pada daun nangka. Sementara itu, pada daun pisang dan daun keladi, epidermisnya membentuk lapisan lilin yang kedap air. Sebagian sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis, misalnya stomata dan trikomata.
Ciri-ciri epidermis:
·         Tersusun dari sel-sel hidup.
·         Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
·         Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel , bentuk seperti balok
·         Tidak memiliki klorofil, kecuali pada tumbuhan paku
·         Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
·         Dinding sel epidermis pucuk umumnya mengandung kitin yang mengendap di permukaan membentuk lapisan kutikula dan di luarnya masih mungkin terdapat lapisan lilin.
·         Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika).

Fungsi epidermis :
1.      sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
2.      sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
3.      sebagai pelindung terhadap perubahan toC
4.      sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan.
5.      Tempat masuknya air dan mineral pada akar muda.
6.      Untuk keluar masuknya O2 dan CO2.
7.      Epidermis daun untuk trasnpirasi.
Turunan atau derivat jaringan epidermis
Ada banyak sel yang merupakan turunan atau derivat dari jaringan epidermis, antara lain trikoma, sel silika, sel gabus, sel buliform, sel litokis, sel penutup (stomata).
TRIKOMA
Pada epidermis sering terdapat alat tambahan, baik yang unisel maupun multisel disebut trikoma. trikoma mempunyai struktur yang lebih padat, seperti tonjolan, struktur kelenjar, dan duri.
Berfungsi sebagai :
1.    Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan batang.
2.    Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
3.    Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
4.    Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut penyengat (pneumatokist).
5.   Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada daun tembikar.
6.      Sebagai alat sekresi.
Pembagian Trikoma berdasarkan ada/tidaknya secret
a)      Trikoma non glanduler (rambut biasa/rambut tak kelenjar). Adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret.
Terdiri dari beberapa tipe:
 Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih
 Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak
 Rambut bercabang, bersel banyak
 Rambut akar
b)      Trikoma glanduler ( rambut kelenjar ). Trikoma ini disebut juga trikoma granduler, mengeluarkan sekret berbagai bahan antara lain larutan gum, larutan gula, dan terpentin. Trikoma granduler dapat tersusun oleh satu sel atau banyak sel. Trikoma granduler yang tersusun atas satu sel merupakan tonjolan kecil disebut papula atau dapat berupa sel yang panjang. Tipe kedua yang trikoma granduler terdiri atas tangkai dan kepala yang tersusun dari satu atau banyak sel. Sel kepala merupakan bagian sekretoris trikoma. (Anonim 2011)
STOMATA 
Stomata – suatu celah pada jaringan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penjaga .mempunyai fungsi :
1)      Jalan tranpirasi
2)      Jalan respirasi
3)      Jalan masuknya CO2 dan keluarnya O2
Trikoma – rambut akar ,mempunyai fungsi memperluas dan menyerap mineral dalam tanah. Sel Kipas (motor cell) (bulliform cell) – merupakan alat tambahan pada epidermis bagian atas daun ,terutama pada tumbuhan famili gramineae (bambu ,padi ,jagung ,rumput teki) .mempunyai fungsi sebagai penyimpanan air. Sel Kresik (SiO2 / sel silika) – sel epidermis yang berisi kristal kresik (terletak di bagian batang) terdapat pada gramineae. Spina (duri) – merupakan alat tambahan pada epidermis sel tumbuhan di bagian batang tumbuhan .Spina terbagi menjadi dua yaitu spina asli dan spina palsu  (Anonim 2011)

2.2 Parenkim
Parenkim disebut jaringan dasar karena merupakan jaringan penyusun sebagian besar organ tumbuhan, yaitu empulur, kortek batang dan akar, mesofil daun, endosperm, daging buah, jari-jari empulur dan jaringan diantara xylem dan floem. Sel-sel parenkim berdidinding tipis dan relatif besar, protoplasma berisi komponen-komponen hidup dan ergastik(tergantung pada fungsinya). Seperti pada mesofil merupakan bagian jaringan yang aktif untuk kelangsungan fotosintesis, maka akan banyak didapatkan kloroplas. Bentuk umum dari sel-sel parenkim adalah iso-diametris. Bentuk/tipe parenkim lainnya sesuai dengan fungsinya antara lain:
1. Palisade, parenkim yang terdapat pada mesofil daun dikotil. Bentuknya prismatis memanjang. Banyak mengandung kloroplas.
2. Spon atau bunga karang, parenkim yang terdapat pada mesofil daun. Bentuknya tidak beraturan dan mempunyai ruang antar sel. Banyak mengandung kloroplas.
3. Aktinenkim, parenkim yang terdapat pada tangkai daun tumbuhan yang batangnya berongga seperti pada tangkai daun Canna sp (puspa) dan Juncus sp. Bentuknya bercabang-cabang seperti baling-baling.
4. Aerenkim, parenkim yang terdapat pada tumbuhan air. Dimana aerenkim ini dapat digunakan sebagai penyimpanan udara sehingga tumbuhan dapat mengapung seperti pada batang Echornia crassipes (eceng gondok). Bentuknya isodiametris atau bulat membentuk mata rantai dengan ruang udara yang besar.
5. Parenkim lipatan, menunjukkan sel-sel parenkim yang berlekuk-lekuk ke arah dalam. Terdapat pada daun Pinus merkusiiOryza sativa, dan Bambusa sp(Anonim 2013)

                                                                          BAB III
METODE KERJA

3.1  Alat dan Bahan
3.1.1   Alat
·         Mikroskop Cahaya
·         Selotip
·         Pipet tetes
·         Gelas benda dan gelas penutup
·         Silet                                                                
·         Tisu

3.1.2   Bahan
·         Daun durian ( Durio zibethius )                                             
·         Tangkai daun enceng gondok ( Echornia crassifes )
·         Daun jagung ( Zea mays)                               
·         Kulit pisang( Musa sp. )                                 
·         Kutek
·         Air

3.2  Cara Kerja
1.      Daun durian (Durio zibethius). Mengerok permukaan bawah daun durian dan mengambil beberapa trikoma serta meneteskan air. Memeriksa gelas benda tadi di bawah mikroskop. Menggambar dua sel (tunggal dan majemuk). Lalu menunjukan dan menentukan apa tipe trikomanya.
2.      Daun jagung (Zea mays). Mengolesi bagian bawah daun jagung dan ditekan-tekan menggunakan kutek (supaya kutek menempel pada selotip). Melepaskan selotip tersebut dan menempelkannya digelas preparat. Menutup dengan gelas penutup dan mengamati di bawah mikroskop.
3.      Kulit pisang (Musa sp). Mengerok bagian dalam kulit pisang dan mengambil kerokan itu serta ditetesi air. Memeriksanya di bawah mikroskop.
4.      Tangkai daun enceng gondok (Echornia crassifes). Memuat sayatan melintang tangkai daun enceng gondok dan menetesinya dengan air. Memeriksanya di bawah mikroskop.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
A.    Trikoma pada daun durian (Durio zibethius)
B.     Epidermis, stomata, dan sel penutup pada daun jagung (Zea mays)
.C. Jaringan parenkim pada kulit pisang (Musa sp.)
D. Aerenkim pada tangkai daun enceng gondok (Echornia crassifes)
4.2  Pembahasan
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan, yaitu pada akar, batang, dan daun yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan juga sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan, kerusakan mekanik, perubahhan suhu, dan hilangnya zat-zat makanan. Jaringan epidermis yang mengalami modifikasi diantaranya adalah :
1.Stomata (mulut daun)
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).
Stomata merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang khusus yakni sel penutup. Keadaan letak sel penutup yang berbeda dapat menentukan macam-macam stomata seperti :
·         Stoma phanerophore yaitu stoma yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun, seperti pada tumbuh-tumbuhan hidrophyt. Stoma yang letaknya dipermukaan daun ini dapat menimbulkan banyaknya pengeluaran secara mudah dan selain itu epidermisnya tidak mempunyai lapisan kutikula.
·         Stoma kriptophore yaitu stoma yang sel penutupnya berada jauh dipermukaan daun, biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering yang dapat langsung menerima radiasi matahari. Dengan demikian fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan, membantu fungsi epidermis, mempunyai lapisan kutikula yang tebal serta rambutrambut. Biasanya sering terdapat pada tumbuhan golongan kaktus.



2.Trikomata (rambut-rambut)
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis(emergens).
a.       Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)
·      Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidakmemipih,  umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
·      Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
·      Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum.
·      Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
b.      Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikoma ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar,
Fungsi trikoma pada masing-masing organ:
·      Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang.
·      Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga membantunpenyerbukan.
·      Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
·      Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).


Trikoma lain juga terspesialisai adalah rambut gatal pada Urtica. Trikoma terdiri dari sel panjang yang memiliki dasar yang lebar membengkak sedangkanbagian atasnya sempit dan runcing. Dinding bagian ujung yang runcingmengandung silica, sedangkan bagian tepat dibawahnya mengandung kalsium.Bila rambut tersentuh ujung runcing yang membulat itu akan patah di daerahbatas, sisanya yang berujung runcing dengan mudah menembus kulit orang yangmenyentuh tumbuhan tersebut. Disaat itulah kandungan rambut (histamine danasetilkolin) masuk ke kulit menimbulkan rasa gatal.Rambut sekresi bersel satu dan bersel banyak yang menghasilkan nectarterdapat pada bunga atau di bagian lain di luar bunga.
Beberapa diantaranya tidak berkutikula, dan nectar disekresikan secara berdifusi. Pada rambut lain, selmemiliki kutikula. Dalam hal itu, dinding terluar dari sel kepala rambut yangbersangkutan perlahan-lahan membengkak dan meluas sehingga terbentuk lapisanlender menyerupai kubah di bawah kutikula. Lapisan tersebut terus meluas dandengan demikian menekan lapisan bagian dalam dari dinding luar kea rah lumensel yang hampor seluruhnya rusak. Akhirnya, kutikula pecah dan zat lendertempat terkumpulnya nectar terbawa ke permukaan organ, misalnya pada Hibiscus dan Abutilon.
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan pada hampir semua bagian organ tumbuhan. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena :
·      Menyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, dan buah
·      Terdapat diantara jaringan yang alin, misalnya diantara xylem dan floem
·      Dapat dijumpai sebagai selubung berkas pengangkut
Jaringan parenkim dapat dibedakan dengan jaringan lain karena:
·       Sel-selnya merupakan sel hidup yang berukuran besar dan tipis, serta umumnya berbentuk segi enam
·       Memiliki banyak vakuola
·       Letak inti sel mendekati inti sel
·       Mampu bersifat embrional atau meristematis karena dapat membelah diri
·       Memiliki ruang antar sel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
·      Psrenkim asimilasi : tempat pembuatan zat makanan melalui fotosintesis
·      Parenkim penimbun : penyimpan cadangan makanan karena memiliki vakuola yang besar
·      Parenkim air : penyimpan air
·      Parenkim pengangkut : terdapat disekitar xylem dan floem
·      Aerenkim : tempat penyimpan udara karena adanya ruang antar sel yang besar
·      Parennkim penutup luka : memiliki kemampuan regenerasi dengan cara menjadi embrional kembali (Diah 2007)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi. Secara garis besar jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan meristematik dan jaringan dewasa. Jaringan meristem terbagi menjadi dua, yaitu meristem primer dan sekunder. Macam-macam modifikasi epidermis antara lain: stomata, dan trikomata (rambut-rambut).

5.2 Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat dengan mudah menemukan jaringan-jaringan yang kita amati di mikroskop dan supaya tidak terjadi kekeliruan saat menggambar jaringan-jaringan tersebut. Kepada pengamat disarankan agar lebih teliti saat melakukan percobaan agar tidak terdapat gelembung udara yang bisa mempersulit pengamatan. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.

                                                          DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah., Choirul Muslim., Syalfinaf Manaf., Endang Widi Winarni. 2007. BIOLOGI 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: esis.
Anonim,2011.JaringanEidermis.http://kreasiquh.blogspot.com/2011/11/anatomi-tumbuhan-jaringan-epidermis.html, diakses janggal 2 oktober 2014
Anonim,2011.ModifikasiJaringan.http://theblasetriepa.blogspot.com/2011/12/derivat-atau-modifikasi-dari-jaringan.html, diakses taanggal 22 oktober 2014
Anonim,2013.JaringanAerenkim.https://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/tag/aerenkim/, diakses tanggal 22 oktober 1995


Tidak ada komentar:

Posting Komentar