Laporan
Praktikum Genetika
Acara 8 dan
Acara 9
Pembelahan Sel
Mitosis dan Pembelahan Sel Meiosis

Disusun Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
Senin, 20 April 2015
Shift :
Senin (10:00-12:00)
Kelompok :
3
Dosen Pembimbing :
Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As :
Paulina Situmorang
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
tergantung pada pembesaran dan perbanyakan sel penyusunnya. Pembelahan sel
terjadi karena dua proses, yaitu kariokinesis (pembelahan inti) dan sitokinesis
(pembagian sitoplasma). Pada umumnya kariokinesis diikuti oleh sitokinesis.
Proses sitokinesis sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan.
Pembelahan sel pada hewan maupun tumbuhan
dapat dibedakan menjadi 3, Pembelahan langsung (amitosis) yaitu terjadi secara
langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan dimana satu sel induk akan
membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, dan seterusnya. Setiap sel yang
membelah menjadi 2 memiliki sifat yang sama dengan induknya. Pembelahan mitosis
yaitu terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup kecuali pada sel gamet. Pada pembelahan mitosis sel induk membelah
menjadi 2 sel anak yang mewarisi sifat induknya atau identik dengan sel induk
dan jumlah kromosom sama dengan induk. Tujuan pembelahan mitosis untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak. Pembelahan meiosis yaitu terjadi pada
sel gamet, menghasilkan sel anakan
dengan jumlah kromosom setengah kromosom sel induk. Tujuan pembelahan meiosis
untuk memelihara jumlah kromosom makhluk hidup

Interfase merupakan
fase terpanjang dalam siklus sel yakni kurang lebih 90 % dari siklus. Interfase
bukan merupakan tahap dari pembelahan sel. Interfase terdiri atas 3 fase berikut
:
1. Gap 1 (G1)
merupakan fase saat sel melakukan replikasi organel-organel sel
2. Fase
sintesis (S) merupakan tahap saat sel melakukan penggandaan molekul DNA
(replikasi) dan pembentukan DNA sehingga dihasilkan DNA baru dengan susunan
yang sama dengan DNA asal
3. Gap 2 (G2)
merupakan tahap akhir interfase yang ditandai dengan terbentuknya protein
mikrotubul dan perangkat spindel, kromatin mulai menggulung
PEMBELAHAN MITOSIS

Mitosis berasal dari kata mitos yang
berarti benang, disebut demikian karena dalam prosesnya terbentuk benang-benang
kromosom dalam inti.Tujuan pembelahan mitosis pada hewan bersel satu, untuk
memperbanyak diri(reproduksi). Pada hewan bersel banyak untuk memperbanyak sel
dan pertumbuhan. Terjadi pada seluruh jaringan
tubuh, baik jaringan somatik (vegetatif) maupun jaringan germinatif
(generatif). Tahap pembelahan terdiri dari profase, metafase,
anafase, dan telofase yang menghasilkan dua sel anakan yang memiliki jumlah
kromosom seperti induknya (diploid)
Pembelahan mitosis terjadi pada pertumbuhan
embrio, pergantian sel yang usang, faktor penyembuhan luka. Fungsi mitosis :
-
Menjaga agar faktor genetik tetap
-
Mengganti sel yang rusak/mati
-
Reproduksi (uniselluler) dan pertumbuhan
(multiselluler)
Tahap-tahap
mitosis
Profase
·
Benang-benang kromatin memendek dan menebal membentuk
kromosom yang tampak jelas dalam nukleus
·
Kromosom mereplikasi diri menjadi sepasang kromatid
·
Kromatid menebal, memendek dan menyebar memenuhi inti
·
Membran inti mengalami degenerasi dan hilang
·
Benang spindel dan mikrotubula terbentuk dalam
sitoplasma, pada awal profase sepasang sentriol dikelilingi aster
·
Kedua pasang sentriol bermigrasi ke arah yang
berlawanan sehingga terbentuk benang spindel
Metafase
- Sentrosom berada pada kedua kutub sel yang berlawanan.
- Membran inti menghilang sempurna
- Kromatid menuju bidang equator dan tersusun dibidang equator
- Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat gelendong tersebut lewat sentromernya, dan semua bergerak ke bidang ekuator hingga kromosom terletak pada satu bidang datar
Anafase
- Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri-sendiri.
- Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom.
- Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan.
- Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer.
- Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel.
- Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh.
- Akhir dari anafase kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom.
Telofase
- Membran nukleus terbentuk di sekeliling kromosom pada tiap kutub dan kromosom memanjang (kariokinesis)
- Terbentuk dua inti pada kutub yang berlawanan
- Spindel menghilang, terjadi penebalan sitoplasma dan diikuti pembagian sitoplasma (sitokinesis)
PEMBELAHAN
MEIOSIS

Meiosis terjadi pada organisme ekuariot, yang selnya mengandung jumlah
kromosom diploid. Diploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik
pada salah satu kromosom dapat dijumpai pada bentuk yang sama ( atau
termodifikasi) pada kromosom kedua didalam inti. Kedua kromosom membentuk
pasangan sedemikian yang dinamakan homolog. Sel diploid manusia mengandung 46
kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46 kromosom dari zigot terbentuk dari
fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sel telur yang masing-masing
gamet memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan homolognya. Pemembelahan
meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu:
1.
Meiosis pertama (I)
2.
Meiosis kedua (II).
Masing-masing tahapan meiosis memiliki ke-4 fase: profase, metafase,
anafase, dan telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis.
Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten,
dan diakinesis.
Meiosis I
·
Meiosis didahului oleh sel induk kelamin berupa sel
tubuh ( 2n) dimana setiap kromosom mengalami proses replikasi.
·
Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm
mitosis.
·
Untuk setiap kromosom, setiap kromatid ( anak)
menyerupai sifat genetik yang sama menambat pada sentromer.
·
Ada sepasang sentriol (pada sel hewan) juga mengalami
replikasi untuk membentuk dua pasang.
Profase I
1.
Leptoten/Leptonema
Kromatin terpilin menjadi kromosom. Terdapat 2 pasang
kromosom homolog
2.
Zigoten/Zigonema
Kromosom homolog mengandeng, berpasangan disebut
bivalen peristiwa ini disebut sinapsis; sebelah kromosom berasal dari kromosom
induk (kromosom matroklin) dan sebelah lain dari kromosom bapak (kromosom
patroklin). Dibeberapa tempat terjadi persilangan (chiasma; jamak: chiasmata)
3.
Pakiten/Pakinema
Kromosom homolog mengandeng rapat sepanjang lengannya,
dari pangkal ke ujung terbentuk tetrade.
4.
Diploten/Diplonema
Setiap kromosom membelah longitudinal membentuk dua
kromatid, sentromer masih satu terjadi chiasmata pada beberapa tempat antara
kromatid homolog; dari chiasmata timbul crossing over.
5.
Diakinesis
Kromosam (kromatid) mencapai pilinan maksimal,
sehingga mencapai besar maksimal pula. Kromosom homolog merenggang, nukleus
menghilang, selaput inti hancur, sentriol menganda dan setiap pasang menuju
kutub berseberangan.
Metafase I
·
Selaput inti menghilang, serat gelondong terbentuk
anatara kedua pasang sentriol, yang terdiri dari: mikrotubuli dan mikrofilia.
·
Kromosom (berpasangan homolog) bergerak ke bidang
ekuator.
Anafase I
·
Kromosom homolog berpisah ke kutub berseberangan,
tanpa pemisahan sentromer
·
Terjadi reduksi jumlah kromosom (pengurangan jumlah
perangkat kromosom)
Telofase I
·
Selaput inti terbentuk kembali.
·
Sepasang sentriol berada dipinggir luar selaput.
·
Setelah kariokinesis, terjadi sitokinesis yaitu
pembentukan membran plasma untuk memisahkan sitoplasma
·
Terbentuk 2 sel anak yang haploid (n)
Meiosis II
Profase II
·
Inti dan Selaput inti hilang.
·
Sentriol mengganda dan menuju ke kutub berseberangan
inti
·
Terbentuk benang spindel
Metafase II
·
Serat gelondong terbentuk antara pasangan sentriol.
·
Kromosom (sepasang kromatid) yang menggatung pada
serat gelondong lewat sentromer pindah ke bidang equator.
Anafase II
·
Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat
gelondong.
·
Sentromer pada setiap pasangan kromatid membelah
sehingga kromatid bersaudara lepas.
·
Kromatid berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.
Telofase II
·
Kromatid terbuka kembali pilinannya, terlepas-lepas,
menjadi jala halus: kromatin.
·
Selaput inti terbentuk kembali.
·
Nukleolus muncul, melekat pada kromatin.
·
Terbentuk 4 sel baru dengan jumlah kromosom ½ kromosom
induk
·
Terjadi sitokinesis, sehingga dari dua gametaosit II
terbentuk 4 gametid.
·
Gametid (spermatisd , ootid) mengandung kromosom
separuh dari sel induk, dari 2N pada gametosit I, menjadi 1N pada gametid.
·
Dengan proses transformasi gametid nanti akan berubah
menjadi gamet, yakni sel benih matang.
Meiosis
menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang:
1.
Separuh dari bahan gametogonium
2.
Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada
profase I

Perbedaan mitosis dengan meiosis
Faktor Pembanding
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Jumlah pembelahan
|
1 X
|
2 X
|
Jumlah sel anak & komposisi
genetik
|
2, masing-masing 2n (diploid)
|
4, masing-masing n (haploid)
|
Tempat terjadi
|
Sel tubuh
|
Sel kelamin/gamet
|
Peranan
|
·
Perbanyakan sel
·
Pertumbuhan
·
Perbaikan sel
·
Reproduksi aseksual
|
·
Pembentukan sel kelamin/gamet
dalam rangka memelihara jumlah kromosom makhluk hidup
|
1.2
Tujuan
1.
Mengamati
tahapan yang ada dalam proses mitosis
2.
Memahami fungsi
asetokarmin untuk mengamati proses mitosis
3.
Membandingkan
dan mendiskusikan perbedaan setiaap fase yang ada pada proses mitosis
4.
Untuk
mempelajari proses-proses dalam meiosis
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
1. Mikroskop
2. Gelas pengamat
3. Gelas objek
4. Gelas penutup
5. Jarum pengiris
6. Skalpel
7. Forset
|
1. Ujung akar bawang merah
2. Pewarna asetokarmin
3. Larutan 1 M HCl
4. Larutan 70% dan 96% alkohol
5. Bunga rheodiscolour (masih kuncup)
|
2.2 Cara Kerja
A. Pengamatan Mitosis
1. Meneteskan
larutan 1 M HCl diatas gelas pengamat secukupnya
2. Meletakan
potokan ujung akar sepanjang 1 cm di atas HCl tersebut, lebih kurang 5 menit.
Lebihlama lebih baik
3. Mengambil ujung
akar yang sudah lunak tersebut dan memindahkannya kegelas objek yang sebelumnya
telah ditetesi dengan asetokarmin
4. Menutup gelas
objek dengan gelas penutup
5. Melewatkan
gelas objek tersebut diatas api alkohol, jangan sampai mendidih
6. Mengamati objek
tersebutdibawah mikroskop menggunakan perbesaran rendah (10x) kemudian
perbesaran yang lebih tinggi (40x) dan kemudian yang paling tinggi (100)
7. Menggambar
fase-fase mitosis yang dapat ditemukan, mencocokan pada fase-fase mitosis yang
ada pada preparat yang telah disediakan atau dengan bahan yang sudah ada
B.
Pengamatan
Meiosis
1. Mengeluarkan
sel induk megaspora dengan jarum diseksi
2. Meletakan
bagian tersebut diatas gelas objek dan meneteskan 2 tetes aceto orcein 2%,
membiarkan beberapa saat agar warna terserap, kemudian menutupnya dengan gelas
penutup
3. Melewatkan
preparat diatas api bunse 2-3 kali
4. Mengetuk dengan
pensil brkaret, lalu menekannya menggunakan ibu jari
5. Mengamati
dibawah mikroskop
6. Menggambar
hasil pengamatan
BAB III
HASIL
Mitosis pada akar bawang merah

Meiosis pada bunga kuncup Rheodiscolour

BAB IV
PEMBAHASAN
Pembelahan sel secara mitosis
berlangsung pada sel-sel somatis, baik pada sel yang haploid (n) maupun sel
yang diploid (2n), berbeda dengan pembelahan sel secara meiosis yang
berlangsung pada sel-sel perkembangbiakan (germinal cells) yang diploid (2n).
Pembelahan sel secara mitosis waktu
berlangsungnya relatif singkat (beberapa jam), berbeda dengan pembelahan sel
secara meiosis yang waktu berlangsungnya lama. Misalnya pada seorang pria berlangsung
selama 24 hari sedangkan pada wanita bahkan sampai beberapa tahun.
Pembelahan sel secara mitosis
pembelahan nukleus hanya berlangsung satu kali dengan menghasilkan dua buah
nukleus anak, berbeda dengan pembelahan sel secara meiosis yang pembelahan
nukleusnya berlangsung dua berturut-turut dengan menghasilkan empat buah
nukleus anak.
Pembelahan sel secara mitosis tahap
pembelahan sel didahului oleh satu periode S (sintesis DNA), berbeda dengan
pembelahan sel secara meiosis yang kedua pembelahan sel secara berturutan hanya
didahului oleh satu periode S (sintesis DNA).
Pembelahan sel secara mitosis setiap
kromosom pada profase bersifat bebas, biasanya tidak membentuk pasangan.
Berbeda dengan pembelahan sel secara meiosis pada profase I terbentuk pasangan-pasangan
kromosom yang homolog (proses sinapsis).
Pembelahan sel secara mitosis tidak
terdapat proses pindah silang (crossing over), berbeda dengan pembelahan sel
secara meiosis yang pada setiap pasangan kromosom yang homolog
sekurang-kurangnya terjadi sebuah pindah silang.
Pembelahan sel secara mitosis pada
tahap metafase, kromosom (yang terdiri dari dua kromatida) berada
sendiri-sendiri dibidang ekuator dan melekat pada benang-benang spindel dengan
perantaraan kinetokor. Berbeda dengan pembelahan sel secara meiosis yang pada
tahap metafase I terdapat pasangan-pasangan kromosom yang homolog pada bidang
ekuator. Anggota pasangan tersebut melekat pada benang spindel yang berasal
dari kutub sel yang berlawanan.
Pembelahan sel secara mitosis
sentromer (kinetokor) membelah pada anafase dan kromatida bergeral menuju
kearah kutub sel yang berlawanan. Akhirnya terbentuk dua buah nukleus anak
dengan ploidi yang sama (n, 2n, dst) dengan nukleus semula. Berbeda dengan
pembelahan sel secara meiosis, walaupun anggota pasangan kromosom yang homolog
berpisah pada anafase I, namun sentromer (kinetokor) pada tahap ini belum
membelah, sentromer baru membelah pada anafase II. Akhirnya terbentuk empat
buah nukleus anak yang haploid (n).
Pembelahan sel secara mitosis jumlah
kromosom per nukleus tetap dipertahankan pada sel anak (misalnya tetap 2n).
Berbeda dengan pembelahan sel secara meiosis jumlah kromosom per nukleus
dikurangi sehingga setiap sel anak (gamet) memiliki jumlah kromosom setengah
dari nukleus semula (dari 2n hingga n).
Pembelahan sel secara mitosis
karyotipe sel anak identik dengan sel induk. Materi fenetik tetap konstan,
kecuali jika ada mutasi (jarang). Berbeda dengan pembelahan sel secara meiosis
yang karyotipe sel anak satu sama lain tidak mesti sama dan juga tidak perlu
sama dengan sel induk. Hal yang demikian menyebabkan timbulnya variasi genetik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembelahan mitosis yaitu terjadi pada semua
sel tubuh makhluk hidup kecuali pada sel gamet.
Pada pembelahan mitosis sel induk membelah menjadi 2 sel anak yang
mewarisi sifat induknya atau identik dengan sel induk dan jumlah kromosom sama
dengan induk. Tujuan pembelahan mitosis untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
yang rusak. Tahap pembelahan mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telofase yang menghasilkan dua sel
anakan yang memiliki jumlah kromosom seperti induknya (diploid). Pembelahan meiosis yaitu terjadi pada sel
gamet, menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom setengah kromosom sel induk. Tujuan pembelahan meiosis untuk
memelihara jumlah kromosom makhluk hidup Pemembelahan meiosis terdiri atas 2
tahap yaitu Meiosis pertama (I) dan Meiosis kedua (II). Masing-masing tahapan
meiosis memiliki ke-4 fase yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi
atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.
5.2 Saran
Kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampun serta pihak-pihak yang membantu
terselesainya laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan kami
mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya laporan ini
DAFTAR PUSTAKA
PERTANYAAN DAN
JAWABAN
Pertanyaan
:
1. Apakah
kegunaan dari larutan 1 M HCl dalam praktikum ini ?
2. Apakah
kegunaan asetokarmin ?
3. Mengapa
digunakan akar bawang merah dalam praktikum ini ?
4. Bahas
secara rinci setiap fase mitosis ?
Jawaban
:
1. Larutan
1 M HCl digunakan untuk melembutkan serat-serat yang ada pada akar bawang merah
agar dapat diamati dibawah mikroskop
2. Fungsi
dari pewarna asetokarmin adalah untu memperjelas gambaran proses pembelahan
mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang merah dengan cara menggelapkan
bagian latar belakang preparat agar proses pembelahan dapat dilihat secara
jelas oleh pengamat.
3. Karena
pada akar bawang merah terutama dibagian ujungnya terdapat jaringan meristem
apikal, karena meristem ini bersifat aktif membelah, maka dari itu digunakan
ujung akar bawang merah agar lebih mudah mengamati proses pembelahan mitosis
yang terjadi pada ujung akar bawang merah.
4. Pada
proses pembelahan mitosis terdapat 4 fase penting yaitu yang pertama ialah fase
profase benang-benang
kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom yang tampak jelas dalam
nukleus. Pada proses fase metafase
kromatid menuju bidang equator dan tersusun dibidang equator. Pada fase anafase sentromer dari setiap kromosom
mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri-sendiri dan
benang spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan. Terakhie pada fase telofase membran
nukleus terbentuk di sekeliling kromosom pada tiap kutub dan kromosom memanjang
(kariokinesis) dan terbentuk dua inti pada kutub yang berlawanan hingga spindel
menghilang, terjadi penebalan sitoplasma dan diikuti pembagian sitoplasma
(sitokinesis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar