Minggu, 14 Juni 2015

Laporan Praktikum Genetika Acara 6 Chi Square Test



Laporan Praktikum Genetika

Acara 6
Chi Square Test


10807913_378345308998827_1726366733_n.jpg

                                                                             
Disusun Oleh :
Nama                           : Riski Meliya Ningsih
NPM                            : E1J014147
Hari/Tanggal                : Senin, 23 Maret 2015
Shift                             : Senin (10:00-12:00)
Kelompok                    : 3
Dosen Pembimbing     : Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As                          : Paulina Situmorang



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Dasar Teori
Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi – deviasi dari nilai – nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas) (Dimas, 2009).
Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. (Wiwit, 2011)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu (Ali, 2011).
Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut disebut dalam formula atau rumus berikut :

Oi = Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-I
Ʃ = Total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe
Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolah hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Jika data X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2 Tabel) maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori. Sedangkan kalau X2 hitung  lebih besar dari X2 tabel (X2 hitung  > X2 Tabel) maka data di tolak dan data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori (Hafni, 2007).

1.2 Tujuan
1.      Menghitung X2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori atau yang diharapkan.
2.      Menginterpretasikan nilai X2 yang dihitung dengan table X2.
 

























BAB II
METODOLOGI

2.1  Alat dan Bahan
·         Kacang buncis merah dan putih
·         Kantong atau kotak
·         Petridish

2.2  Cara Kerja
1.      Mencampur dan mengaduk 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih lalu menempatkan dalam satu kotak.
2.      Mengambil sampel dari campuran di atas (1) sebanyak 1 petridish penuh.
3.      Memisahkan dan menghitung yang merah dan yang putih secara terpisah
4.      Mencatat data dalam lembar kerja dan menghitung jumlah yang diharapkan berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih.
5.      Melengkapi tabel lembar kerja dan menghitung X2.












           




BAB III
HASIL

Tabel 1. Perhitungan X2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang merah dan 200 kacang putih.
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
Merah
91
91
0
0
0
Putih
91
91
0
0
0
Total
182
182
0
0
0
Jadi nilai pengamatan hitung sama dengan nilai harapan, maka X2=0

Tabel 2. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I), 20 x
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
Merah
15
15
0
0
0
Putih
5
5
0
0
0
Total
20
20
0
0
0
Jadi nilai pengamatan hitung sama dengan nilai harapan, maka X2=0

Tabel 3. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I) 40 x
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
Merah
31
30
1
1
0,03
Putih
9
10
-1
1
0,1
Total
40
40
0
0
0,13
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,13, Karena X2 hitung <  X2 tabel (0,13<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.




Tabel 4. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I) 60 x
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
Merah
44
45
-1
1
0,02
Putih
16
15
1
1
0,06
Total
60
60
0
0
0,08
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,08, Karena X2 hitung <  X2 tabel (0,08<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.

Tabel 5. Perhitungan X2 untuk acara 2 (Mendel II)
Fenotipe
Pengamatan (observasi=O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
32
64
32
64
32
64
32
64
32
64
Bulat kuning
20
34
18
36
2
-2
4
4
0,22
0,11
Bulat hijau
5
15
6
12
-1
3
1
9
0,16
0,75
Keriput kuning
4
13
6
12
-2
1
4
1
0,67
0,08
Keriput hijau
3
2
2
4
1
-2
1
4
2
1
Total
32
64
32
64
0
0
6
12
3,05
1,94
Untuk uji coba 32 kali Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 3,05 , Karena X2 hitung <  X2 tabel (3,05<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Untuk uji coba 64 kali Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 1,94, Karena X2 hitung <  X2 tabel (1,94<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.







Tabel 6. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Pobabilitas), 30x
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
Gambar
13
15
-2
4
0,26
Angka
17
15
2
4
0,26
Total
30
30
0
8
0,52
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,52, Karena X2 hitung <  X2 tabel (0,52<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.

Tabel 7. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Pobabilitas), 40x
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
3G-0A
6
5
1
1
0,2
2G-1A
13
15
-2
4
0,26
1G-2A
15
15
0
0
0
0G-3G
6
5
1
1
0,2
Total
40
40
0
6
0,66
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,66, Karena X2 hitung <  X2 tabel (0,66<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.










Tabel 8. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Pobabilitas), 48x
Fenotipe
Pengamatan (observasi =O)
Harapan (expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
4G-0A
12
3
-1
1
0,33
3G-1A
14
12
2
4
0,33
2G-2A
20
18
2
4
0,22
1G-3A
10
12
-2
4
0,33
0G-4A
2
3
-1
1
0,33
Total
48
48
0
14
1,54
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 1,54, Karena X2 hitung <  X2 tabel (1,54<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.


















BAB IV
PEMBAHASAN

Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. (Anonim, 2012). Ukuran seberapa besar deviasi tersebut disebut dalam formula atau rumus berikut :
Oi = Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-I
Ʃ = Total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe
Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolak hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Jika data X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2 Tabel) maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori. Sedangkan kalau X2 hitung  lebih besar dari X2 tabel (X2 hitung > X2 Tabel) maka data di tolak dan data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori. (Pollet, 1994)
            Pada tabel perhitungan X2 untuk populasi 200 kacang merah dan 200 kacang putih, didapatkan bahwa hasil pengamatan/observasi untuk kacang merah adalah 91 dan pada kacang putih 91 sehingga totalnya 182. Setelah itu, untuk mencari deviasi, masing-masing hasil pengamatan dikurang harapan maka hasilnya merah= 0 dan putih= 0 dan setelah itu deviasi dikuadratkan didapat hasilnya 0 untuk merah dan 0 untuk putih. sehingga rumus chi-square dipakai dan hasilnya adalah 0 merah dan 0 putih dan total X2= 0. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0<3,84) maka tidak terjadi deviasi pada data dan dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 20 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 15 kali dan putih sebanyak 5 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 15 kali dan putih sebanyak 5 kali sehingga total semuanya 20. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah  deviasi warna merah adalah 0 dan warna putih adalah 0. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah dan putih hasilnya 0. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0 sedangkn warna putih 0 dan hasil total X2 adalah 0. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 40 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 31 kali dan putih sebanyak 9 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 30 kali dan putih sebanyak 10 kali sehingga total semuanya 40. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah adalah 1 dan warna putih adalah -1. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah 1 dan putih 1. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0,03 sedangkn warna putih 0,1 dan hasil total X2 adalah 0,13. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,13<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 60 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 44 kali dan putih sebanyak 16 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 45 kali dan putih sebanyak 15 kali sehingga total semuanya 60. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah adalah -1 dan warna putih adalah  1. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah 1 dan putih 1. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0,02 sedangkn warna putih 0,06 dan hasil total X2 adalah 0,08. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,08<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel II, dilakukan 32 kali dan 64 kali lemparan secara acak dengan fenotipe Bulat-Kuning, Bulat-hijau, keriput-Kuning, keriput-hijau. Untuk lemparan 32 kali didapatkan hasil pengamatan fenotipe untuk BK : 20 , Bk : 5, bK : 4, bk : 3. Untuk lemparan sebanyak 64 kali didapatkan hasil fenotipe berturut-turut BK: 34, Bk : 15, bK:  13, bk: 2. Harapan untuk 32 kali lemparan dengan fenotipe berturut-turut adalah BK : 18 , Bk : 6, bK : 6, bk : 2. dan harapan untuk 64 kali lemparan adalah BK : 36 , Bk : 12, bK : 12, bk : 4. Pada deviasi untuk 32 kali lemparan dilakukan dengan cara mengurangi hasil pengamatan dengan harapan didapatkan secara berurut BK : 2 , Bk : -1, bK : -2, bk : 1. dan untuk 64 kali lemparan berurut adalah BK : -2 , Bk : 3, bK : 1, bk : -2. sehingga total seluruh deviasi pada lemparan 32 dan 64 kali adalah 0. Lalu, deviasi kuadrat adalah 32 kali secara berurutan BK : 4 , Bk : 1, bK : 4, bk : 1. dan 64 kali adalah BK : 4, Bk : 9, bK : 1, bk : 4. Setelah didapatkan semua, maka selanjutnya menghitung X2 dan hasilnya berturut adalah untuk 32 kali BK : 0,22 , Bk : 0,16, bK : 0,67, bk : 2. sehingga totalnya 3,05 dan untuk 64 kali adalah BK : 0,11, Bk : 0,75, bK : 0,08, bk : 1. sehingga totalnya adalah 1,94. Dan X2  tabel= 3,84. Karena X2 hitung pelemparan 32 lebih kecil dari X2 tabel (3,05<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Dan untuk pelemparan 64 kali Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (1,94<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan pelemparan 30 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul gambar sebanyak 13 kali dan angka sebanyak 17 kali, harapan yang ada pada gambar sebanyak 15 kali dan angka sebanyak 15 kali sehingga total semuanya 30. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi gambar adalah -2 dan angka adalah 2. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga gambar 4 dan angka 4 dan hasil yang didapatkan adalah 8. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil gambar adalah 0,26 sedangkan angka 0,26 dan hasil total X2 adalah 0,52. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,52<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk acara probabilitas dengan pelemparan 40 x dengan 3 koin masing-masing memiliki nilai harapan 3G-0A= 5, 2G-1A= 15, 1G-2A= 15, 0G-3A= 5 didapatkan hasil pengamatan dengan muncul secara berturut-turut 3G-0A= 6, 2G-1A= 15, 1G-2A= 13, 0G-3A= 6 dan masing-masing totalnya 40. Deviasi secara berurut didapatkan adalah 3G-0A= 1, 2G-1A= 0, 1G-2A= -2, 0G-3A= 1. Untuk deviasi kuadrat didapatkan secara berurut adalah 3G-0A= 1, 2G-1A= 0, 1G-2A= 4, 0G-3A= 1, sehingga X2 adalah 3G-0A= 0,2, 2G-1A= 0, 1G-2A= 0,26, 0G-3A= 0,2 dan totalnya adalah 0,66. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,66<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan pelemparan 48 x dengan 4 koin masing-masing memiliki peluang harapan sebanyak 4G-0A= 3, 3G-1A=12, 2G-2A=18, 1G-3A=12, 0G-4A=3 didapatkan hasil pengamatan dengan muncul secara berturut-turut adalah 4G-0A= 2, 3G-1A=10, 2G-2A=20, 1G-3A=14, 0G-4A=2 dan masing-masing totalnya 48. Deviasi secara berurut didapatkan adalah 4G-0A= -1, 3G-1A=-2, 2G-2A=2, 1G-3A=2, 0G-4A=-1. Untuk deviasi kuadrat didapatkan secara berurut adalah 4G-0A= 1, 3G-1A=4, 2G-2A=4, 1G-3A=4, 0G-4A=1 sehingga X2 adalah 4G-0A= 0,33, 3G-1A=0,33, 2G-2A=0,22, 1G-3A=0,33, 0G-4A=0,33 dan totalnya adalah 1,54. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (1,54<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Dari semua data hasil percobaan tidak ada data yang menyimpang semua data diterima atau sesuai dengan model atau teori yang diberlakukan oleh mendel, baik itu perbandingan 1:1 ; 3:1 ; 9:3:3:1 ; 1:3:3:1 ; maupun 1:4:6:4:1






















BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Dari data percobaan di atas disimpulkan semua data sesuai atau sama dengan model atau teori, karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2 tabel) maka dapat disimpulkan bahwa percobaan itu dapat diterima dan bernilai bagus.

                                       
5.2 Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum, waktu yang telah diberikan digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat praktikum berlangsung praktikan harus memperhatikan apa yang di jelaskan oleh dosen dan coass.









DAFTAR PUSTAKA


Ali.2011.”Chi Squere Test”.  25 Maret 2015. http://ali.blogspot.com/chi-squere-test.html.
Anonim. 2012. “Chi Squere Test”. 25 Maret 2015.  http://www.wikipedia.com/chi-squere-test.html.
Pollet. 1994. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rahardi, Dimas. 2009.Genetika Tumbuhan. Purwokerto: wordpress
Ramadhan, hafni. 2007 “materi hukum mendel 1” 25 Maret 2015. http://www.materisma.com/2014/11/penjelasan-hukum-mendel-lengkap.html
Wati, Wiwit. 2011. “Hukum Mendel II”. 25 Maret 2015. http://w3i3t2a.blogspot.com/2011/10/hukum-mendel-1-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar