Laporan Praktikum Genetika
Acara 6
Chi Square Test

Disusun
Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
Senin, 23 Maret 2015
Shift :
Senin (10:00-12:00)
Kelompok :
3
Dosen Pembimbing :
Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As :
Paulina Situmorang
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu
uji yang dapat mengubah deviasi – deviasi dari nilai – nilai yang diharapkan
menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji
ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas)
(Dimas, 2009).
Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk
membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan
hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. (Wiwit, 2011)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah
yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan
teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil
tertentu dari persilangan tersebut. Dengan cara ini seorang ahli genetika
dapat menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu (Ali, 2011).
Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test).
Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Uji Chi Square
Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari
hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat
diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran
seberapa besar deviasi tersebut disebut dalam formula atau rumus berikut :

Oi =
Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I
Ei =
jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-I
Ʃ = Total
dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe
Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas
antara menerima dan menolah hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar
dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Jika data X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2 Tabel)
maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori.
Sedangkan kalau X2 hitung lebih besar dari X2 tabel
(X2 hitung > X2 Tabel) maka data di tolak dan
data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori (Hafni, 2007).
1.2 Tujuan
1. Menghitung X2 untuk
menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori atau yang
diharapkan.
2. Menginterpretasikan nilai X2
yang dihitung dengan table X2.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
·
Kacang
buncis merah dan putih
·
Kantong
atau kotak
·
Petridish
2.2 Cara Kerja
1. Mencampur dan mengaduk 200 biji
kacang merah dan 200 biji kacang putih lalu menempatkan dalam satu kotak.
2. Mengambil sampel dari campuran di
atas (1) sebanyak 1 petridish penuh.
3. Memisahkan dan menghitung yang merah
dan yang putih secara terpisah
4. Mencatat data dalam lembar kerja dan
menghitung jumlah yang diharapkan berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang
merah dan putih.
5. Melengkapi tabel lembar kerja dan menghitung
X2.
BAB III
HASIL
Tabel 1. Perhitungan X2 untuk
sampel yang diambil dari populasi 200 kacang merah dan 200 kacang putih.
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
Merah
|
91
|
91
|
0
|
0
|
0
|
Putih
|
91
|
91
|
0
|
0
|
0
|
Total
|
182
|
182
|
0
|
0
|
0
|
Jadi nilai pengamatan hitung sama
dengan nilai harapan, maka X2=0
Tabel 2. Perhitungan X2 untuk
acara 1 (Mandel I), 20 x
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
Merah
|
15
|
15
|
0
|
0
|
0
|
Putih
|
5
|
5
|
0
|
0
|
0
|
Total
|
20
|
20
|
0
|
0
|
0
|
Jadi nilai pengamatan hitung sama
dengan nilai harapan, maka X2=0
Tabel 3. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I) 40 x
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
Merah
|
31
|
30
|
1
|
1
|
0,03
|
Putih
|
9
|
10
|
-1
|
1
|
0,1
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
0
|
0,13
|
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,13,
Karena X2 hitung < X2
tabel (0,13<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Tabel 4. Perhitungan X2 untuk
acara 1 (Mandel I) 60 x
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
Merah
|
44
|
45
|
-1
|
1
|
0,02
|
Putih
|
16
|
15
|
1
|
1
|
0,06
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
0
|
0,08
|
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,08,
Karena X2 hitung < X2
tabel (0,08<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Tabel 5. Perhitungan X2 untuk
acara 2 (Mendel II)
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi=O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
|||||
32
|
64
|
32
|
64
|
32
|
64
|
32
|
64
|
32
|
64
|
|
Bulat
kuning
|
20
|
34
|
18
|
36
|
2
|
-2
|
4
|
4
|
0,22
|
0,11
|
Bulat
hijau
|
5
|
15
|
6
|
12
|
-1
|
3
|
1
|
9
|
0,16
|
0,75
|
Keriput
kuning
|
4
|
13
|
6
|
12
|
-2
|
1
|
4
|
1
|
0,67
|
0,08
|
Keriput
hijau
|
3
|
2
|
2
|
4
|
1
|
-2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
Total
|
32
|
64
|
32
|
64
|
0
|
0
|
6
|
12
|
3,05
|
1,94
|
Untuk uji coba 32 kali Db= 1; X2 tabel=3,84; X2
hitung= 3,05 , Karena X2 hitung < X2 tabel (3,05<3,84) maka deviasi
terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan
sesuai dengan model atau teori. Untuk uji coba 64 kali Db= 1; X2
tabel=3,84; X2 hitung= 1,94, Karena X2 hitung < X2 tabel (1,94<3,84) maka deviasi
terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan
sesuai dengan model atau teori.
Tabel 6. Perhitungan X2 untuk
acara 3 (Pobabilitas), 30x
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
Gambar
|
13
|
15
|
-2
|
4
|
0,26
|
Angka
|
17
|
15
|
2
|
4
|
0,26
|
Total
|
30
|
30
|
0
|
8
|
0,52
|
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,52,
Karena X2 hitung < X2
tabel (0,52<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Tabel 7. Perhitungan X2 untuk
acara 3 (Pobabilitas), 40x
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
3G-0A
|
6
|
5
|
1
|
1
|
0,2
|
2G-1A
|
13
|
15
|
-2
|
4
|
0,26
|
1G-2A
|
15
|
15
|
0
|
0
|
0
|
0G-3G
|
6
|
5
|
1
|
1
|
0,2
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
6
|
0,66
|
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 0,66,
Karena X2 hitung < X2
tabel (0,66<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Tabel 8. Perhitungan X2 untuk
acara 3 (Pobabilitas), 48x
Fenotipe
|
Pengamatan
(observasi =O)
|
Harapan
(expected=E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
4G-0A
|
12
|
3
|
-1
|
1
|
0,33
|
3G-1A
|
14
|
12
|
2
|
4
|
0,33
|
2G-2A
|
20
|
18
|
2
|
4
|
0,22
|
1G-3A
|
10
|
12
|
-2
|
4
|
0,33
|
0G-4A
|
2
|
3
|
-1
|
1
|
0,33
|
Total
|
48
|
48
|
0
|
14
|
1,54
|
Db= 1; X2 tabel=3,84; X2 hitung= 1,54,
Karena X2 hitung < X2
tabel (1,54<3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
BAB IV
PEMBAHASAN
Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai
atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya
sesuai dengan model atau teori. (Anonim, 2012). Ukuran seberapa besar deviasi
tersebut disebut dalam formula atau rumus berikut :

Oi =
Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I
Ei =
jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-I
Ʃ = Total
dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe
Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas
antara menerima dan menolak hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar
dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Jika data X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2
Tabel) maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori.
Sedangkan kalau X2 hitung lebih besar dari X2 tabel
(X2 hitung > X2 Tabel) maka data di tolak dan data
pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori. (Pollet, 1994)
Pada tabel perhitungan X2 untuk populasi 200 kacang merah dan 200
kacang putih, didapatkan bahwa hasil pengamatan/observasi untuk kacang merah
adalah 91 dan pada kacang putih 91 sehingga totalnya 182. Setelah itu, untuk
mencari deviasi, masing-masing hasil pengamatan dikurang harapan maka hasilnya
merah= 0 dan putih= 0 dan setelah itu deviasi dikuadratkan didapat hasilnya 0
untuk merah dan 0 untuk putih. sehingga rumus chi-square dipakai dan hasilnya
adalah 0 merah dan 0 putih dan total X2= 0. Dan X2
tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0<3,84)
maka tidak terjadi deviasi pada data dan dapat diterima dan sesuai dengan model
atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 20
x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 15 kali dan
putih sebanyak 5 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 15 kali dan
putih sebanyak 5 kali sehingga total semuanya 20. Lalu, deviasi dicari dengan
mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah
deviasi warna merah adalah 0 dan warna putih adalah 0. Hasil deviasi
dikuadratkan sehingga warna merah dan putih hasilnya 0. Kemudaian gunakan rumus
X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0 sedangkn warna putih 0
dan hasil total X2 adalah 0. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel (0<3,84) maka devisiasi terjadi
karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan
model atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 40
x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 31 kali dan
putih sebanyak 9 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 30 kali dan
putih sebanyak 10 kali sehingga total semuanya 40. Lalu, deviasi dicari dengan
mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah adalah 1
dan warna putih adalah -1. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah 1
dan putih 1. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna
merah adalah 0,03 sedangkn warna putih 0,1 dan hasil total X2 adalah
0,13. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil
dari X2 tabel (0,13<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan
belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 60
x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 44 kali dan
putih sebanyak 16 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 45 kali dan
putih sebanyak 15 kali sehingga total semuanya 60. Lalu, deviasi dicari dengan
mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah adalah -1
dan warna putih adalah 1. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah
1 dan putih 1. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna
merah adalah 0,02 sedangkn warna putih 0,06 dan hasil total X2
adalah 0,08. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih
kecil dari X2 tabel (0,08<3,84) maka devisiasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model
atau teori.
Pada tabel X2 untuk Mendel II, dilakukan 32 kali
dan 64 kali lemparan secara acak dengan fenotipe Bulat-Kuning, Bulat-hijau,
keriput-Kuning, keriput-hijau. Untuk lemparan 32 kali didapatkan hasil
pengamatan fenotipe untuk BK : 20 , Bk : 5, bK : 4, bk : 3. Untuk lemparan
sebanyak 64 kali didapatkan hasil fenotipe berturut-turut BK: 34, Bk : 15,
bK: 13, bk: 2. Harapan untuk 32 kali
lemparan dengan fenotipe berturut-turut adalah BK : 18 , Bk : 6, bK : 6, bk : 2.
dan harapan untuk 64 kali lemparan adalah BK : 36 , Bk : 12, bK : 12, bk : 4.
Pada deviasi untuk 32 kali lemparan dilakukan dengan cara mengurangi hasil
pengamatan dengan harapan didapatkan secara berurut BK : 2 , Bk : -1, bK : -2,
bk : 1. dan untuk 64 kali lemparan berurut adalah BK : -2 , Bk : 3, bK : 1, bk
: -2. sehingga total seluruh deviasi pada lemparan 32 dan 64 kali adalah 0.
Lalu, deviasi kuadrat adalah 32 kali secara berurutan BK : 4 , Bk : 1, bK : 4,
bk : 1. dan 64 kali adalah BK : 4, Bk : 9, bK : 1, bk : 4. Setelah didapatkan
semua, maka selanjutnya menghitung X2 dan hasilnya berturut adalah
untuk 32 kali BK : 0,22 , Bk : 0,16, bK : 0,67, bk : 2. sehingga totalnya 3,05
dan untuk 64 kali adalah BK : 0,11, Bk : 0,75, bK : 0,08, bk : 1. sehingga totalnya
adalah 1,94. Dan X2 tabel= 3,84. Karena X2 hitung
pelemparan 32 lebih kecil dari X2 tabel (3,05<3,84) maka
devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima
dan sesuai dengan model atau teori. Dan untuk pelemparan 64 kali Karena X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel (1,94<3,84) maka devisiasi
terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai
dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan
pelemparan 30 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul gambar sebanyak 13
kali dan angka sebanyak 17 kali, harapan yang ada pada gambar sebanyak 15 kali
dan angka sebanyak 15 kali sehingga total semuanya 30. Lalu, deviasi dicari
dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi gambar adalah -2
dan angka adalah 2. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga gambar 4 dan angka 4
dan hasil yang didapatkan adalah 8. Kemudaian gunakan rumus X2 dan
didapatkan hasil gambar adalah 0,26 sedangkan angka 0,26 dan hasil total X2
adalah 0,52. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih
kecil dari X2 tabel (0,52<3,84) maka devisiasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model
atau teori.
Pada tabel X2 untuk acara probabilitas dengan
pelemparan 40 x dengan 3 koin masing-masing memiliki nilai harapan 3G-0A= 5,
2G-1A= 15, 1G-2A= 15, 0G-3A= 5 didapatkan hasil pengamatan dengan muncul secara
berturut-turut 3G-0A= 6, 2G-1A= 15, 1G-2A= 13, 0G-3A= 6 dan masing-masing totalnya
40. Deviasi secara berurut didapatkan adalah 3G-0A= 1, 2G-1A= 0, 1G-2A= -2,
0G-3A= 1. Untuk deviasi kuadrat didapatkan secara berurut adalah 3G-0A= 1,
2G-1A= 0, 1G-2A= 4, 0G-3A= 1, sehingga X2 adalah 3G-0A= 0,2, 2G-1A=
0, 1G-2A= 0,26, 0G-3A= 0,2 dan totalnya adalah 0,66. Dan X2
tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel
(0,66<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian
data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.
Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan
pelemparan 48 x dengan 4 koin masing-masing memiliki peluang harapan sebanyak 4G-0A=
3, 3G-1A=12, 2G-2A=18, 1G-3A=12, 0G-4A=3 didapatkan hasil pengamatan dengan
muncul secara berturut-turut adalah 4G-0A= 2, 3G-1A=10, 2G-2A=20, 1G-3A=14,
0G-4A=2 dan masing-masing totalnya 48. Deviasi secara berurut didapatkan adalah
4G-0A= -1, 3G-1A=-2, 2G-2A=2, 1G-3A=2, 0G-4A=-1. Untuk deviasi kuadrat
didapatkan secara berurut adalah 4G-0A= 1, 3G-1A=4, 2G-2A=4, 1G-3A=4, 0G-4A=1 sehingga
X2 adalah 4G-0A= 0,33, 3G-1A=0,33, 2G-2A=0,22, 1G-3A=0,33, 0G-4A=0,33
dan totalnya adalah 1,54. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel (1,54<3,84) maka devisiasi
terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan
model atau teori.
Dari semua data hasil percobaan tidak ada data yang
menyimpang semua data diterima atau sesuai dengan model atau teori yang diberlakukan oleh mendel, baik
itu perbandingan 1:1 ; 3:1 ; 9:3:3:1 ; 1:3:3:1 ; maupun 1:4:6:4:1
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Uji Chi
Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat
dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga
dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Dari
data percobaan di atas disimpulkan semua data sesuai atau sama dengan model
atau teori, karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2
hitung < X2 tabel) maka dapat disimpulkan bahwa percobaan itu
dapat diterima dan bernilai bagus.
5.2 Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum, waktu yang telah
diberikan digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat praktikum berlangsung praktikan harus
memperhatikan apa yang di jelaskan oleh dosen dan coass.
DAFTAR PUSTAKA
Pollet. 1994. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu
Hayati. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rahardi,
Dimas. 2009.Genetika Tumbuhan. Purwokerto: wordpress
Ramadhan, hafni. 2007
“materi hukum mendel 1” 25 Maret 2015. http://www.materisma.com/2014/11/penjelasan-hukum-mendel-lengkap.html
Wati, Wiwit. 2011. “Hukum Mendel
II”. 25 Maret 2015. http://w3i3t2a.blogspot.com/2011/10/hukum-mendel-1-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar