Minggu, 14 Juni 2015

Laporan Praktikum Genetika Acara 7 Interaksi Gen



Laporan Praktikum Genetika

Acara 7
Interaksi Gen


10807913_378345308998827_1726366733_n.jpg


Disusun Oleh :
Nama                           : Riski Meliya Ningsih
NPM                            : E1J014147
Hari/Tanggal                : Senin, 30 Maret 2015
Shift                             : Senin (10:00-12:00)
Kelompok                    : 3
Dosen Pembimbing     : Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As                          : Paulina Situmorang



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Dasar Teori
Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.
Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi secara genetik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan interaksi gen menurut (Suryo: 2008). Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger ayam.
Menurut William D. Stansfield (1991 : 56) fenotipe adalah hasil produk gen yang dibawa untuk diekspresikan ke dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini tidak hanya meliputi berbagai faktor eksternal seperti: temperatur dan banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan faktor internalnya meliputi: Hormon dan enzim. Gen merinci struktur protein. Semua enzim yang diketahui adalah protein. Enzim melakukan fungsi katalis, yang menyebabkanpemecahan atau penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel merupakan persoalan metabolisma. Reaksi – reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap satu substansi menjadi substansi lain, setiap langkah (tahap) diperantarai oleh suatu enzim spesifik. Semua langkah yang mengubah substansi pendahulu (precursor) menjadi produk akhir menyusun suatu jalur biosintesis.Interaksi gen terjadi bila dua atau lebih gen mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah – langkah dalam suatu jalur bersama.
Persilangan ayam berjengger mawar dengan ayam berjengger ercis menghasilkan keturunan dengan bentuk jengger yang sama sekali berbeda dengan bentuk jengger kedua tetuanya. Ayam hibrid (hasil persilangan) ini memiliki jengger berbentuk walnut. Selanjutnya, apabila ayam berjengger walnut disilangkan dengan sesamanya, maka diperoleh generasi F2dengan fenotipe walnut : mawar : ercis : tunggal = 9 : 3 : 3 : 1. Dari fenotipe tersebut, terlihat adanya satu kelas fenotipe yang sebelumnya tidak pernah dijumpai, yaitu bentuk jengger tunggal.
Munculnya fenotipe jengger tunggal dan walnut, mengindikasikan adanya keterlibatan dua pasang gen nonalelik yang berinteraksi untuk menghasilkan suatu fenotipe. Kedua pasang gen tersebut masing-masing ditunjukkan oleh fenotipe mawar dan fenotipe ercis.
Contoh epistasis resesif dapat dilihat pada pewarisan warna rambut mencit (Mus musculus). Ada dua pasang gen nonalelik yang mengatur warna bulu pada mencit, yaitu :
gen A menyebabkan bulu berwarna kelabu,
gen a menyebabkan bulu berwarna hitam,
gen C menyebabkan pigmentasi normal, dan
gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi (putih).

Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4. Pada peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. (wildan, 1986)
Peristiwa epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat :
Gen Y yang menyebabkan buah berwarna kuning
Gen y yang menyebabkan buah berwarna hijau
Gen W yang menghalangi pigmentasi dan
Gen w yang tidak menghalangi pigmentasi
Fenotipe pada generasi F2dengan adanya epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1. Epistasis dominan-resesif terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I. Contoh peristiwa epistasis dominan-resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu ayam ras. Dalam hal ini terdapat pasangan :
Gen I yang menghalangi pigmentasi,
Gen i, yang tidak menghalangi pigmentasi.
Gen C, yang menimbulkan pigmentasi, dan
Gen c, yang tidak menimbulkan pigmentasi.
Gen I dominan terhadap C dan c, sedangkan gen c dominan terhadap I dan i.  Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 13 : 3 pada generasi F2.
Interaksi beberapa gen, gen yang bersifat menutup disebut (epistasis) dan gen yang bersifat tertutupi (hipostasis). Epistasis-hipostasis pertama kali ditemukan oleh (Nelson dan Ehle). Interaksi gen bisa berupa gen-gen dominan (epistasis dominan), dan jika interaksi terjadi antar gen-gen resesif (epistasis resesif).
Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi beberapa gen yang slaing melengkapi. Apabila gen resesif dari suatu pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis terhadap pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis resesif ganda.  Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9 : 7 pada generasi F2.
Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis dominan ganda.  Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 15 : 1 pada generasi F2.
Contoh peristiwa epistasis dominan ganda dapat dilihat pada pewarisan bentuk buah Capsella. Ada dua macam bentuk buah Capsella, yaitu segitiga dan oval. Bentuk segitiga disebabkan oleh gen dominan C dan D, sedang bentuk oval disebabkan oleh gen resesif c dan d. Dalam hal ini C dominan terhadap D dan d, sedangkan D dominan terhadap  C dan c. (ritonga, 2012)

1.2    Tujuan
1.        Memahami macam-macam interaksi gen
2.        Mensimulasi dan memahami contoh-contoh fenomena interaksi gen









BAB II
METODOLOGI

2.1  Alat dan Bahan
1.        Laptop
2.        Flashdisk
3.        Materi
4.        Kalkulator
5.        ATK

2.2  Cara Kerja
1.        Menerima materi yanag diberikan oleh dosen pembimbing falam bentuk file yang dikirimkan ke tiap-tiap kelompok menggunakan flashdisk dan dimasukan kedalam masing-masing laptop tiap-tiap kelompok
2.        Mengamati setiap gambar yang ada
3.        Memilih karakter yang akan diuji
4.        Melakukan penghitungan fenotipe karakter yang tampak pada materi yang diberikan sesuai dengan karakter yang kita pilih
5.        Meenghitung chi square karakter tersebut
6.        Mengamati dan membahas hasil yang terjadi













BAB III
HASIL

ANTAR ALEL
1.      Perbandingan antara tanaman berbunga merah, berbunga pink, dan berbunga putih
Jawab :     Bunga Merah : 52
                 Bunga Pink    : 100
                 Bunga Putih   : 48

2.      Uji khi kuadrat
Jawab :
Warna bunga
Observasi
Expected
Deviasi
(Deviasi)2
X2
Merah
52
50
2
4
0,08
Pink
100
100
0
0
0
Putih
48
50
-2
4
0,08
Total
200
200
0
16
0,16
Kesimpulan  : Db = 2; x2 hitung = 0,16; x2 tabel = 5,99. Jadi x2 hitung < x2 tabel (0,16<5,99). Maka deviasi yang terjadi diluar faktor kemungkinan, h0 diterima, berarti pengamatan sesuai dengan harapan memenuhi perbandingan 1 : 2 : 1 Hasil pengamatan bagus.

3.      Menuliskan konstitusi genetik masing-masing tetua dan F1
Jawab :
P   :           MM     X         mm
              (merah)            (Putih)
                       Segregasi
Gamet:       M                   m
                      Persilangan
F1:                  Mm (Pink)

ANTAR LOKUS
1.      Untuk sifat warna bunga, tuliskan semua genotipe dari tiap generasi, dan ujilah dengan uji khi kuadrat
Jawab :
·         Bunga warna ungu    : 110
·         Bunga warna merah : 72
·         Bunga warna putih   : 12
Fenotipe
Observasi
Expected
Deviasi
(Deviasi)2
 X2
Ungu
110
85
25
625
7,35
Merah
72
73
-1
1
0,01
Putih
12
36
-24
576
16,00
Total
194
194
0
1202
23,36
Kesimpulan  : Db = 2; x2 hitung = 23,36; x2 tabel = 5,99. Jadi x2 hitung > x2 tabel (23,36<5,99). Maka deviasi yang terjadi dipengaruhi faktor luar, h0 tidak dapat diterima, berarti pengamatan tidak sesuai dengan harapan memenuhi perbandingan 9 : 6 : 1 Hasil pengamatan buruk.

2.      Untuk sifat warna buah, tuliskan semua genotipe dari tiap generasi dan ujilah dengan uji khi kuadrat
Jawab :
·         Buah warna kuning   : 112
·         Buah warna merah    : 82
Fenotipe
Observasi
Expected
Deviasi
(Deviasi)2
X2
Kuning
112
109
3
9
0,08
Merah
82
85
-3
9
0,10
Total
194
194
0
18
0,18
Kesimpulan  : Db = 1; x2 hitung = 0,18; x2 tabel = 3,84. Jadi x2 hitung < x2 tabel (0,18<3,84). Maka deviasi yang terjadi diluar faktor kemungkinan, h0 diterima, berarti pengamatan sesuai dengan harapan memenuhi perbandingan 9 : 7. Hasil pengamatan bagus dengan interaksi komplementasi.





BAB IV
PEMBAHASAN



























BAB V
KESIMPULAN

5.1    Kesimpulan
Beberapa cara penurunan sifat tidak mengikuti hukum Mendel II dengan rasio klasik F2 9 : 3 : 3 : 1/ tanpa interaksi. Akan tetapi kedua pasang gen ini akan mengadakan interaksi (kerjasama) yang menghasilkan fenotip baru, atau adapula terjadi penutupan ekspresi oleh pasangan gen lain yang disebut epistasis. Ada beberapa macam epistasis yaitu :
  1. Epistasis dominan (perbandingan 12 :3 :1/Modifikasi ).
  2. Epistasis resesif ( modifying gen ) ( perbandingan 9 : 3 : 4/Komplementasi).
  3. Epistasis dominan resesif ( Inhibiting gen ) ( perbandingan 13 : 3/Modifikasi).
  4. Epistasis dominan duplikat ( polimeri ) ( perbandingan 15 : 1/Duplikasi).
  5. Epistasis resesif duplikat ( complementary factor ) ( perbandingan 9 :7 / Komplementasi).
  6. Gen duplikat dengan efek kumulatif ( 9 : 6 : 1 ).
  7. Epistasis dominan resesif ( Inhibiting gen ) ( perbandingan 7 : 6 : 3/Modifikasi).

5.2    Saran
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampun serta pihak-pihak yang membantu terselesainya laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan kami mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya laporan ini











DAFTAR PUSTAKA

Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: UGM.
Yatim, Wildan.1986. genetika. Bandung: Tarsito.
Ritonga.2012. Interaksi Gen.(online) http://erwitaritonga.blogspot.com. Diakses pada minggu  05 April 2015 pukul 16:55.



























TUGAS

1.        Suatu tanaman “entahapanamanya”, warna bunganya dikontrol oleh 2 gen yang masing-masing mepunyai 2 alel dan tidak pada kromosom yang sama (tidak terpaut). Tanaman berbunga kuning galur murni disilangkan dengan galur murni yang berbunga biru. Biji F1 hasil silangan ini bila ditanam akan menghasilkan tanaman berbunga biru dan bila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri maka dari biji yang dihasilkan akan diperoleh tanaman F2 yang berbunga dengan perbandingan 9 biru : 6 ungu : 1 kuning. Jika tanaman F1 disilangkan dengan tanaman berbunga kuning dan menghasilkan biji, tanaman berbunga apa saja yang akan dihasilkan. Analisislah percobaan ini, tentukan semua genotipenya.
Jawab       :
P   :           kkbb    X     KKBB
              (kuning)            (biru)
                       Segregasi
Gamet:       k b                 K B
                      Persilangan
F1:                   KkBb (Biru)
                       Segregasi
Gamet:     KB                  KB
                 Kb                   Kb
                 kB                   kB
                 kb                    kb
Selfing F2 :
 
KB
Kb
kB
kb
KB
KKBB
KKBb
KbBB
KkBb
Kb
KKBb
KKbb
KkBb
Kkbb
kB
KkBB
KkBb
kkBB
kkBb
kb
KkBb
Kkbb
kkBb
kkbb
9 biru : 6 ungu : 1 kuning



Uji Testcross
P   :        KkBb       X       kkbb
              (biru)                (kuning)
                       Segregasi
Gamet:       KB                 kb
                   Kb
                   kB
                   kb
                      Persilangan
Kb
KB
KkBb
Kb
Kkbb
kB
kkBb
Kb
kkbb
F1:                  





Rasio Genotipnya : KkBb : Kkbb : kkBb : kkbb
                                   1     :     1    :    1     :    1
Rasio Fenotipenya : Biru : Ungu : Kuning
                                    1   :     2    :      1

2.        Dalam percobaan persilangan jagung :
a.         Jagung homozigot coklat dengan jangung homozigot kuning, dihasilkan F1 100% kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji kuning : coklat = 9 : 7. Jelaskan fenomena genetik yang berhubungan dengan warna biji jagung tersebut
Jawab :
P        :           cckk     X     CCKK
                   (coklat)             (kuning)
                            Segregasi
Gamet:            c k                 C K
                             Persilangan
F1:                       CcKk (100% kuning)
                            Segregasi
Gamet:          CK                  CK
                      Ck                   Ck
                      cK                   cK
                      ck                    ck
Selfing F2 :
 
CK
Ck
cK
Ck
CK
CCKK
CCKk
CcKK
CcKk
Ck
CCKk
CCkk
CcKk
Cckk
cK
CcKK
CcKk
ccKK
ccKk
ck
CcKk
Cckk
ccKk
Cckk
9 kuning : 7 coklat
Fenomena genetik yang berhubungan dengan warna biji jagung tersebut adalah komplementer dengan perbandingan 9 : 7 atau epistasis resesif rangkap yaitu interkasi beberapa gen yang saling melengkapi. Apabila gen resesif dari suatu pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis terhadap pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis resesif ganda.  Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9 : 7 pada generasi F2
b.        Dalam koleksi terdapat 2 galur yang keduanya berwarna coklat. Persilangan dari kedua galur berwarna coklat itu menghasilkan F1 berwarna kuning  dan F2 dengan perbandingan warna biji 9 : 7 untuk kuning : coklat. Jelaskan genotipe galur-1 dan galur-2
Jawab :
P   :           cckk     X     CCKK
                     (coklat)             (coklat)
                        Segregasi
Gamet:        c k                 C K
                         Persilangan
F1:         CcKk (kuning)
                        Segregasi
Gamet:      CK                  CK
                  Ck                   Ck
                  cK                   cK
                  ck                    ck
Selfing F2 :
 
CK
Ck
cK
Ck
CK
CCKK
CCKk
CcKK
CcKk
Ck
CCKk
CCkk
CcKk
Cckk
cK
CcKK
CcKk
ccKK
ccKk
Ck
CcKk
Cckk
ccKk
Cckk
                                      9 kuning : 7 coklat
Fenomena genetik yang berhubungan dengan warna biji jagung tersebut adalah komplementer dengan perbandingan 9 : 7 atau epistasis resesif rangkap yaitu interkasi beberapa gen yang saling melengkapi. Yang terjadi pada genotipe galur 1 dan galur 2 adalah sifat yang saling tidak menutupi sehingga  ketika kedua sifat ini bersatu akan menciptakan fenotipe baru karena akan saling menutupi dan menghasilkan ekspresi warna yang baru.
c.         Ada 5 biji, yaitu : biji-1 kuning, biji-2 kuning, biji-3 kuning, biji-4 tidak dicatat, dan biji-5 coklat.
1)        Polen tanaman biji-1 dipakai untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh hasil :
Biji-1 x Galur-1 = 100% kuning
Biji-1 x Galur-2 = 50% kuning, 50% coklat
Bagaimana genotipe biji-1 untuk sifat warna biji ?
Jawab : diperkirakan genotipe biji 1 untuk sifat warna biji kuning (Kk) adalah dominan dan sifat untuk galur 1 juga kuning dominan penuh (KK) dan galur 2 dengan warna biji dominan resesif kuning (Kk) sehingga dapat menciptakan warna baru adalah  dengan pembuktian:
·         Pembuktian biji 1 dominan kuning (KK) x galur 1 dominan penuh kuning (KK) dengan hasil 100% kuning
P :              KK               X                 KK
            (biji 1 kuning)                     (galur 1)
                                 Segregasi
Gamet:         K                                   K           
                                 Persilangan
F1:                        KK (100% kuning)
·         Pembuktian biji 1 dominan kuning (KK) x galur 2 kodominan kuning (Kk) dengan hasil 50% kuning dan 50% coklat
P :              KK               X                Kk
            (biji 1 kuning)                    (galur 2)
                                 Segregasi
Gamet:         K                                   K
                                                            k
                                 Persilangan
K
K
KK
K
Kk
F1:                            
                                                                                    KK ( 50% kuning )
                                                            Kk ( 50% coklat )
                         
2)        Polen tanaman biji-2 juga digunakan untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh hasil :
Biji-2 x Galur-1 = 50% kuning, 50% coklat
Biji-2 x galur-2 = 100% kuning
Bagaimana genotipe warna biji-2 ?
Jawab : diperkirakan genotipe biji 2 untuk sifat warna biji dominan kuning (KK) dan sifat untuk galur 1 adalah kodominan kuning (Kk) sehingga dapat menciptakan warna baru dan galur 2 dengan warna biji dominan kuning (KK) sehingga dapat menciptakan warna baru adalah  dengan pembuktian:
·         Pembuktian biji 2 dominan kuning (KK) x galur 1 kodominan kuning (Kk)  dengan hasil 50 % kuning dan 50% coklat
P :              KK               X                Kk
                (biji 2)                           (galur 2)
                                 Segregasi
Gamet:         K                                   K
                                                            k
                                 Persilangan
K
K
KK
K
Kk
F1:                            
                           KK ( 50% kuning )
                           Kk ( 50% coklat )
                         
·         Pembuktian biji 2 dominan kuning (KK) x galur 2 dominan kuning  (KK) dengan hasil 100% kuning
P :              KK               X                 KK
            (biji 2 kuning)                     (galur 2)
                                 Segregasi
Gamet:         K                                   K                   
                                 Persilangan
F1:                        KK (100% kuning)

3.        Uji yang sama dilakukan pada polen asal tanaman biji-5 dan diperoleh hasil:
Biji-5 x Galur-1 = 100% coklat
Biji-5 x Galur-2 = 100% coklat
Bagaimana genotipe warna biji-5 ?
Jawab : diperkirakan genotipe biji 5 untuk sifat warna biji coklat (CC) adalah dominan penuh dan sifat untuk galur 1 juga coklat dominan penuh (CC) dan galur 2 dengan warna biji coklat dominan  (CC) adalah  dengan pembuktian:
·         Pembuktian biji 5 x galur 1 dengan hasil 100% coklat
P :              CC                X                 CC
            (biji 5 coklat)                      (galur 1)
                                 Segregasi
Gamet:         C                                   C
                                 Persilangan
F1:                        CC (100% coklat)
·         Pembuktian biji 5 x galur 2 dengan hasil 100% coklat
P :              CC                X                 Cc
            (biji 5 coklat)                      (galur 2)
                                 Segregasi
Gamet:         C                                  C
                                 Persilangan
F1:                        CC (100% coklat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar