Laporan
Praktikum Genetika
Acara 12
Mutasi

Disusun Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
Senin, 11 Mei 2015
Shift :
Senin (10:00-12:00)
Kelompok :
3
Dosen Pembimbing :
Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As :
Paulina Situmorang
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Mutasi genetik
adalah perubahan informasi dan sifat di dalam genetik (gen atau kromosom) sebuah
organisme karena adanya pengaruh dari luar, atau lingkungan. Ini biasanya
terjadi jika terdapat perubahan yang drastis terhadap habitat yang memaksa gen
untuk berubah dan beradaptasi untuk tetap bertahan hidup dari suatu individu
yang bersifat menurun. Terkadang, zat-zat tertentu yang dikonsumsi sebuah
organisme juga dapat menstimulasi perubahan sifat gen ini.
Penekanan
intergenik yang paling umum dijumpai adalah penekanan oleh suatu produk mutasi gen terhadap
pengaruh mutasi yang ditimbulkan oleh sejumlah gen lainnya. Contoh yang paling
dikenal dapat dilihat pada gen-gen penyandi tRNA. Pengaruh yang ditimbulkannya
adalah mengubah kekhususan pengenalan kodon pada mRNA oleh anti kodon pada
tRNA. Mutasi semacam itu pertama kali ditemukan pada strain-strain E. coli yang
dapat menekan mutan-mutan fag T4 tertentu. Mutan-mutan ini gagal untuk
membentuk plak pada strain bakteri standar tetapi dapat membentuk plak pada
strain yang mengalami mutasi penekan. Strain yang mengalami mutasi penekan ini
ternyata juga dapat menekan mutasi pada sejumlah gen yang terdapat pada genom
bakteri sendiri. Mutasi penekan intergenik dapat memulihkan baik mutasi tanpa
makna (nonsense) maupun mutasi salah makna (missense).
Penekanan mutasi tanpa makna disebabkan oleh mutasi gen
penyandi tRNA sehingga terjadi perubahan anti kodon pada tRNA yang memungkinkannya
untuk mengenali kodon stop hasil mutasi. Sebagai contoh, salah satu kodon untuk
tirosin, yakni UAC dapat berubah menjadi kodon stop UAG. Mutasi ini dapat ditekan
oleh molekul tRNA mutan yang membawa triptofan dengan anti kodon AUC. Anti
kodon pada molekul tRNA normal yang membawa triptofan adalah AAC. Dengan tRNA mutan,
kodon UAG yang seharusnya merupakan kodon stop berubah menjadi kodon yang menyandi
triptofan. Akibatnya, terminasi dapat dibatalkan, atau dengan perkataan
lain,mutasi tRNA telah memulihkan mutasi tanpa makna.
Penekanan mutasi salah makna oleh mutasi penekan
intergenik antara lain dapat dilihat contohnya pada pemulihan aktivitas protein
yang hilang akibat perubahan valin (tidakbermuatan) menjadi asam aspartat
(bermuatan negatif). Pemulihan terjadi karena asama spartat digantikan oleh
alanin (tidak bermuatan). Substitusi ini dapat terjadi dengan empat macam cara,
yaitu:
(1) Mutasi antikodon yang
memungkinkan tRNA untuk mengenali kodonyang berbeda seperti halnya yang terjadi
pada pemulihan mutasi tanpa makna,
(2) Mutasi pada tRNA yang
mengubah sebuah basa di dekat anti kodon sehingga tRNA dapat mengenali dua
kodon yang berbeda,
(3) Mutasi di luar kala
(loop) antikodon yang memungkinkan aminoasil sintetase mengenali tRNA sehingga
terjadi asilasi yang menyebabkan tRNA ini membawa asam amino yang lain, dan
(4) Mutasi aminoasil
sintetase yang kadang-kadang salah mengasilasi tRNA.Pada notasi konvensional,
mutasi penekan diberi lambang sup diikuti dengan angka (ataukadang-kadang
huruf) yang membedakan penekan yang satu dengan penekan lainnya.
Sel yang tidak mempunyai penekan dilambangkan dengan
sup 0. Mutasi balik sebagai cara untuk mendeteksi mutagen dan karsinogen. Dewasa
ini terjadi peningkatan jumlah dan macam bahan kimia yang mencemari lingkungan.
Beberapa di antaranya dikenal potensial sebagai mutagen. Selain itu, kebanyakan
karsinogen juga merupakan mutagen. Oleh karena itu, uji mutagenesis terhadap
bahan-bahan kimia semacam ini perlu dilakukan.
Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel
somatik sedangkan mutasi gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel
kelamin. Mutasi somatik dapat diturunkandan dapat pula tidak diturunkan.Mutasi
somatik yang diturunkan apabila mutasi tersebut terjadi pada sel-sel tunas.
Lebih lanjut, sel-sel tunas tersebut akan berkembang menjadi batang, bunga dan
juga biji. Sebagai akibatnya, sel-sel ovum atau sperma yang terbentuk di dalam
bunga juga akan menerima efek mutasi tersebut sehingga keturunannya nanti juga
akan mengandung gen mutan. Sebaliknya, mutasi somatik yang tidak diwariskan
adalah mutasi yang mengenai sel-sel tubuh. Pada mutasi kali ini, gen mutan
tidak akan diwariskan pada keturunannya. Bila yang mengalami mutasi sel-sel
kelamin, maka akan berakibat perubahan gen pada keturunannya.
Penyebab mutasi dapat berupa faktor fisik, kimia
ataupun biologis. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik adalah
radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi
pengion dan radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi berenergi
tinggi sedangkan radiasi bukan pengion adalah radiasi berenergi rendah. Contoh
radiasi pengion adalah radiasi sinar X, sinar gamma, radiasi sinar kosmik.
Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi sinar UV. Radiasi pengion mampu
menembus jaringan atau tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara
radiasi bukan pengion hanya dapat menembus lapisan sel-sel permukaan karena
berenergi rendah. Radiasi sinar tersebut akan menyebabkan perpindahan elektron-elektron
ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Atom-atom yang memiliki elektron-elektron demikian
dinyatakan tereksitasi atau tergiatkan. Molekul-molekul yang mengandung atom
yang berada dalam keadaan tereksitasi maupun terionisasi secara kimiawi lebih
reaktif dari pada molekul yang memiliki atom-atom yang berada dalam kondisi
stabil. Reaktivitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya sejumlah
reaksi kimia, terutama mutasi. Radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya mutasi
gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi, insersi,
translokasi serta fragmentasi kromosom umumnya.
Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi
disebut juga mutagen kimiawi. Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah
menjadi 3 kelompok, yaitu analog basa, agen pengubah basa dan agen penyela.
Senyawa yang merupakan contoh analog basa adalah 5-Bromourasil (5 BU). 5-BU
adalah analog timin. Dalam hubungan ini posisi karbonke-5 ditempati oleh gugus
brom padahal posisi itu sebelumnya ditempati oleh gugus metil. Keberadaan gugus
brom mengubah distribusi muatan serta meningkatkan peluang terjadinya
tautomerik. Senyawa yang tergolong agen pengubah basa adalah mutagen yang
secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia dari basa, yang termasuk kelompok
ini adalah agen deaminasi, agen hidroksilasi serta agen alkilasi. Perlakuan
dengan asam nitrit, misalnya, terhadap sitosin akan menghasilkan urasil yang
berpasangan dengan adenin sehingga terjadi mutasi dari pasangan basa S-G
menjadi T-A. Agen hidroksilasi adalah mutagen hydroxammin yang bereaksi khusus
dengan sitosin dan menguabhnya sehingga sitosisnhanya dapat berpasangan dengan
adenin.
Sebagai akibatnya terjadi mutasi dari SG menjadi TA.
Agen alkilasi mengintroduksi gugusalkil ke dalam basa pada sejumlah posisi
sehingga menyebabkan perubahan basa yang akibatnya akan terbentuk pasangan basa
yang tidak lazim. Senyawa yang tergolong agen interkalasi akan melakukan
insersi antara basa-basa yang berdekatan pada satu atau kedua unting DNA.
Contoh agen interkalasi adalah proflavin, aeridine, ethidium bromide, dioxin
dan ICR-70. Penyebab mutasi gen yang disebabkan oleh faktor biologis adalah
fag. Efek mutagenik yang ditimbulkan oleh fag terutama berkaitan dengan
integrasi DNA fag, pemutusan dan delesi DNA inang. Mutagenesis fag dapat
terjadi karena kerusakan DNA akibat pemutusan dan delesi yang mungkin timbul
oleh efek nuklease atau karena gangguan perbaikan DNA
1.2
Tujuan
1.
Mengetahui macam-macam mutasi baik itu mutasi
struktur dan mutasi jumlah kromosom
2.
Mampu membuat macam perpasangan kromosom (sinapsis)
saat pembelahan sel meiosis
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
1.
File mutasi
2.
Video pembelahan sel yang mengalami mutasi
3.
LCD
2.2 Cara Kerja
1.
Melihat dan mengamati video pembelahan sel yang
menyebabkan terjadinya mutasi
2.
Menggambarkan macam-macam perpasangan kromosom saat
pembelahan meiosis untuk mutasi struktur kromosom
3.
Menggambarkan macam-macam perpasangan kromosom saat
pembelahan meiosis untuk mutasi jumlah kromosom
BAB III
HASIL
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu serta pihak-pihak yang membantu terselesainya
laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan kami mengharapkan kritik
dan saran demi sempurnanya laporan ini
DAFTAR PUSTAKA
Istamar. 2007. Biologi Jilid 3A. Jakarta: Erlangga
Allard,
R. W. 1995. Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Rineka Cipta
Crowder.
2008. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Soepomo.
1968. Ilmu Seleksi dan Teknik Kebun
Percobaan. Jakarta: Soeroengan
Suryo.
1995. Sitogenetika. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Welsh,
J.1991. Dasar-dasar Genetika dan
Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.
Jelaskan mekanisme dalam pembuatan
semangka tanpa biji
2.
Sebutkan dan jelaskan secara singkat
macam-macam tanaman (tanaman pangan 5 jenis dan tanaman hortikultura 5 jenis)
yang dihasilkan dari proses mutasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar