Laporan
Praktikum Genetika
Acara 14
Menyusun
Silsilah Genetis Manusia

Disusun Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
Senin, 13 April 2015
Shift :
Senin (10:00-12:00)
Kelompok :
3
Dosen Pembimbing :
Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As :
Paulina Situmorang
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi
kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti
Gregor Mendel menyilangkan kacang kapri. Karena berdasarkan perlakuan kita pada
hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia
yang genotifnya diketahui atau ingin diketahui. Akan tetapi kita ketahui adanya
beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara Mendelian.
Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari silsilah
atau bagan keturunan yang dibuat manusia.
Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan,
bangsawan, untuk tujuan-tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun, apabila
didalam silsilah itu didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita
lebih dapat merunutkannya lebih mudah.
Suatu
kebetulan penyakit genetic yang diwariskan secara Mendelian pertama kali
ditemukan pada keluarga kerajaan Inggris, ialah keluarga keturunan Ratu
Victoria. Penyakit menurun ini adalah penyakit Hemofilia yaitu kelainan
genetis disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan daarh pada
waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan
menyebabkan kematian karena penderita kehabisan darah. Asal usul penyakit ini
diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad 18) atau dari salah seorang ibu
bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-menurun menurut
garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara
medis, sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita dilarang untuk
melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan.
(Penuntun, 2007)
Sifat-sifat pada
manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu.
Sifat-sifat tersebut meliputi fisik, fisiolosgis, dan psikologis. Didalam
kehidupan sehari-hari kita menjumpai adanya beberapa sifat fisik yang dominant.
Sifat dominant hampir selalu muncul pada keturunannya, misalnya mata sipit,
kulit gelap, rambut keriting. Umumnya, bangsa Asia Timur hingga Asia Tengah
(Jepang, Cina) bermata sipit. Demikian pula halnya dengan kulit gelap, dan
rambut keriting. Dikatakan bahwa sifat mata sipit, kulit gelap, dan rambut
keriting merupakan sifat yang dominant. Beberapa sifat fisik lain yang
diturunkan contohnya adalah bentuk daun telinga, alis mata , kumis, bulu dada,
bentuk jari tangan, kegemukan, dll. Sifat-sifat tersebut merupakan warisan dari
kedua orang tua. Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh
kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan
jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada
belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam
sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem
haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem
yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya
XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin
manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua
bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa
berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh
embrio tersebut. (Istamar
Syamsuri, 2004:123)
Sebuah tes DNA silsilah meneliti pada DNA seseorang nukleotida di
lokasi tertentu untuk melihat silsilah genetik . Hasil tes tidak dimaksudkan
untuk menentukan penyakit genetik tertentu atau gangguan mereka dimaksudkan
hanya untuk memberikan informasi silsilah. Tes DNA silsilah umumnya melibatkan
membandingkan hasil individu yang hidup untuk silsilah pada masa lampau.
(Wikipedia )
Mempelajari genetika bukan merupakan hal yang mudah, karena meskipun
manusia di seluruh muka bumi ini sangat banyak, namun jumlah anggota tiap
keluarga umumnya sedikit. Selain itu
jangka waktu antara generasi cukup lama dan adanya faktor agama, moral, kode
etik, yang tidak memungkinkan untuk membuat suatu persilangan atau perkawinan
yang dikontrol seperti yang dilakukan Mendel pada kecang ercis .
Untuk mengetahui bagaimana timbulnya
suatu penyakit
Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan.
Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Mengumpulkan
data genetis
(golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping
telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.
2.2 Cara Kerja
Untuk praktikum ini kami membuat
silsilah keluarga berdasarkan data keluarga masing-masing
(kakek/nenek, Ayah/Ibu, saudara sekandung, bila mungkin lebih lengkap). Setelah
itu mengestimasikan genotype keluarga masing-masing.
BAB III
HASIL
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
Pedigree
Golongan Darah
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
Pedigree
Cuping Telinga
HASIL
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
Pedigree
Batas Rambut
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
Pedigree
Ujung Lidah Membulat atau Tidak
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada
pengamatan silsilah golongan darah keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari
pihak ibu mempunyai golongan darah 0 yang mempunyai genotif I0 I0
dan kakek juga mempunyai golongan darah yang sama dengan nenek yaitu 0 yang
mempunyai genotif I0 I0. Semua keturunannya mempunyai
golongan darah 0 yang mempunyai genotif I0 I0 juga,
karena nenek dan kakek mempunyai golongan darah 0 yang homozigot. Kemudian ibu
saya yang mempunyai golongan darah 0 bergenotif I0 I0
menikah dengan bapak yang mempunyai golongan darah 0 bergenotif I0 I0,
sehingga semua keturunannya mempunyai golongan darah 0 yang mempunyai genotif I0
I0 juga. Sehingga kita bisa mengetahui silsilah golongan darah
keluarga kita.
Pada
pengamatan silsilah batasan rambut jidat (W) keluarga saya, diketahui bahwa
nenek dari pihak ibu mempunyai batasan rambut jidat bersifat resesif (ww)
menikah dengan kakek yang mempunyai batasan rambut jidat yang bersifat dominant
(WW) dan keturunannya ada yang mempunyai batasan rambut jidat bersifat resesif
(ww) dan bersifat dominant (WW). Ibu saya mempunyai batasan rambut bersifat
dominant (WW) menikah dengan bapak yang mempunyai batasan rambut bersifat
dominant (WW) juga, sehingga semua keturunannya mempunyai batasan rambut
bersifat dominant (WW). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut
diturunkan tetua kepada keturunannya.
Pada
pengamatan silsilah ujung lidah yang membulat dan tidak membulat (R) keluarga saya,
diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai ujung lidah bersifat resesif
(rr) menikah dengan kakek yang mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr),
sehingga semua keturunannya mempunyai ujung lidah tidak bisa membulat (bersifat
resesif rr). Pada kakek dari pihak bapak mempunyai ujung lidah bersifat dominan
(RR) menikah dengan nenek yang mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr),
sehingga keturunannya mempunyai ujung lidah tidak bisa membulat (bersifat
resesif rr) dan juga mempunyai ujung lidah yang tidak bisa membulat (rr). Ibu
saya mempunyai ujung lidah yang bersifat resesif (rr) menikah dengan bapak yang
mempunyai ujung lidah yang dapat membulat (RR), sehingga keturunannya yaitu
saya dan adik saya mempunyai ujung lidah yang tidak bisa membulat (rr).
Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada
keturunannya, dan dapat pula diketahui silsilahnya.
Pada
pengamatan silsilah bentuk cuping telinga (E) keluarga saya, diketahui bahwa
nenek dari pihak ibu mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE)
menikah dengan kakek yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant
(EE). Sehingga semua keturunannya mempunyai mempunyai bentuk cuping telinga
bersifat dominant (EE). Begitu pula dari pihak bapak, kakek mempunyai bentuk
cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan nenek yang mempunyai
bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Sehingga semua keturunannya
mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Kemudian ibu yang
mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan bapak
yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE), sehingga semua
keturunannya mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) pula.
Karena sifat fisik tersebut diturunkan dari tetua kepada keturunannya. Dengan
demikian kita bisa mengetahui dan menyusun silsilah sifat-sifat fisik dari
keluarga kita.
Dalam silsilah pedigree, kotak mewakili laki-laki dan
lingkaran mewakili perempuan. Garis horizontal menghubungkan pria dan wanita
merupakan kawin. Garis vertikal memanjang ke bawah dari beberapa mewakili
anak-anak mereka. Generasi berikutnya karena itu ditulis di bawah generasi
orang tua dan orang tertua yang ditemukan di bagian atas silsilah. Jika tujuan
dari silsilah adalah untuk menganalisis pola pewarisan sifat tertentu, adalah
kebiasaan untuk menaungi dalam simbol semua individu yang memiliki sifat ini.
Tujuan dari mempelajari analisis
pedigree yaitu Mempelajari tindak gen dari suatu sifat pada manusia berdasarkan
silsilah. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa gangguan genetik tertentu
terkait, dan bahkan bahwa orang tua dapat lulus pada kelemahan atau
kecenderungan genetik untuk penyakit tertentu dan penyakit untuk anak-anak
mereka dan cucu. Tetapi sejauh mana penyakit, penyakit dan gangguan, atau
bahkan kematian usia dipengaruhi oleh faktor keturunan sebagian besar tidak
diketahui. Charting silsilah kesehatan keluarga dapat membuat tren dan pola
dalam kesehatan keluarga lebih mudah untuk tempat, dan ini pada gilirannya
dapat membantu individu menjadi lebih sadar ancaman kesehatan yang
mereka dan anak-anak mereka mungkin lebih rentan. Hal ini tentu saja, dapat
menjadi kunci untuk mencegah masalah kesehatan dari yang pernah berkembang
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan mengenai penyusunan silsilah genetis manusia, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap sifat yang ada pada setiap tetua selalu diwariskan kepada
keturunannya, sifat yang diturunkan tetua selalu menghasilkan sifat yang sama
pada keturunannya walaupun sifatnya tidak sama persis dengan tetuanya, sifat yang
diwariskan kepada keturunannya selalu mengikuti pola-pola tertentu.baik berupa
fisik maupun psikologi, jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang bebeda,
maka keturunanya akan mengikuti salah satu dari tetuanya, jika perkawinan dua
tetua memiliki sifat yang sama, baik dominan ataupun resesif maka turunannya
akan sama sifatnya dari kedua tetuanya.
Sifat terpaut
kromosom seks adalah sifat yang diturunkan melalui kromosom seks, yaitu kromosom
X dan Y, karena Cuma anak laki-laki yang memiliki kromosom Y sedangkan
perempuan tidak memiliki kromosom Y. Jadi sifat yang terpaut kromosom seks akan
diturunkan bergantung dengan jenis kelamin, sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan
sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat yang tidak muncul
(tersembunyi) pada keturunanya karena dikalahkan oleh sifat pasanganya disebut
resesif.
Dengan pola
pewarisan tertentu telah di terlihat bahwa pola pewarisan sifat yang dominan
selalu diturunkan kepada keturunan nya dan selalu lebih besar. Sifat fisik yang
dominan hampir selalu muncul pada keturunannya. Kita mampu mengetahui dan
menyusun silsilah sifat sifat fisik dari keluarga kita berdasarkan teori dari
penuntun dan sifat dominan lah yang paling sring muncul, seperti yang jidat
membulat, ujung lidah membulat, rambut luruh dan lain lain. Pada pengamatan
golongan darah, golongan darah diturunkan juga oleh tetua kepada keturunannya
sesuai dengan genotif-genotif yang dimiliki oleh kedua tetua yang
menurunkannya.
4.2
Saran
Sebaiknya
diberikan contoh sifat lain yang dianalisis diagram silsilahnya, janganlah
monoton hanya kepada analisis pedigree karakter menggulung dan melipat lidah
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Biologi 3 SMA dan
MA untuk kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Crowder, L. V. 1997. Genetika
Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar