Minggu, 14 Juni 2015

Laporan Praktikum Genetika Acara 14 Menyusun Silsilah Genetis Manusia



Laporan Praktikum Genetika

Acara 14
Menyusun Silsilah Genetis Manusia


10807913_378345308998827_1726366733_n.jpg


Disusun Oleh :
Nama                           : Riski Meliya Ningsih
NPM                            : E1J014147
Hari/Tanggal                : Senin, 13 April 2015
Shift                             : Senin (10:00-12:00)
Kelompok                    : 3
Dosen Pembimbing     : Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As                          : Paulina Situmorang



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Dasar Teori
Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel menyilangkan kacang kapri. Karena berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotifnya diketahui atau ingin diketahui. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia.

Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan, bangsawan, untuk tujuan-tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun, apabila didalam silsilah itu didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita lebih dapat merunutkannya lebih mudah. Suatu kebetulan penyakit genetic yang diwariskan secara Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan Inggris, ialah keluarga keturunan Ratu Victoria. Penyakit menurun ini adalah penyakit Hemofilia yaitu kelainan genetis disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan daarh pada waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan menyebabkan kematian karena penderita kehabisan darah. Asal usul penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad 18) atau dari salah seorang ibu bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-menurun menurut garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara medis, sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita dilarang untuk melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan. (Penuntun, 2007)
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut meliputi fisik, fisiolosgis, dan psikologis. Didalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai adanya beberapa sifat fisik yang dominant. Sifat dominant hampir selalu muncul pada keturunannya, misalnya mata sipit, kulit gelap, rambut keriting. Umumnya, bangsa Asia Timur hingga Asia Tengah (Jepang, Cina) bermata sipit. Demikian pula halnya dengan kulit gelap, dan rambut keriting. Dikatakan bahwa sifat mata sipit, kulit gelap, dan rambut keriting merupakan sifat yang dominant. Beberapa sifat fisik lain yang diturunkan contohnya adalah bentuk daun telinga, alis mata , kumis, bulu dada, bentuk jari tangan, kegemukan, dll. Sifat-sifat tersebut merupakan warisan dari kedua orang tua. Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut. (Istamar Syamsuri, 2004:123)
Sebuah tes DNA silsilah meneliti pada DNA seseorang  nukleotida di lokasi tertentu untuk melihat silsilah genetik . Hasil tes tidak dimaksudkan untuk menentukan penyakit genetik tertentu atau gangguan mereka dimaksudkan hanya untuk memberikan informasi silsilah. Tes DNA silsilah umumnya melibatkan membandingkan hasil individu yang hidup untuk silsilah pada masa lampau. (Wikipedia )
Mempelajari genetika bukan merupakan hal yang mudah, karena meskipun manusia di seluruh muka bumi ini sangat banyak, namun jumlah anggota tiap keluarga umumnya sedikit. Selain  itu jangka waktu antara generasi cukup lama dan adanya faktor agama, moral, kode etik, yang tidak memungkinkan untuk membuat suatu persilangan atau perkawinan yang dikontrol seperti yang dilakukan Mendel pada kecang ercis .
Untuk mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit
Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan.
BAB II
METODOLOGI

2.1  Alat dan Bahan
Mengumpulkan data genetis (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.

2.2  Cara Kerja
Untuk praktikum ini kami membuat silsilah keluarga berdasarkan data keluarga masing-masing (kakek/nenek, Ayah/Ibu, saudara sekandung, bila mungkin lebih lengkap). Setelah itu mengestimasikan genotype keluarga masing-masing.



















BAB III
HASIL











 







Pedigree Golongan Darah












 







Pedigree Cuping Telinga

HASIL











 







Pedigree Batas Rambut











 







Pedigree Ujung Lidah Membulat atau Tidak





















BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengamatan silsilah golongan darah keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai golongan darah 0 yang mempunyai genotif I0 I0 dan kakek juga mempunyai golongan darah yang sama dengan nenek yaitu 0 yang mempunyai genotif I0 I0. Semua keturunannya mempunyai golongan darah 0 yang mempunyai genotif I0 I0 juga, karena nenek dan kakek mempunyai golongan darah 0 yang homozigot. Kemudian ibu saya yang mempunyai golongan darah 0 bergenotif I0 I0 menikah dengan bapak yang mempunyai golongan darah 0 bergenotif I0 I0, sehingga semua keturunannya mempunyai golongan darah 0 yang mempunyai genotif I0 I0 juga. Sehingga kita bisa mengetahui silsilah golongan darah keluarga kita.
Pada pengamatan silsilah batasan rambut jidat (W) keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai batasan rambut jidat bersifat resesif (ww) menikah dengan kakek yang mempunyai batasan rambut jidat yang bersifat dominant (WW) dan keturunannya ada yang mempunyai batasan rambut jidat bersifat resesif (ww) dan bersifat dominant (WW). Ibu saya mempunyai batasan rambut bersifat dominant (WW) menikah dengan bapak yang mempunyai batasan rambut bersifat dominant (WW) juga, sehingga semua keturunannya mempunyai batasan rambut bersifat dominant (WW). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya.
Pada pengamatan silsilah ujung lidah yang membulat dan tidak membulat (R) keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr) menikah dengan kakek yang mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr), sehingga semua keturunannya mempunyai ujung lidah tidak bisa membulat (bersifat resesif rr). Pada kakek dari pihak bapak mempunyai ujung lidah bersifat dominan (RR) menikah dengan nenek yang mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr), sehingga keturunannya mempunyai ujung lidah tidak bisa membulat (bersifat resesif rr) dan juga mempunyai ujung lidah yang tidak bisa membulat (rr). Ibu saya mempunyai ujung lidah yang bersifat resesif (rr) menikah dengan bapak yang mempunyai ujung lidah yang dapat membulat (RR), sehingga keturunannya yaitu saya dan adik saya mempunyai ujung lidah yang tidak bisa membulat (rr). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya, dan dapat pula diketahui silsilahnya.
Pada pengamatan silsilah bentuk cuping telinga (E) keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan kakek yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Sehingga semua keturunannya mempunyai mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Begitu pula dari pihak bapak, kakek mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan nenek yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Sehingga semua keturunannya mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Kemudian ibu yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan bapak yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE), sehingga semua keturunannya mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) pula. Karena sifat fisik tersebut diturunkan dari tetua kepada keturunannya. Dengan demikian kita bisa mengetahui dan menyusun silsilah sifat-sifat fisik dari keluarga kita.
Dalam silsilah pedigree, kotak mewakili laki-laki dan lingkaran mewakili perempuan. Garis horizontal menghubungkan pria dan wanita merupakan kawin. Garis vertikal memanjang ke bawah dari beberapa mewakili anak-anak mereka. Generasi berikutnya karena itu ditulis di bawah generasi orang tua dan orang tertua yang ditemukan di bagian atas silsilah. Jika tujuan dari silsilah adalah untuk menganalisis pola pewarisan sifat tertentu, adalah kebiasaan untuk menaungi dalam simbol semua individu yang memiliki sifat ini.
Tujuan dari mempelajari analisis pedigree yaitu Mempelajari tindak gen dari suatu sifat pada manusia berdasarkan silsilah. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa gangguan genetik tertentu terkait, dan bahkan bahwa orang tua dapat lulus pada kelemahan atau kecenderungan genetik untuk penyakit tertentu dan penyakit untuk anak-anak mereka dan cucu. Tetapi sejauh mana penyakit, penyakit dan gangguan, atau bahkan kematian usia dipengaruhi oleh faktor keturunan sebagian besar tidak diketahui. Charting silsilah kesehatan keluarga dapat membuat tren dan pola dalam kesehatan keluarga lebih mudah untuk tempat, dan ini pada gilirannya dapat membantu individu menjadi lebih sadar ancaman kesehatan yang mereka dan anak-anak mereka mungkin lebih rentan. Hal ini tentu saja, dapat menjadi kunci untuk mencegah masalah kesehatan dari yang pernah berkembang

BAB V
KESIMPULAN

4.1    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai penyusunan silsilah genetis manusia, maka dapat disimpulkan bahwa  setiap sifat yang ada pada setiap tetua selalu diwariskan kepada keturunannya, sifat yang diturunkan tetua selalu menghasilkan sifat yang sama pada keturunannya walaupun sifatnya tidak sama persis dengan tetuanya, sifat yang diwariskan kepada keturunannya selalu mengikuti pola-pola tertentu.baik berupa fisik maupun psikologi, jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang bebeda, maka keturunanya akan mengikuti salah satu dari tetuanya, jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang sama, baik dominan ataupun resesif maka turunannya akan sama sifatnya dari kedua tetuanya.
Sifat terpaut kromosom seks adalah sifat yang diturunkan melalui kromosom seks, yaitu kromosom X dan Y, karena Cuma anak laki-laki yang memiliki kromosom Y sedangkan perempuan tidak memiliki kromosom Y. Jadi sifat yang terpaut kromosom seks akan diturunkan bergantung dengan jenis kelamin, sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat yang tidak muncul (tersembunyi) pada keturunanya karena dikalahkan oleh sifat pasanganya disebut resesif.
Dengan pola pewarisan tertentu telah di terlihat bahwa pola pewarisan sifat yang dominan selalu diturunkan kepada keturunan nya dan selalu lebih besar. Sifat fisik yang dominan hampir selalu muncul pada keturunannya. Kita mampu mengetahui dan menyusun silsilah sifat sifat fisik dari keluarga kita berdasarkan teori dari penuntun dan sifat dominan lah yang paling sring muncul, seperti yang jidat membulat, ujung lidah membulat, rambut luruh dan lain lain. Pada pengamatan golongan darah, golongan darah diturunkan juga oleh tetua kepada keturunannya sesuai dengan genotif-genotif yang dimiliki oleh kedua tetua yang menurunkannya.

4.2    Saran
      Sebaiknya diberikan contoh sifat lain yang dianalisis diagram silsilahnya, janganlah monoton hanya kepada analisis pedigree karakter menggulung dan melipat lidah saja.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar