Laporan
Praktikum Genetika
Acara 12
Ekspresi gen

Disusun Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
Senin, 18 Mei 2015
Shift :
Senin (10:00-12:00)
Kelompok :
3
Dosen Pembimbing :
Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As :
Paulina Situmorang
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Gen
adalah segmen segmen DNA, bahwa DNA adalah suatu polimer yang terdiri dariempat
jenis monomer yang berbeda yang dinamkan nukleotida. Penurunan sifat sifat
herediter memiliki basisi molekuler yaitu raplikasi persis DNA, dan
menghasilkan salina salinan gen yangdapat diteruskan dari orang tua ke
keturunannya. DNA dari suatu sel eukarotik dibagi lagi menjadi kromosom di
dalam nucleus tersebut (Campbell, 2000).
Salah satu fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi
genetik adalah fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan
dan diferensiasi individu organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe
tertentu. Fenotipe organisme sangat ditentukan oleh hasil interaksi
protein-protein di dalam sel. Setiap protein tersusun dari sejumlah asam amino
dengan urutan tertentu, dan setiap asam amino pembentukannya disandi (dikode)
oleh urutan basa nitrogen di dalam molekul DNA. Rangkaian proses ini, mulai
dari DNA hingga terbentuknya asam amino, dikenal sebagaidogma sentral
genetika molekuler (Campbell, 2003).
Perubahan urutan basa di dalam molekul DNA menjadi urutan basa molekul RNA
dinamakan transkripsi, sedangkan penerjemahan urutan basa RNA menjadi urutan
asam amino suatu protein dinamakan translasi. Jadi, proses tanskripsi dan
translasi dapat dilihat sebagai tahap-tahap ekspresi urutan basa DNA. Namun,
tidak semua urutan basa DNA akan diekspresikan menjadi urutan asam amino.
Urutan basa DNA yang pada akhirnya menyandi urutan asam amino disebut sebagai
gen. Dengan demikian, secara kimia gen adalah urutan basa nitrogen tertentu
pada molekul DNA yang dapat dieskpresikan melalui tahap-tahap transkripsi dan
translasi menjadi urutan asam amino tertentu (Hasmar. 2009).
Di atas telah kita katakan bahwa sejumlah asam amino dengan urutan
(sekuens) tertentu akan menyusun sebuah molekul protein. Namun, setiap molekul
protein sendiri dapat dilihat sebagai gabungan beberapa subunit yang dinamakan
polipeptida.
Dalam perkembangan berikutnya, setelah diketahui bahwa sebagian besar enzim
tersusun dari beberapa polipetida, dan masing-masing polipeptida merupakan
produk gen yang berbeda, maka konsep terbaru tentang gen yang dianut hingga
kini adalah satu gen – satu polipeptida. Sebagai contoh, enzim triptofan
sintetase pada Escherichia coli terdiri atas dua buah polipeptida, yaitu
polipeptida α dan polipeptida β. Polipeptida α merupakan produk gen trpA,
sedangkan polipeptida β merupakan produk gen trpB (Ari.
2009).
Tahap pertama ekspresi gen adalah transkripsi atau sintesis molekul RNA
dari DNA (gen). Sintesis RNA mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan
sintesis DNA, yaitu:
1.
Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat.
Bedanya dengan sumber basa untuk DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang
tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi
tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang
diperlukan adalah adenosin, guanosin, sitidin, dan uridin.
2.
Adanya molekul cetakan berupa untai DNA. Dalam hal ini
hanya salah satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan
bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang
komplementer dengan urutan basa RNA hasil transkripsinya, dan disebut sebagai
pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa
sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.
3.
Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya
arah sintesis DNA.
4. Gugus 3’- OH
pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom
pirofosfat anorganik (PPi) (Kimball. 1994).
Tahap-tahap transkripsi
Transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter,
inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing akan dijelaskan sebagai
berikut.
1.
Enzim RNA polimerase mengikat untai DNA cetakan pada
suatu daerah yang mempunyai urutan basa tertentu sepanjang 20 hingga 200 basa.
Daerah ini dinamakan promoter.
2.
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA
polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat daerah promoter, yang
dinamakan tempat awal polimerisasi. Nukleosida trifosfat pertama akan
diletakkan di tempat ini dan sintesis RNA pun segera dimulai.
3.
Selama sintesis RNA berlangsung RNA polimerase
bergerak di sepanjang molekul DNA cetakan sambil menambahkan nukleotida demi
nukleotida kepada untai RNA yang sedang diperpanjang.
4.
Molekul RNA yang baru saja selesai disintesis, dan
juga enzim RNA polimerase, segera terlepas dari untai DNA cetakan begitu enzim
tersebut mencapai urutan basa pengakhir (terminasi) (Tjitrasam. 1983).
Transkripsi DNA menghasilkan molekul RNA yang kemudian akan mengalami
diferensiasi struktur sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kita mengenal tiga
macam RNA, yaitu
1.
RNA duta atau messenger RNA (mRNA), yang mempunyai
struktur linier kecuali bagian ujung terminasinya yang berbentuk batang dan
kala. Urutan basa yang dinamakan urutan penyandi (coding sequences) ini dibaca
tiga demi tiga.
2.
RNA pemindah atau transfer RNA (tRNA), yang
strukturnya mengalami modifikasi hingga berbentuk seperti daun semanggi. Pada
salah satu kalanya, tRNA membawa tiga buah basa yang komplemeter dengan triplet
kodon pada mRNA. Ketiga basa ini dinamakan antikodon. Sementara itu, pada ujung
3’-nya terdapat tempat pengikatan asam amino tertentu.
3.
RNA ribosomal atau ribosomal RNA (rRNA), yang
strukturnya merupakan bagian struktur ribosom. Molekul rRNA, dan juga tRNA,
dapat dikatakan sebagai RNA struktural dan tidak ditranslasi menjadi asam
amino/protein. Akan tetapi, mereka adalah bagian mesin sel yang menyintesis
protein (Ari. 2009).
Translasi
Bila dibandingkan dengan transkripsi, translasi merupakan proses yang lebih
rumit karena melibatkan fungsi berbagai makromolekul. Oleh karena kebanyakan di
antara makromolekul ini terdapat dalam jumlah besar di dalam sel, maka sistem
translasi menjadi bagian utama mesin metabolisme pada tiap sel.
Translasi, atau pada hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam
ribosom, suatu struktur organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma. Molekul
mRNA ditranslasi dengan arah 5’→ 3’, tetapi tidak dari ujung 5’ hingga ujung
3’. Polipeptida disintesis dari ujung amino ke ujung karboksil dengan
menambahkan asam-asam amino satu demi satu ke ujung karboksil (Campbell,
2000).
Kode genetik
Penetapan triplet kodon pada mRNA sebagai pembawa informasi genetik atau kode
genetik yang akan menyandi pembentukan suatu asam amino tertentu berawal dari
pemikiran bahwa macam basa nitrogen jauh lebih sedikit dari pada macam asam
amino. Basa nitrogen pada mRNA hanya ada empat macam, sedangkan asam amino ada
20 macam. Oleh karena itu, jelas tidak mungkin tiap asam amino disandi oleh
satu basa. Begitu juga, kombinasi dua basa hanya akan menghasilkan 42 atau 16
macam duplet, masih lebih sedikit daripada macam amino yang ada. Kombinasi tiga
basa akan menghasilkan 43 atau 64 triplet, melebihi jumlah macam asam amino.
Dalam hal ini, satu macam asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu macam
triplet kodon.
Basa I (5’)
|
Basa II
|
Basa III (3’)
|
|||
U
|
C
|
A
|
G
|
U
|
|
U
|
Phe
|
Ser
|
Tyr
|
Cys
|
|
Phe
|
Ser
|
Tyr
|
Cys
|
C
|
|
Leu
|
Ser
|
Stop
|
Stop
|
A
|
|
Leu
|
Ser
|
Stop
|
Trp
|
G
|
|
C
|
Leu
|
Pro
|
His
|
Arg
|
U
|
Leu
|
Pro
|
His
|
Arg
|
C
|
|
Leu
|
Pro
|
Gln
|
Arg
|
A
|
|
Leu
|
Pro
|
Gln
|
Arg
|
G
|
|
A
|
Ile
|
Thr
|
Asn
|
Ser
|
U
|
Ile
|
Thr
|
Asn
|
Ser
|
C
|
|
Ile
|
Thr
|
Lys
|
Arg
|
A
|
|
Met
|
Thr
|
Lys
|
Arg
|
G
|
|
G
|
Val
|
Ala
|
Asp
|
Gly
|
U
|
Val
|
Ala
|
Asp
|
Gly
|
C
|
|
Val
|
Ala
|
Glu
|
Gly
|
A
|
|
Val
|
Ala
|
Glu
|
Gly
|
G
|
Tabel Kode genetik
Keterangan :
phe =
fenilalanin ser = serin his = histidin glu = asam glutamat
leu = leusin pro = prolin gln = glutamin cys = sistein
ile = isoleusin thr = treonin asn = asparagin trp = triptofan
met = metionin ala = alanin lys = lisin arg = arginin
val = valin tyr = tirosin asp = asam aspartat gly = glisin
leu = leusin pro = prolin gln = glutamin cys = sistein
ile = isoleusin thr = treonin asn = asparagin trp = triptofan
met = metionin ala = alanin lys = lisin arg = arginin
val = valin tyr = tirosin asp = asam aspartat gly = glisin
(Kimball. 1994)
1.2
Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui
ekspresi yang diakibatkan oleh gen-gen yang melibatkan sinsetis protein.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
1.
OHP
2.
Laptop
3.
ATK
2.2 Cara Kerja
Cara kerja untuk praktikum kali ini
adalah dengan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh dosen pembimbing, dan
mengerjakan soal-soal yang telah disediakannya sebagai lembar kerja praktikum
sepentara untuk praktikum mengenai ekspresi gen ini.
BAB III
HASIL
Koding : T-A-C-T-T-T-T-A-C-G-C-G
1. Templet : A-T-G-A-A-A-A-T-G-C-G-C
2. mRNA : U-A-C-U-U-U-U-A-C-G-C-G
3. Start
kodon
4. Metionin
5. Stop
kodon
6. Tir-Gli-Sis
7. His-Arg-Val
8. UAC
UUU UAC GCG = Tidak ada start kodon
9. Tyr-Phe-Tyr-Ala
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam
praktikum kali ini praktikan memperhatikan penyampaian materi yang disampaikan
oleh dosen pengampu lewat laptop dan OHP yang di gunakan dan dipaparkan ke
dinding. Setelah pemaparan para praktikanmengerjakan soal yang diberikan dengan
koding yang sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu. Untuk kelompok kami
menggunakan koding T-A-C-T-T-T-T-A-C-G-C-G lalu membuat templetnya sesuai
koding yang telah ditentukan yaitu A-T-G-A-A-A-A-T-G-C-G-C. Setelah kami menentukan tempelate
berdasakan koding masing-masing, kami menentukan mRNA-nya yaitu U-A-C-U-U-U-U-A-C-G-C-G .
Kemudian
kami menentukan apakah AUG adalah start kodon atau bukan, dan jawabannya adalah
start kodon dan menghasilkan protein metionin. Lalu kami menentukan macam-macam
stop kodon yaitu UAA, UAG dan UGA.
Lalu
berdasarkan materi yang telah diajarkan dikelas, kami menentukan kode protein
yang di koding dari triplet basa yaitu ACG-UAG-GCA yaitu protein yang terbentuk
adalah Treonine-Stop Kodon-Alanine. Dan juga untuk koding CAU-CGG-GUA yaitu
protein yang terbentuk adalah Hiktidin-Arghinine-Valine.
Dan
terakhir kami menentukan apakah ada stop kodon dan atau start kodong yang
didapat dari masing-masing mRNA yang didapatkan oleh masing-masing kelompok
tadi. Sedangkan di dalam kelompok kami yang menghasilkan mRNA yaitu U-A-C-U-U-U-U-A-C-G-C-G yang jika membentuk triplet basa
menjadi UAC-UUU-UAC-GCG tidak menghasilkan start kodong dan
ataupun stop kodon, namun membentuk protein
Tirosine-Phenilalanine-Tirosine-Alanine.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali
ini ialah praktikan dapat mengetahui ekspresi-ekspresi yang diakibatkan oleh
penerjemahan kodon genetik dan protein apa-apa saja yang dimunculkan oleh basa
triplet yang telah di rubah dari DNA menjadi RNA dan akhirnya dapat
menerjemahkan kode tersebut menjadi protein.
5.2 Saran
Kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu serta pihak-pihak yang membantu terselesainya laporan
ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan kami mengharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya laporan ini
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2000. Biologi
Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga: Jakarta
____________. 2003. Biologi.
Erlangga: Jakarta
Kimball, Jhon W. 1994. Biologi Jilid II. Erlangga: Jakarta
Rusmendro, Hasmar.
2009. Penuntun Praktikum Genetika
Tumbuhan. Fakultas
Biologi Universitas Nasional: Jakarta
Biologi Universitas Nasional: Jakarta
Sulistyorini, Ari.
2009. Biologi 1. Balai Pustaka: Jakarta
Tjitrasam. 1983. Botani umum I. Angkasa:
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar