Jumat, 12 Juni 2015

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI




LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI
ACARA 1
PENGENALAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN
(SAPROTAN)

                                                                             
Disusun Oleh :
Nama                           : Riski Meliya Ningsih
NPM                            : E1J014147
Hari/Tanggal                : Kamis, 26 Februari 2015
Dosen Pembimbing     : Ir. Edhi Turmudi, M.S.
Coas                             : Meko Gustian
                                    



LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pengembangan teknologi pada sistem pertanian konvensional tidak berbasis sumber daya lokal. Petani yang menjadi pemakai. Setelah besusah payanh selama beberapa generasi petani mengembangkan benih dari proses bercocok tanamannya, benih tersebut diotak atik secara revolusioner oleh para pendukung revolusi hijau sehingga lahirlah benih-benih hibrida dan benih-benih yang mengalami modifikasi genetika. Benih-benih tersebut tidak boleh dan tidak bisa di perbanyak oleh petani karena didukung oleh seperangkat undangan-undangan yang mengatur hak paten.
Tantangan pengembangan pertanian oerganik saat ini adalah industrialisasi sarana produksi pertanian orgsnik tidak berbasis sumber daya lokal, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya sosial, sumber daya keuangan maupun sumber daya infrastruktur yang dimiliki  petani

Dalam memasyarakatkan pengelolahan hara terpadu dilaksanakan dengan mengkombinasikan penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik. Tetapi perlu dikaji lebih mendalam kombinasi yang tepat penggunaan hara yang bersal dari dua sumber yang berbeda, berdasarkan jenis tanaman dan sistem pertanaman dengan memperhatikan kondisi agroekosistem setempat. Diperlukan penelitian kebutuhan bahan organik secara kuantitatif dan berbagai sumber dengan memperhatikan kualitas tanah. Penamabahan tersebut harus mempertimbangkan pengembangan jangka pendek atau  jangka panjang dengan memperhitungkan potensi produksi tanaman. Pengolahan hara terpadu harus dibawa ke dalam upaya pengelolahan hara yang berkelanjutan, yang secara ekonomi menguntungkan dan merupakan teknologi  berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

1.2    Tujuan
1.    Mahasiswa dapat mendeskripsikan karakteristik sebagai jenis sarana produksi pertanian (saprotan)
2.    Mahasiswa dapat memilih dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertanian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain sampai dengan proses pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana  produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik. Sarana produksi pertanian terdiri dari  bahan yang meliputi, benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, obat-obatan, dan  peralatan lain yang digunakan untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana-sarana tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman.
Sarana produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, obat-obatan, dan peralatan lain yang digunakan untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana-sarana tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman. Macam-macam srana produksi antara lain: benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, dan inokulan.
Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Benih merupakan bentuk tanaman yang masih dalam keadaan terkekang. Benih merupakan komponen agronomi dan komponen penting didalam pengelolaan lapanagan produksi sebagai komponen, masalah benih berorientasi kepada penerapan kaidak-kaidah ilmiah.
Pupuk adalah senyawa yang mengandung unsur hara yang dibeikan pada tanaman dengan dosis tertentu. Bagian yang tidak mengandung unsur haraa tersebut akan menurunkan kadar hara dalam pupuk tersebut
Pupuk alam, ada 3 antara  lain:
1.      Pupuk kandang, pupuk yang berasal dari kotoran hewan
2.      Pupuk kompos, campuran dari rumput-rumput pasar atau kumpulan dari dedaunan yang telah gugur dan busuk
3.      Pupuk hijau, pupuk yang berasal dari tanaman hijau, terutama dari tanaman yang berbunga.



Pupuk buatan, ada 2, yaitu :
1.      Pupuk tunggal, yaitu pupuk ini hanya mengandung satu macam unsur saja. Yang termasuk pupuk tunggal adalah Z.A, TSP, ZK, dan DS. Urea, hanya mengandung unsur nitrogen. TSP hanya mengandung unsur fosfat. ZK, hanya mengandung kalium.
2.      Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur, seperti NPK dan DAP. NPK mengandung tiga unsur, yaitu nitrogen, fosfat,dan kalium. DAP mengandung dua unsur, yaitu nitrogen dan fosfat.
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik yang bukan hara, dalam jumlah sedikit dapat mendorong pertumbuhan tanaman.  Penggunaan zat pengatur tumbuh dapat menghemat biaya produksi karena digunakan dalam taksiran (dosis) rendah.Beberapa zat pengatur tumbuh dan hormon yang sudah kita kenal ada 5, yaitu  auksin, giberalin, sitokinin, asam absisat, dan etilen.
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama.  Kata pestisida berasal dari kata pest meliputi hama penyakit secara luas dan kata sida berasal dari kata ceado yang artinya membunuh.Penggunaan pestisida dalam pertanian telah menunjukan kemampuannya didalam menanggulangi atau mengurangi merosotnya hasil akibat serangan hama dan penyakit. Berdasarkan kegunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
1.      Insektisida untuk mengendalikan hama serangga,
2.      Rodentisida untuk mengendalikan tikus,
3.      Fungisida untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan cendawan
4.      Bakterisida untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan bakteri,
5.      Herbisida untuk mengendalikan gulma atau tanaman pengganggu








BAB III
METODOLOGI

3.1   Alat dan Bahan
Alat
Bahhan
1.  Cangkul
2.  Parang
3.  Sabit
4.  Handprayer
5.  Meteran
1.     Benih jagung
2.     Benih tomat
3.     Benih kacang panjang
4.     Benih bayam
5.     Benih cabe
1.     SP36
2.     KCl
3.     Urea-subsidi
4.     Urea-nonsubsidi
5.     Gadasil B
1.     Bakterisida
2.     ZPT
3.     Fungisida
4.     Insektisida
5.     Herbisida

3.2  Cara Kerja
Praktikum dilaksanakan dalam bentuk observasi deskriptif terhadap saprotan sebagai objek pengamatan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap praktikan. Objek yang diamati berupa beberapa jenis alat pertanian dan bahan-bahan saprodi yang tersedia di laboratorium agronomi. Pelaksanaannya:
1.    Menyiapkan kertas, membuat tabel pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan. Menulis identitas praktikum pada lembar kertas tersebut.
2.    Mengambil objek pengamatan yang utuh dari seluruh objek yang telah dipersisapkan
3.    Mengamati secara seksama karakteristik objek pengamatan
4.    Melakukan pencatatan/gambar secara tepat, lengkap dan sistematis terhadap informasi yang diketahui dari objek tersebut
5.    Merapikan kembali ruang dan meja yang telah digunakan untuk praktikum
6.    Mengumpulkan gambar dan pengamatan ke co.asisten sebagai laporan setelah praktikum hari yang bersangkutan






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Tabel Benih
No
Nama
Bentuk
Warna
Ukuran
Kegunaan
1
Benih jagung
Bulat, pipih
Kuning
Besar
Sebagai benih
2
Benih tomat
Bulat, pipih
Abu-abu
Kecil
Sebagai benih
3
Benih kacang panjang
Oval, panjang
Merah
Besar
Sebagai benih
4
Benih bayam
Bulat, kecil
Hitam
Kecil
Sebagai benih
5
Benih cabe
Bulat, pipih
Coklat
Kecil
Sebagai benih

B. Tabel Pupuk
No
Nama/Jenis
Bentuk
Warna
Kandungan
Kegunaan
1
SP36
Bulat
Abu-abu
P2O5

memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji.

2
Urea-nonsubsidi
Bulat
Putih
CO(NH2)2

membantu pertumbuhan tanaman

3
Urea-subsidi
Kristal
Merah muda
4
KCl
Kristal
Jingga
K2O
Memperkuat tumbuh tegak tanaman.
5
Gadasil B
Bulat
Biru
N, MgSO4, P2O5, K2O.
menunjang pembentukan tunas bunga





C. Tabel Pestisida
No
Nama/Jenis
Nama Dagang
Bentuk
Bahn Aktif
Warna
Kegunaan
1
Bakterisida
Agrept 20 WP
Bubuk
Streptomisin Sulfat
Putih
Pengendali layu
2
ZPT
Ethrel
Cair
Etefon 480 g/e
Bening
Zat pengatur tumbuh
3
Fungisida
Dikhane m-45
Bubuk
Mankozep 80%
Kuning
Pengendali penyakit
4
Insektisida
Crowen 113 EC
Cair
Cypermhetrium
Kuning
Pengendali hama
5
Herbisida
Dual 500 EC
Cair
Mekolaktor
Hitam
Pembasmi gulma

D. Tabel Alat
No.
Nama
Bahan
Kegunaan
1
Cangkul
Besi
Mengolah tanah
2
Parang
Besi
Menebas rumput
3
Sabit
Besi
Merumput
4
Handprayer
Plasti/besi
Menyemprot
5
Meteran
Plastik/tembaga
Mengukur

4.2 Pembahasan
A. Benih
Menurut Sutarno dkk (1997) secara teknologi dikenal benih yang bersifat ortodoks dan rekalsitran. Benih ortodoks tidak mati walaupun dikeringkan sampai kadar air yang relatif sangat rendah dengan cara pengeringan cepat dan juga tidak mati kalau benih itu disimpan dalam keadaan suhu yang relatif rendah. Contoh benih yang bersifat ortodoks antara lain adalah benih Acacia mangium Wild (Akasia), Dalbergialatifolia Roxb (sonobrit), Eucalyptus urophylla S.T (ampupu), Eucalyptus deglupta Blume (leda), Gmelina arborea Linn (gmelina), Paraserianthes falcataria Folsberg(sengon), Pinus mercusii Jung et de Vriese (tusam), dan Santalum album (cendana). Benih yang bersifat rekalsitran, akan mati kalau kadar airnya diturunkan sebelum mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang bersuhu rendah. Contoh benih ini adalah Agathis lorantifolia Salisb (dammar), Diosypros celebica Back (eboni), Hevea brasiliensis Aublet (Kayu karet), Macadamia hildenbrandii Steen (makadame), Shorecompressa, Shorea seminis V.SI.  Dibawah ini adalah contoh-contoh benih yang digunakan dalam praktikum:
Benih Jagung
Benih Tomat
Benih Kacang Panjang

Benih Bayam

Benih Cabe




B. Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau anorganik ( mineral ). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan tumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos
Pupuk berdasarkan sumber bahan, dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk  buatan (Ing. fertilizer ). Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif. Pupuk berdasarkan bentuk fisik dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman. Pupuk berdasarkan kandungannya terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk  paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.
Dibawah ini adalah beberapa jenis pupuk yang digunakan dalam praktikum:
SP 36

Urea-nonsubsidi
Urea-subsidi
KCl

Gadasil B




C. Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun". Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa :
·         Insektisida (serangga)
·         Fungisida (fungi/jamur)
·         Rodentisida (hewan pengerat/Rodentia)
·         Herbisida (gulma)
·         Akarisida (tungau)
·         Bakterisida (bakteri)
Dibawah ini adalah beberapa jenis pestisida yang digunakan dalam praktikum:
Bakterisida
ZPT

Fungisida
Insektisida
Herbisida

D. Alat
Alat saprodi adalah alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan sebagai alat pendukung dalam menjalankan tahapan pelaksanaan usaha pertanian.Alat saprotan yang kami deskripsikan yaitu cangkul dan alat penyemprot tanaman.Cangkul berfungsi untuk membantu pengolahan lahan, berwujud padat dan komponen unsur utamanya adalah kayu dan besi.Sedangkan alat penyemprot tanaman digunakan untuk menyemprot pestisida, berwujud padat, dan komponen unsur utamanya adalah plastik dan besi.
Dibawah ini adalah beberapa jenis pestisida yang digunakan dalam praktikum:
Cangkul
Parang

Sabit

Handprayer
Meteran



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan
Sarana produksi dalam pertanian terdiri dari alat-alat pertanian, pupuk dan pestisida, dimana alat-alat pertanian untuk mengelolah lahan dan tanaman digunakan alat-alat seperti cangkul, parang babat, arit dan traktor. Dengan sistem pengelolahan  lahan  dengan baik dan benar akan memperoleh hasil yang lebih bagus. Pupuk juga sangat diperlukan juga untuk pertumbuhan tanaman karena akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di berikan akan membuat tanaman lebih subur lagi. Pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, dengan menggunakan pestisida yang berlebihan maka akan membuat tanaman mati dan hama tananman menjadi resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya.
Benih adalah biji yang terpilih yang digunakan untuk perkembangbiakan atau untuk produksi biji selanjutnya. Pupuk adalah senyawa yang mengandung unsur hara yang diberikantanaman dengan dosis tertentu. Zat pengatur tumbuh adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracunyang bisa digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman, misalnya untuk merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhanvegetatif, mematikan cabang yang tidak dikehendaki dan lain sebagainya. Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk pemberantasan hamadan penyakit.
      
5.2 Saran
Berikan pengetahuan kepada praktikan secara praktek, macam-macam pupuk dan cara pengolahannya, bagaimana penggunaan pestisida itu secara tepat, dan bagian-bagian manakah yang terdapat pada tumbuhan zat pengatur tumbuh itu terdapat.






DAFTAR PUSTAKA

Djakfar, Z.R, dkk.  1990.  Dasar-dasar Agronomi.  BKS-B USAID: Palembang.
Mugnisiah, Wahyu Qamara.1994. Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan      Teknologi Benih. Rajawali Pers: Jakarta.
Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius: Yogyakarta.
Sostro Sudirja,Suroso. 1979. Ilmu Pemupukan. Yasagun : Jakarta
Sutejo, Mul Mulyani. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara : Jakarta.
Ukaya, Awan. “Artikel Tentang Pupuk”. 03 Maret 2015. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/pestisida-yang-ramah-lingkungan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar