LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ACARA 8
EKOLOGI

Disusun
Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
C1/ Kamis, 4 Desember 2014
Dosen Pembimbing :
Marulak Simarmata, Ph.D
Co-As :
Kas Andika Putri
Reni Andista
LABORATORIUM
AGRONOMI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ekologi adalah
suatu studi yang membicarakan hubungan
atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup
lain nya atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan limngkungan
fisik sekitarnya. Ekologi mengkaji interakksi antar komponen pada tingkat
individu sampai bioma. Komponen penyusun ekologi adalah komponen biotik dan
abiotik, komponen abiotik ada dua macam yaitu ada yang bersifat makanis dan
kimiawi.
Ekologi
merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun
70-an. Akan tetapi, ekologi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda
tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi
dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi
dan botani
yang menggambarkan bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan
manusia
dan tingkat tropik.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada
komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi
berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengamati secara langsung berbagai
macam komunitas dan menentukan struktur komunitas pada habitat yang diteliti.
2. Mahasiswa
dapat menginterpretasikan hubungan antara sesama faktor biotik dan faktor
biotik dengan faktor abiotiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi
berasal dari dua akar kata Yunani (oikos = rumah dan Logos=ilmu), sehingga
secara harfiah bisa diartikan sebagai kajian organisme hidup dalam rumahnya.
Secara lebih formal ekologi didefenisikan sebagai kajian yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungan fisik dan biotik secara menyeluruh. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik). (Hasmar : 2003)
Secara lebih formal ekologi didefenisikan sebagai kajian yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungan fisik dan biotik secara menyeluruh. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik). (Hasmar : 2003)
Dalam
suatu ekosistem organisme-organisme
saling berinteraksi satu sama lain, dan juga berinteraksi dengan
unsur-unsur abiotik yang ada di sekelilingnya. Jadi organisme-organisme dan
komponen-komponen fisik lingkungan menyusun sebuah ekosistem atau sistem
ekologi. Komponen yang hidup, tumbuhan dan hewan, membentuk lingkungan biotik
sedang komponen-komponen fisik merupakan lingkungan abiotik.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak
memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia,
fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di
bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi
untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas. (Hasmar
: 2009)
Komponen utama dalam ekosistem adalah sebagai berikut :
1.
Komponen biotik
Komponen biotik adalah komponen hidup yang meliputi
semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem,
tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan
mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Komponen biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan
saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan. (Neil, 2009)
2.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
a.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis
organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b.
Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan
dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia,
air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi
bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya
tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e.
Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang
hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan
kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung me menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu
hidup pada garis lintang tertentu saja. (Ari, 2009)
v Komunitas tumbuhan
Sebuah komunitas
tumbuhan mengacu pada jenis tanaman yang terkait yang membentuk vegetasi
alam tempat apapun. Sebagai contoh, hutan midlatitude terdiri dari sebuah
komunitas pohon, semak, pakis, rumput, dan tumbuh-tumbuhan berbunga. komunitas
Plant menyediakan habitat untuk hewan dan signifikan mengubah lingkungan
setempat. Tanaman mempengaruhi masyarakat, jenis tanah ketika bahan organik
terurai menjadi tanah mengubah retensi kelembaban tanah, kapasitas infiltrasi,
struktur tanah dan kimia tanah. Pohon peneduh lantai hutan, mengurangi insiden
radiasi matahari dan menurunkan suhu dari kedua tanah dan udara. Mengurangi
insiden cahaya menurun evaporasi menjaga kelembaban tanah di bawah tajuk hutan.
Dampak mempengaruhi habitat hewan dan keragaman spesies hewan yang terkait
dengan komunitas tumbuhan. (Kimball : 1994)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
·
Meteran
·
Tali rafia
·
Thermometer
·
Higrometer
·
Kertas LKP
·
pH meter
3.2 Prosedur Kerja
A. Faktor
Biotik
Membuat
petak kuadrat berukuran 1 m x1 m, 4 m x 4 m, 10 m x 10 m pada lokasi yang telah ditentukan disekitar
kampus Universitas Bengkulu dengan menggunakan tali rafia. Melakukan pengamatan
pada ekosistem yang sudah dipetak dengan mecatat semua jenis vegetasi yang
terdapat pada petakan percobaan, mulai tumbuhan yang paling rendah hingga yang
paling tinggi. Apabila jumlah setiap spesies tidak bisa dihitung secara
langsung, maka dilakukan estimasi sesuai dengan ukuran petak yang paling kecil
yaitu 1 m x 1 m. Apabila spesimennya tidak dapat diketahui dilapangan maka
diambilah spesimennya untuk diidentifikasi di laboratoriun, atauu tanyanyak
pada ahli taxonomi.
Tabel pengamatan :
No
|
Jenis
Vegetasi
|
Deskripsi
Vegetasi
|
Famili
|
Kerapatan
1m x 1m
|
Kerapatan
4m x 4m
|
Kerapatan
10m x 10m
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
Contoh petak sampel:
|
10m
x 10m
|
![]() |
B. Faktor
Abiotik
Faktor
abiotik yang diukur meliputi faktor udara (suhu dan kelembaban) dan faktor
tanah (suhu, kadar air, dan pH tanah). Suhu udara dapat diukur dengan
thermometer, sedangkan kelembaban udara dapat diukur dengan hygrometer. Untuk
mengukur faktor abiotik tanah cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1)
Suhu Tanah
Memasukkan
termometer kedalam tanah sampai mencapai kedalaman 10 cm dengan bantuan
sebatang besi atau kayu.Membiarkan termometer tersebut beberapa menit ,setelah
itu melihat suhu tanah pada skala termometer dan mencatatnya.
2)
Kelembaban Udara
Menetesi
bagian-bagian berlubang pada ujung hygrometer kemudian memutar hygrometer
setinggi badan selama ± 5 menit.Mencatat angka kering dan angka basah pada
hygrometer,mencocokkan pada tabel.
3)
Ph Tanah
Memasukkan
ph tanah kedalam tanah kira-kira 5 cm
dan membiarkan ph tersebut beberapa menit,setelah itu melihat berapa
besar ph tanah nya lalu mencatat nya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a.
Faktor Biotik
No
|
Jenis
Vegetasi
|
Deskripsi
Vegetasi
|
Famili
|
Kerapatan
1m x 1m
|
Kerapatan
4m x 4m
|
Kerapatan
10m x 10m
|
1
|
Alang-alang
|
Semak
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
2
|
Rumput
Teki
|
Semak
|
Cyperaceae
|
ü
|
|
ü
|
3
|
Jambu
Biji
|
Pohon
|
|
ü
|
ü
|
|
4
|
Kopi
|
Pohon
|
|
|
ü
|
|
5
|
Mangga
|
Pohon
|
Anacardiaceae
|
|
|
ü
|
6
|
Jati
|
Pohon
|
Verbenaceae
|
|
|
ü
|
7
|
Jeruk
|
Pohon
|
|
|
ü
|
|
8
|
Manggis
|
Semak
|
|
|
ü
|
b. Faktor
Abiotik
Faktor Abiotik
|
Ukuran
|
||
1 x 1 m
|
4 x 4 m
|
10 x 10 m
|
|
Suhu
Tanah
|
28,30C
|
28,40C
|
28,60C
|
Kelembapan
Udara
|
![]() |
73%
|
![]() |
pH
Tanah
|
5,9
|
5,9
|
6,1
|
4.2 Pembahasan
a) Alang-alang
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas :
Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica (L.) Beauv
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica (L.) Beauv
Imperata cylindrica atau yang dsering disebut sebagai
alang-alang merupakan jenis tanaman rumput yang sering tumbuh liar pada
lahan-lahan kosong. Alang-alang tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 30 –
180cm. Alang-alang memiliki batang berbentuk silindis dengan diameter 2-3mm dan
memiliki ruas ruas.memiliki daun berbentuk pita dengan panjang yang dapat
mencapai 12-18cm dan lebar 2-5cm. alang-alang memiliki bunga berbentuk majemuk
berbentuk bulir (spica) dan bertangkai panjang. Buah pada alang-alang berbentuk
biji yang memiliki pajang ±1mm dan berwarna cokelat tua.
b) Rumput
Teki
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Rumput teki mempunyai batang segitiga hidup sepanjang
tahun karena ketinggian 10 – 75 cm bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak
di ujung tangkai dengan tiga tunas helaian benang sari berwarna kuning jernih,
membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu payung. Pada
rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna
coklat atau hitam dalamnya berwarna putih kemerahan. Umbinya berumpun dan
bentuknya bulat telur sebesar kacang tanah sampai beberapa cm. Rasanya sepat
kepahit-pahitan dan baunya wangi.
c) Jambu
Biji
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium
guajava L.
Pohon
jambu biji batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, berwarna coklat
kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda
berambut halus, permukaan atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung
tumpul, pangkal membulat, tepi rat agak melekuk ke atas, pertulangan
menyirip, panjang 6 sampai 12 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm. Bunga tunggal,
bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1 sampai 3 bunga, berwarna
putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau
sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak,
berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul
ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan.
d) Kopi
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : angeospermae
Kelas : dicotiledónea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Sp
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : angeospermae
Kelas : dicotiledónea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Sp
Menurut Bridson dan Vercourt
pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua genus yakni Coffea dan Psilanthus.
Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus
Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara itu subgenus Baracoffea terdiri dari
7 spesies. Tanaman kopi merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) dan
memiliki akar tunggang. Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh
ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh
akar rambut, bulu-bulu akar dan tudung akar. Tudung akar berfungsi untuk
melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah
e) Mangga
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.
Mangga dikenal sebagai tanaman tingkat tinggi. Tanaman
ini digolongkan kedalam kelompok arboreus karena memiliki batang dengan
ketinggian diatas 5 meter. Struktur batang umumnya besar. Tumbuh tegak dan
bercabang dengan ketinggian pohon bisa mencapai 40 meter. Batang
memiliki kulit tebal dengan tekstur kasar, warna kulit batang umumnya coklat
keabuan, kelabu tua hingga hitam. Terdapat banyak celah-celah kecil serta sisik
yang merupakan bekas tepat tumbuhnya daun. Akar tumbuh memanjang dan
bercabang-cabang dengan panjang bisa mencapai 6 meter. Termasuk
kedalam tumbuhan berdaun tunggal, daun tumbuh lebat dan tersebar disetiap
batang. Secara umum daun mangga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang
tangkai daun antara 1-1,25 cm. Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas
terdapat alur. Posisi daun pada batang umumnya berjarak 3/8 dan semakin
ujung batang posisinya makin berdekatan. Helai daun berbentuk jorong hingga linset.
Tekstur daun agak liat, warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan.
f) Jati
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Sub Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Dycotyledoneae
Ordo :
Verbenales
Famili :
Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona
grandis L
Secara morfologis, tanaman jati memiliki tinggi yang
dapat mencapai sekitar 30 – 45 m. Dengan pemangkasan, batang yang bebas cabang
dapat mencapai antara 15 – 20 cm. Diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit
kayu kasar, berwarna kecoklatan atau abu-abu yang mudah terkelupas.
Percabanganjauh dari batang utama. Pangkal batang berakar papan pendek dan
bercabang sekitar empat. Tata daun berbentuk opposite dengan bentuk daun besar
membulat seperti jantung, berukuran panjang 20-50 cm dan tebal 15-40 cm. Ujung
daun meruncing, pangkal daun tumpul dan tepi daun bergelombang. Permukaan atas
daun kasar sedangkan permukaan bawah daun berbulu. Pertulangan daun menyirip.
Tangkai daun pendek dan mudah patah serta tidak memiliki daun penumpu (Stipule).
Tajuk tidak beraturan. Daun muda (Petiola) berwarna hijau kecoklatn, sedangkan
daun tua berwarna hijau tua keabu abuan.
g) Jeruk
Kingdom
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia (Cristm.) Swingle
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia (Cristm.) Swingle
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk.
Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan
ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri,
dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya
majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi
beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan
tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Kelopak
bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama
putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota
berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan
lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih.
h) Manggis
Regnum :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Anak divisio : Angiospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Familia : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
Divisio : Magnoliophyta
Anak divisio : Angiospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Familia : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
Manggis bersifat apomiksis obligat, biji tidak berasal dari
fertilisasi dan diduga mempunyai keanekaragaman genetik sempit, sehingga
diperkirakan manggis di alam hanya satu klon dan sifatnya sama dengan induknya.
Kenyataan di lapang menunjukkan adanya keanekaragaman tanaman manggis yang
mungkin disebabkan faktor lingkungan mau pun faktor genetik akibat mutasi alami
sejalan dengan sejarah tanaman manggis yang telah berumur ribuan tahun.
Sifat kimia dari permukaan bawah kulit manggis terdiri dari
berbagai polifenol, termasuk xanthones dan tanin yang menjamin astringent dapat
menghambat perhatian serangga, jamur, virus tanaman, bakteri dan pemangsa
hewan, pada saat buah belum matang. Perubahan warna dan pelunakan kulit menjadi
proses alami yang menunjukkan pematangan buah dapat dimakan dan benih telah
selesai berkembang.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik). Organisme-organisme
dan komponen-komponen fisik lingkungan menyusun sebuah ekosistem atau sistem
ekologi. Komponen yang hidup, tumbuhan dan hewan, membentuk lingkungan biotik
sedang komponen-komponen fisik merupakan lingkungan abiotik. Komponen utama dalam ekosistem ada dua macam yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik.
5.1 Saran
Sebaiknya saat
praktikan melakukan percobaan langsung dilapangan harus dengan teliti saat
melakukan pengukuran suhu tanah, ph tanah serta kelembapan udara, dan praktikan
diharapkan juga harus serius saat menangkap hewan yang berterbangan karena
sangat sulit sekali untuk menangkap
hewan tersebut serta berhati-hati terhadap hewan yang mempunyai sengatan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Neil A. dkk., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Kimball,
Jhon W. 1994. Biologi Jilid II. Erlangga. Jakarta
Rusmendro,
Hasmar. 2009. Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan. Fakultas
Biologi Universitas Nasional. Jakarta
Biologi Universitas Nasional. Jakarta
Sulistyorini,
Ari, 2009. Biologi 1. Balai Pustaka. Jakarta.
JAWABAN
PERTANYAAN
1.
Lengkapilah tabel hasil data vegetasi ?
Jawaban:
No
|
Jenis
Vegetasi
|
Deskripsi
Vegetasi
|
Famili
|
Kerapatan
1m x 1m
|
Kerapatan
4m x 4m
|
Kerapatan
10m x 10m
|
1
|
Alang-alang
|
Semak
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
2
|
Rumput
Teki
|
Semak
|
Cyperaceae
|
ü
|
|
ü
|
3
|
Jambu
Biji
|
Pohon
|
|
ü
|
ü
|
|
4
|
Kopi
|
Pohon
|
|
|
ü
|
|
5
|
Mangga
|
Pohon
|
Anacardiaceae
|
|
|
ü
|
6
|
Jati
|
Pohon
|
Verbenaceae
|
|
|
ü
|
7
|
Jeruk
|
Pohon
|
|
|
ü
|
|
8
|
Manggis
|
Semak
|
|
|
ü
|
2.
Lengkapilah
tabel faktor abiotik yang diukur ?
Jawaban :
Faktor Abiotik
|
Ukuran
|
||
1 x 1 m
|
4 x 4 m
|
10 x 10 m
|
|
Suhu
Tanah
|
28,30C
|
28,40C
|
28,60C
|
Kelembapan
Udara
|
![]() |
73%
|
![]() |
pH
Tanah
|
5,9
|
5,9
|
6,1
|
3.
Tentukan dominasi komunitas tumbuhan dari
habitat yang diteliti. Penentuan dominasi berdasarkan penghitungan kerapatan
dari setiap spesies ?
Jawaban :
No
|
10 x 10 m
|
4 x 4 m
|
1 x 1 m
|
1.
|
Ilalang
|
Ilalang
|
Ilalang
|
2.
|
Rumput
|
Jambu
biji
|
Rumput
|
4.
Bagaimana pembahasan anda tentang hubungan
antara komunitas dengan faktor abiotik dari habitat yang telah anda teliti ?
Jawaban : Hubungan
komunitas antara faktor biotik dan abiotik tersebut saling menjalin suatu
interkasi, antara komponen faktor biotik menjalin suatu hubungan proses rantai
makanan, saling berinteraksi untuk melangsungkan kehidupan, untuk tumbuh dan
berkembang biak. Dan tentunya proses tersebut juga tidak akan berjalan tanpa
ada faktor abiotiknya, dimana faktor abiotik ini ikut andil besar di dalam
mekanika penyediaan energi yang dibutuhkan abiotik. Dan faktor abiotik dapat
rusak atau berkurang kualitasnya, tanpa ada faktor abiotik. Dan untuk
keseimbangan itu terjadilah ekosistem, dimana interaksi yang baik antara faktor
biotik dan abiotik. Dan perbedaan keadaan faktor abiotik diberbagai wilayah
dapat menimbulkan perbedaan faktor biotik yang terdapat pada suatu habitat
tersebut, hal ini dikarenakan organisme hidup memiliki ciri – dan sifat
berbeda, sehingga organisme tersebut juga memiliki habitat yang berbeda pula,
habitat yang cocok dengan keadaan organisme tersebut untuk bertahan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar