Kamis, 18 Desember 2014


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ACARA 8
EKOLOGI

10807913_378345308998827_1726366733_n.jpg

                                                                             
Disusun Oleh :
Nama                           : Riski Meliya Ningsih
NPM                            : E1J014147
Hari/Tanggal                : C1/ Kamis, 4 Desember 2014
Dosen Pembimbing     : Marulak Simarmata, Ph.D
Co-As                          : Kas Andika Putri
                                       Reni Andista




LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Ekologi adalah suatu studi yang membicarakan hubungan  atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain nya atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan limngkungan fisik sekitarnya. Ekologi mengkaji interakksi antar komponen pada tingkat individu sampai bioma. Komponen penyusun ekologi adalah komponen biotik dan abiotik, komponen abiotik ada dua macam yaitu ada yang bersifat makanis dan kimiawi.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan  bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.

1.2 Tujuan
1.    Mahasiswa   dapat mengamati secara langsung berbagai macam komunitas dan menentukan struktur komunitas pada habitat yang diteliti.
2.    Mahasiswa dapat menginterpretasikan hubungan antara sesama faktor biotik dan faktor biotik dengan faktor abiotiknya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi berasal dari dua akar kata Yunani (oikos = rumah dan Logos=ilmu), sehingga secara harfiah bisa diartikan sebagai kajian organisme hidup dalam rumahnya.
Secara lebih formal ekologi didefenisikan sebagai kajian yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungan fisik dan biotik secara menyeluruh. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik). (Hasmar : 2003)                                                                                                 
Dalam suatu ekosistem organisme-organisme  saling berinteraksi satu sama lain, dan juga berinteraksi dengan unsur-unsur abiotik yang ada di sekelilingnya. Jadi organisme-organisme dan komponen-komponen fisik lingkungan menyusun sebuah ekosistem atau sistem ekologi. Komponen yang hidup, tumbuhan dan hewan, membentuk lingkungan biotik sedang komponen-komponen fisik merupakan lingkungan abiotik.                         
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas. (Hasmar : 2009)
Komponen utama  dalam ekosistem adalah sebagai berikut :
1.        Komponen biotik
Komponen  biotik adalah komponen hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Komponen   biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. (Neil, 2009)
2.        Komponen Abiotik                                        
Komponen abiotik adalah komponen tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :

a.      Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b.      Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c.       Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d.      Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e.       Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f.       Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g.      Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung me menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja. (Ari, 2009)


v  Komunitas tumbuhan
Sebuah komunitas tumbuhan mengacu pada jenis tanaman yang terkait yang membentuk vegetasi alam tempat apapun. Sebagai contoh, hutan midlatitude terdiri dari sebuah komunitas pohon, semak, pakis, rumput, dan tumbuh-tumbuhan berbunga. komunitas Plant menyediakan habitat untuk hewan dan signifikan mengubah lingkungan setempat. Tanaman mempengaruhi masyarakat, jenis tanah ketika bahan organik terurai menjadi tanah mengubah retensi kelembaban tanah, kapasitas infiltrasi, struktur tanah dan kimia tanah. Pohon peneduh lantai hutan, mengurangi insiden radiasi matahari dan menurunkan suhu dari kedua tanah dan udara. Mengurangi insiden cahaya menurun evaporasi menjaga kelembaban tanah di bawah tajuk hutan. Dampak mempengaruhi habitat hewan dan keragaman spesies hewan yang terkait dengan komunitas tumbuhan. (Kimball : 1994)

BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat dan Bahan
·         Meteran
·         Tali rafia
·         Thermometer
·         Higrometer
·         Kertas LKP
·         pH meter

3.2  Prosedur Kerja
A.    Faktor Biotik
Membuat petak kuadrat berukuran 1 m x1 m, 4 m x 4 m, 10 m x 10 m  pada lokasi yang telah ditentukan disekitar kampus Universitas Bengkulu dengan menggunakan tali rafia. Melakukan pengamatan pada ekosistem yang sudah dipetak dengan mecatat semua jenis vegetasi yang terdapat pada petakan percobaan, mulai tumbuhan yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Apabila jumlah setiap spesies tidak bisa dihitung secara langsung, maka dilakukan estimasi sesuai dengan ukuran petak yang paling kecil yaitu 1 m x 1 m. Apabila spesimennya tidak dapat diketahui dilapangan maka diambilah spesimennya untuk diidentifikasi di laboratoriun, atauu tanyanyak pada ahli taxonomi.
Tabel pengamatan :
No
Jenis Vegetasi
Deskripsi Vegetasi
Famili
Kerapatan 1m x 1m
Kerapatan 4m x 4m
Kerapatan 10m x 10m
1






2






3






4






5






6






7








Contoh petak sampel:


             4m x 4m
 
                                            10m x 10m




1m x 1m
 
 


 





B.     Faktor Abiotik
Faktor abiotik yang diukur meliputi faktor udara (suhu dan kelembaban) dan faktor tanah (suhu, kadar air, dan pH tanah). Suhu udara dapat diukur dengan thermometer, sedangkan kelembaban udara dapat diukur dengan hygrometer. Untuk mengukur faktor abiotik tanah cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1)      Suhu Tanah
Memasukkan termometer kedalam tanah sampai mencapai kedalaman 10 cm dengan bantuan sebatang besi atau kayu.Membiarkan termometer tersebut beberapa menit ,setelah itu melihat suhu tanah pada skala termometer dan mencatatnya.
2)      Kelembaban Udara
Menetesi bagian-bagian berlubang pada ujung hygrometer kemudian memutar hygrometer setinggi badan selama ± 5 menit.Mencatat angka kering dan angka basah pada hygrometer,mencocokkan pada tabel.
3)      Ph Tanah
Memasukkan ph tanah kedalam tanah kira-kira 5 cm  dan membiarkan ph tersebut beberapa menit,setelah itu melihat berapa besar ph tanah nya lalu mencatat nya.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a.       Faktor Biotik
No
Jenis Vegetasi
Deskripsi Vegetasi
Famili
Kerapatan 1m x 1m
Kerapatan 4m x 4m
Kerapatan 10m x 10m
1
Alang-alang
Semak
ü   
ü   
ü   
2
Rumput Teki
Semak
Cyperaceae
ü   

ü   
3
Jambu Biji
Pohon

ü   
ü   
4
Kopi
Pohon


ü   
5
Mangga
Pohon
Anacardiaceae


ü   
6
Jati
Pohon
Verbenaceae


ü   
7
Jeruk
Pohon


ü   
8
Manggis
Semak


ü   

b.      Faktor Abiotik
Faktor Abiotik
Ukuran
1 x 1 m
4 x 4 m
10 x 10 m
Suhu Tanah
28,30C
28,40C
28,60C
Kelembapan Udara
73%
pH Tanah
5,9
5,9
6,1

4.2 Pembahasan
a)      Alang-alang
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida 
Sub Kelas        : Commelinidae
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Imperata
Spesies             : Imperata cylindrica (L.) Beauv
Imperata cylindrica atau yang dsering disebut sebagai alang-alang merupakan jenis tanaman rumput yang sering tumbuh liar pada lahan-lahan kosong. Alang-alang tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 30 – 180cm. Alang-alang memiliki batang berbentuk silindis dengan diameter 2-3mm dan memiliki ruas ruas.memiliki daun berbentuk pita dengan panjang yang dapat mencapai 12-18cm dan lebar 2-5cm. alang-alang memiliki bunga berbentuk majemuk berbentuk bulir (spica) dan bertangkai panjang. Buah pada alang-alang berbentuk biji yang memiliki pajang ±1mm dan berwarna cokelat tua.
b)      Rumput Teki
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Commelinidae
Ordo                : Cyperales
Famili              : 
Cyperaceae 
Genus              : 
Cyperus
Spesies            : Cyperus rotundus L.
Rumput teki mempunyai batang segitiga hidup sepanjang tahun karena ketinggian 10 – 75 cm bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helaian benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu payung. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam dalamnya berwarna putih kemerahan. Umbinya berumpun dan bentuknya bulat telur sebesar kacang tanah sampai beberapa cm. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi.
c)      Jambu Biji
Kingdom         : Plantae 
Divisi               : Spermatophyta 
Subdivisi         : Angiospermae 
Kelas               : Dicotyledonae 
Ordo                : Myrtales 
Familia            : Myrtaceae 
Genus              : Psidium 
Spesies            : Psidium guajava L.
Pohon jambu biji batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, berwarna coklat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin.  Helaian  daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rat  agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6 sampai 12 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1 sampai 3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan.
d)     Kopi
Kindom           : Plantae
Divisio             : Spermatophita
Sub-divisio      : angeospermae
Kelas               : dicotiledónea
Ordo                : Rubiales
Family             : Rubiaceae
Genus              : Coffea
Species            : Coffea Sp
Menurut Bridson dan Vercourt pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua genus yakni Coffea dan Psilanthus. Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara itu subgenus Baracoffea terdiri dari 7 spesies. Tanaman kopi merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) dan memiliki akar tunggang. Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh akar rambut, bulu-bulu akar dan tudung akar. Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah

e)      Mangga
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Species            : Mangifera indica L.
Mangga dikenal sebagai tanaman tingkat tinggi. Tanaman ini digolongkan kedalam kelompok arboreus karena memiliki batang dengan ketinggian diatas 5 meter. Struktur batang umumnya besar. Tumbuh tegak dan bercabang dengan ketinggian pohon bisa mencapai 40 meter. Batang memiliki kulit tebal dengan tekstur kasar, warna kulit batang umumnya coklat keabuan, kelabu tua hingga hitam. Terdapat banyak celah-celah kecil serta sisik yang merupakan bekas tepat tumbuhnya daun. Akar tumbuh memanjang dan bercabang-cabang dengan panjang bisa mencapai 6 meter. Termasuk kedalam tumbuhan berdaun tunggal, daun tumbuh lebat dan tersebar disetiap batang. Secara umum daun mangga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang tangkai daun antara 1-1,25 cm. Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas  terdapat alur. Posisi daun pada batang umumnya berjarak 3/8 dan semakin ujung batang posisinya makin berdekatan. Helai daun berbentuk jorong hingga linset. Tekstur daun agak liat, warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan.
f)       Jati
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dycotyledoneae
Ordo                : Verbenales
Famili              : Verbenaceae
Genus              : Tectona
Spesies             : Tectona grandis L
Secara morfologis, tanaman jati memiliki tinggi yang dapat mencapai sekitar 30 – 45 m. Dengan pemangkasan, batang yang bebas cabang dapat mencapai antara 15 – 20 cm. Diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit kayu kasar, berwarna kecoklatan atau abu-abu yang mudah terkelupas. Percabanganjauh dari batang utama. Pangkal batang berakar papan pendek dan bercabang sekitar empat. Tata daun berbentuk opposite dengan bentuk daun besar membulat seperti jantung, berukuran panjang 20-50 cm dan tebal 15-40 cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul dan tepi daun bergelombang. Permukaan atas daun kasar sedangkan permukaan bawah daun berbulu. Pertulangan daun menyirip. Tangkai daun pendek dan mudah patah serta tidak memiliki daun penumpu (Stipule). Tajuk tidak beraturan. Daun muda (Petiola) berwarna hijau kecoklatn, sedangkan daun tua berwarna hijau tua keabu abuan.
g)      Jeruk
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia (Cristm.) Swingle
Jeruk nipis  termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih.
h)      Manggis
Regnum           : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Anak divisio    : Angiospermae
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Malpighiales 
Familia : Clusiaceae
Genus              : Garcinia
Spesies             : Garcinia mangostana L.
Manggis bersifat apomiksis obligat, biji tidak berasal dari fertilisasi dan diduga mempunyai keanekaragaman genetik sempit, sehingga diperkirakan manggis di alam hanya satu klon dan sifatnya sama dengan induknya. Kenyataan di lapang menunjukkan adanya keanekaragaman tanaman manggis yang mungkin disebabkan faktor lingkungan mau pun faktor genetik akibat mutasi alami sejalan dengan sejarah tanaman manggis yang telah berumur ribuan tahun.
Sifat kimia dari permukaan bawah kulit manggis terdiri dari berbagai polifenol, termasuk xanthones dan tanin yang menjamin astringent dapat menghambat perhatian serangga, jamur, virus tanaman, bakteri dan pemangsa hewan, pada saat buah belum matang. Perubahan warna dan pelunakan kulit menjadi proses alami yang menunjukkan pematangan buah dapat dimakan dan benih telah selesai berkembang.

                                                    BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik). Organisme-organisme dan komponen-komponen fisik lingkungan menyusun sebuah ekosistem atau sistem ekologi. Komponen yang hidup, tumbuhan dan hewan, membentuk lingkungan biotik sedang komponen-komponen fisik merupakan lingkungan abiotik. Komponen  utama dalam ekosistem ada dua macam yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

5.1  Saran
Sebaiknya saat praktikan melakukan percobaan langsung dilapangan harus dengan teliti saat melakukan pengukuran suhu tanah, ph tanah serta kelembapan udara, dan praktikan diharapkan juga harus serius saat menangkap hewan yang berterbangan karena sangat sulit sekali untuk  menangkap hewan tersebut serta berhati-hati terhadap hewan yang mempunyai sengatan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. dkk., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Kimball, Jhon W. 1994. Biologi Jilid II. Erlangga. Jakarta
Rusmendro, Hasmar. 2009. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Fakultas
Biologi Universitas Nasional. Jakarta
Sulistyorini, Ari, 2009. Biologi 1. Balai Pustaka. Jakarta.

JAWABAN PERTANYAAN

1.         Lengkapilah tabel hasil data vegetasi ?
Jawaban:
No
Jenis Vegetasi
Deskripsi Vegetasi
Famili
Kerapatan 1m x 1m
Kerapatan 4m x 4m
Kerapatan 10m x 10m
1
Alang-alang
Semak
ü   
ü   
ü   
2
Rumput Teki
Semak
Cyperaceae
ü   

ü   
3
Jambu Biji
Pohon

ü   
ü   
4
Kopi
Pohon


ü   
5
Mangga
Pohon
Anacardiaceae


ü   
6
Jati
Pohon
Verbenaceae


ü   
7
Jeruk
Pohon


ü   
8
Manggis
Semak


ü   

2.         Lengkapilah  tabel faktor abiotik yang diukur ?
Jawaban :
Faktor Abiotik
Ukuran
1 x 1 m
4 x 4 m
10 x 10 m
Suhu Tanah
28,30C
28,40C
28,60C
Kelembapan Udara
73%
pH Tanah
5,9
5,9
6,1

3.        Tentukan dominasi komunitas tumbuhan dari habitat yang diteliti. Penentuan dominasi berdasarkan penghitungan kerapatan dari setiap spesies ?
Jawaban :
No
10 x 10 m
4 x 4 m
1 x 1 m
1.
Ilalang
Ilalang
Ilalang
2.
Rumput
Jambu biji
Rumput

4.        Bagaimana pembahasan anda tentang hubungan antara komunitas dengan faktor abiotik dari habitat yang telah anda teliti ?
Jawaban : Hubungan komunitas antara faktor biotik dan abiotik tersebut saling menjalin suatu interkasi, antara komponen faktor biotik menjalin suatu hubungan proses rantai makanan, saling berinteraksi untuk melangsungkan kehidupan, untuk tumbuh dan berkembang biak. Dan tentunya proses tersebut juga tidak akan berjalan tanpa ada faktor abiotiknya, dimana faktor abiotik ini ikut andil besar di dalam mekanika penyediaan energi yang dibutuhkan abiotik. Dan faktor abiotik dapat rusak atau berkurang kualitasnya, tanpa ada faktor abiotik. Dan untuk keseimbangan itu terjadilah ekosistem, dimana interaksi yang baik antara faktor biotik dan abiotik. Dan perbedaan keadaan faktor abiotik diberbagai wilayah dapat menimbulkan perbedaan faktor biotik yang terdapat pada suatu habitat tersebut, hal ini dikarenakan organisme hidup memiliki ciri – dan sifat berbeda, sehingga organisme tersebut juga memiliki habitat yang berbeda pula, habitat yang cocok dengan keadaan organisme tersebut untuk bertahan hidup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar