Kamis, 18 Desember 2014


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ACARA 6
METABOLISME

10807913_378345308998827_1726366733_n.jpg

                                                                             
Disusun Oleh :
Nama                           : Riski Meliya Ningsih
NPM                            : E1J014147
Hari/Tanggal                : C1/ Kamis, 27 November 2014
Dosen Pembimbing     : Marulak Simarmata, Ph.D
Co-As                          : Kas Andika Putri
                                       Reni Andista



LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hirarki biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Osmosis merupakan fenomena yang penting di dalam system biologis karena kebanyakan membran biologis bersifat semi-permiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel.Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik.
Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem transportasi sangat penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa organisme tersebut.  Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor materi berlangsung secara osmosis, dan difusi.  Pada sel hewan, jika suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka sel darah merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel darah akan pecah.

1.2    Tujuan
1.      Mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup.
2.      Mengetahui proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel-sel tumbuhan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Metabolisme adalah proses penyusunan (anabolisme) dan pembongkaran (katabolisme) zat-zat dalam tubuh organisme. Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semuamakhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya. (Abdul, 2014).
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat cair maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat itu saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi berlangsung dari larutan yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga kadar larutan tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi zat terlarut  dan suhu (Kimball, 1992).
Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-moslekul air dari larutan yang mengandung molekul air tinggi menuju ke larutan yang molekul airnya rendah melalui selaput semipermeabel. Dengan kata lain osmosis adalah peristiwa berpindahnya molekul-molekul air dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis). Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerahdimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Sobono, 1992).
Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya.  Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut dengan deplasmolisis. Sel darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik , jika tidak akan terjadi pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang hipertonik akan mengalami pembengkakan.  Kemudian pecah dan mengakibatkan keluarnya hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini disebut hemolisis (Wilkina, 1992).

                                                                          BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Pipet tetes
Kristal CuSO4
Gelas penutup
Aquadest
Gelas objek
Sukrosa 15% dan 20%
Erlenmeyer
Kentang ukuran besar
Silet
Daun bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
Mikroskop

Stopwatch


3.2  Prosedur Kerja
1.      Sediaan 1. Melihat terjadinya difusi
·         Meneteskan larutan metilen biru pekat kedalam gelas piala berisi aquades. Mengamati penyebaran warna biru dari metilen biru.
·         Memasukan kristal CuSO4  ke gelas piala berisi aquades. Mengamati penyebaran warna biru kristal CuSO4.
·         Mencatat waktu sampai warna larutan merata(dalam bentuk tabel), kemudian menggambarkan dan menjelaskan hasil pengamatan.
·         Mengulangi percobaan dengan metilen biru dan kristal CuSO4 diatas, tetapi setelah meneteskaan larutan segera diaduk. Menjelaskan dan menggambarkan apa yang terjadi. (Tabel pengamatan difusi)
2.      Sediaan 2. Melihaat terjadinya osmosis
·         Mengupas kentang, melubangi bagian tengahnya
·         Mengisi gliserin pada lubang tersebut dan memberikan tanda
·         Meletakan pada gelas piala yang telah diberi air dan eosin. Jaga jangan sampai air melimpah masuk ke permukaan kentang
·         Membiarkan lebih kurang 15 menit. Mengamati permukaan gliserin pada lubang kentang. Mencatat dan menggambar hasil pengamatan.


3.      Sediaan 3. Plasmolisis dan deplasmolisis pada daun bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
·         Menyayat permukaan bagian daun Rhoeo discolor (bagian berwarna ungu merah)
·         Meletakan sayatan pada kaca objek yang telah ditetesi aquades dan menutupnya dengan kaca penutup
·         Mengamati dibawah mikroskop. Apabila sel-sel daun Rhoeo discolor sudah nampak jelas, meneteskan larutan sukrosa pada salah satu tepi gelas penutup dan pada tepi lainnya ditempelkan kertas penghisap (kertas saring) sehingga aquades akan tertarik oleh kertas penghisap dan medium sayatan diganti larutan sukrosa
·         Mengamati dengan mikroskop selama 5 menit. Mencatat semua perubahan yang terjadi terutama waktu terjadinya plasmolisis
·         Mengganti larutan sukrosa dengan aquades, mengamati lagi selama 5 menit. Mencatat semua perubahan yang terutama waktu terjadinya deplasmolisis
·         Melengkapi gambar awal sel (i), gambar plasmolisis (ii), gambar deplasmolisis (iii).

                                                                          BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1.      Sediaan 1. Melihat terjadinya difusi
Penyebaran warna saat tidak diaduk
No
Waktu
Persentase penyebaran warna
Keterangan
1
Menit ke-1
25%
Penyebaran sangat lambat
2
Menit ke-2
50%
Setelah diberi CuSO4, penyebaran menjadi sangat cepat
3
Menit ke-3
60%
Penyebaran mulai melambat
4
Menit ke-4
70%
Penyebaran berhenti
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSi-JYpRtx8Z61xKcwexZRYOB4O-MSPz0Pw-R6kihU58TNeeJVc
Penyebaran warna saat diaduk
No
Waktu
Persentase penyebaran warna
Keterangan
1
Detik ke-1
100%
Penyebaran sangat cepat ketika diaduk dan dicampur metilen biru
2
Detik ke-2


3
Detik ke-3
60%
Penyebaran sangat cepat setelah diberi CuSO4, dan diaduk
4
Detik ke-4

Penyebaran berhenti
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiid8od48tUdnu4ozgmtRnhcG7TBGalUFfqrAP3mDg-7O9qsXObytu32k0buZHcAqbTal_1l4RsFvX2QJyiS13mEncokrTMioqDyXy2jmN3qq-xtJJSX3lXwT3a2tuWWVdK_rnm8N3NG4lz/?imgmax=800
2.      Sediaan 2. Melihaat terjadinya osmosis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXBzekDU68LO12dMWJLLkGx-p6BPAKSL_CH34tdM2XJLSl1BsjbKAksATFNzPZjnnaKtpSIG2QS1qLZ2q7R2xUA4wHvMeRYEd9RdDpPc7ffR79RI7RL3k3x6QysF2TKBNxg_ARxv7ma1o/s1600/04092012717.jpghttps://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTpJdGDYB1I9RkdS34KRx9yv3luP34TQEQqrurVSTC5oj_v48wN
3.      Sediaan 3. Plasmolisis dan deplasmolisis pada daun bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
No
Waktu
Persentase penyebaran warna
Keterangan
1
Menit ke-1
25%
Penyebaran sangat lambat
2
Menit ke-2
50%
Setelah diberi CuSO4, penyebaran menjadi sangat cepat
3
Menit ke-3
60%
Penyebaran mulai melambat
4
Menit ke-4
70%
Penyebaran berhanti

https://abisjatuhbangunlagi.files.wordpress.com/2012/10/plasmolisis-pada-epidermis-daun-rhoeo-discolor-sebelum-perlakuan-r2.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin6xmBQoghVWo7CWbtbNpRgt2dFzqQAFHh_jieg9J_exFL_UXfjzqxSYGi9EF_4Ok3-aEOIgZcDbCgvk1Bn71FreFyLeGLeVbYHU6l25lHWuJCJA3yEH4N52t0Eaxp9gQpGyp9lW7zZQw/s1600/rhoeo+discolor.jpg

4.2 Pembahasan
Difusi adalah perpindahan suatu molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah secara langsung tanpa melaui membran semipermeabel.  Osmosis adalah perpindahan molekul air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel.  Proses difusi membutuhkan waktu yang cukup singkat, dan waktu tersebut dapat dipersingkat lagi dengan adanya bantuan  seperti pengadukan.  Metilen biru lebih cepat larut dalam air  dibandingkan dengan CuSO4, hal ini dipengaruhi juga oleh faktor- faktor alam seperti berat jenis dan lain-lain.  Pada proses difusi, untuk perlakuan tanpa diaduk dapat disimpulkan bahwa zat berbentuk padat (kristal CuSO4) lebih cepat larut pada air dibandingkan metilen blue. Sedangkan pada perlakuan dengan diaduk, zat berbentuk larutan (metilen blue) lebih cepat larut dibanding kristal CuSO4..
Dalam peristiwa osmosis, didapatkan bahwa kentang yang ada di wadah berisi larutan eosin akan menjadi mengkerut dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena cairan eosin dianggap sebagai pelarut yang bersifat hipertonik, sehingga plasma sel dari kentang dan mentimun  yang direndam didalamnya menjadi bergerak keluar meninggalkan inti sel, akibatnya sel-selnya menjadi mengkerut dan menjadi lunak serta berlendir.  
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena konsentrasi di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel, begitu sebaliknya dengan proses deplasmolisis.   Pada saat daun   Rhoeo discolor ditetesi media air dapat dilihat sel daun berwarna ungu kehijau-hijauan dan sel-selnya masih bersatu serta stomatanya masih tertutup, hal ini dikarenakan karena adanya klorofil.  Tetapi setelah ditetesi dengan menggunakan  sukrosa terjadi perubahan warna dari yang semula berwarna ungu berubah menjadi warna putih dan sel-selnya merenggang serta stomatanya terbuka.  Peritiwa ini menandakan bahwa terjadi peristiwa plasmolisis, yang disebabkan karena terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada pada larutan hipotonik.  Ketika ditetesi kembali dengan air,  keadaan sel kembali seperti yang pertama yaitu berwana ungu tapi warnanya lebih muda.  Hal ini membuktikan bahwa terjadi peristiwa deplasmoisis, dimana sel kembali seperti keadaan semula jika lingkungan diganti dengan larutan hipotonik.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.      Proses difusi dan osmosis sangat penting artinya bagi tanaman karena kedua proses ini berkaitan erat dengan cara tanaman itu hidup dan mendapatkan nutrisi. 
2.      Difusi terjadi karena berpindahnya suatu larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. 
3.      Osmosis terjadi karena berpindahnya suatu larutan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi. 
4.      Proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis disebabkan karena perbedaan larutan yang hipertonik dan yang hipotonik.
5.      Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam larutan hipertonik.
6.      Untuk mengembalikan ke keadaan semula harus dibuat lebih hipertonik yang dinamakan deplasmolisis.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan sudah mengetahui tentang materi yang akan dipraktekkan sehingga tidak mengalami kesulitan ketika praktikum. Serta pastikan alat-alat yang digunakan untuk praktikum tidak mengalami masalah atau rusak, sehingga dapat digunakan sesuai prosedur.
  
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, 2014. Pengertian dan proses metabolisme. http://vidtrie.wordpress.com/biologi-sma/biologi-xii-ipa-metabolisme/. Diakses pada tanggal 27 November 2014 pukul 20:00 WIB.
Kimball, J.W.1992.Biologi jilid 1.Erlangga.Jakarta
Wilkina.1992.Fisiologi Tumbuhan.Bumi Aksara.Jakarta. 
Sobono.1992.Histologi Umum.Bumi Aksara.Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar