LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ACARA 6
METABOLISME

Disusun
Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
C1/ Kamis, 27 November 2014
Dosen Pembimbing :
Marulak Simarmata, Ph.D
Co-As :
Kas Andika Putri
Reni Andista
LABORATORIUM
AGRONOMI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mempelajari
dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hirarki biologi. Dalam
pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas
kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu
mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa
fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang
mereka dapatkan dari alam.
Osmosis
merupakan fenomena yang penting di dalam system biologis karena kebanyakan
membran biologis bersifat semi-permiabel. Membran semipermiabel adalah selaput
pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di
dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air
dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak
melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport air
keluar atau masuk sel.Proses osmosis akan berhenti ketika
kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik.
Makhluk hidup
terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan
selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem
transportasi sangat penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa
organisme tersebut. Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana
transfor materi berlangsung secara osmosis, dan difusi. Pada sel
hewan, jika suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka
sel darah merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka
sel darah akan pecah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
proses difusi dan osmosis pada organisme hidup.
2. Mengetahui
proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel-sel tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme adalah proses penyusunan (anabolisme) dan pembongkaran
(katabolisme) zat-zat dalam tubuh organisme. Metabolisme adalah suatu proses
kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semuamakhluk
hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang
berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah
dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya. (Abdul,
2014).
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara
lebar, baik zat padat, zat cair maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh
energi kinetik yang menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak.
Molekul-molekul zat itu saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi
berlangsung dari larutan yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah,
sehingga kadar larutan tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada
tekanan, konsentrasi zat terlarut dan suhu (Kimball, 1992).
Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-moslekul
air dari larutan yang mengandung molekul air tinggi menuju ke larutan yang
molekul airnya rendah melalui selaput semipermeabel. Dengan kata lain osmosis
adalah peristiwa berpindahnya molekul-molekul air dari larutan yang
berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi
(hipertonis). Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis
merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerahdimana air
lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan
oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan
molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan
memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi
yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram
molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat
terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut
yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih
tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Sobono,
1992).
Plasmolisis adalah
proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air yang
berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada pada
lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air.
Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi
terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila
plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk
mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke keadaan
semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang
lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut dengan
deplasmolisis. Sel
darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik , jika tidak akan terjadi
pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang
hipertonik akan mengalami pembengkakan. Kemudian
pecah dan mengakibatkan keluarnya hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini
disebut hemolisis (Wilkina, 1992).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
Pipet tetes
|
Kristal CuSO4
|
Gelas penutup
|
Aquadest
|
Gelas objek
|
Sukrosa 15%
dan 20%
|
Erlenmeyer
|
Kentang ukuran
besar
|
Silet
|
Daun
bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
|
Mikroskop
|
|
Stopwatch
|
|
3.2 Prosedur Kerja
1.
Sediaan 1.
Melihat terjadinya difusi
·
Meneteskan
larutan metilen biru pekat kedalam gelas piala berisi aquades. Mengamati
penyebaran warna biru dari metilen biru.
·
Memasukan
kristal CuSO4 ke gelas piala
berisi aquades. Mengamati penyebaran warna biru kristal CuSO4.
·
Mencatat waktu
sampai warna larutan merata(dalam bentuk tabel), kemudian menggambarkan dan
menjelaskan hasil pengamatan.
·
Mengulangi
percobaan dengan metilen biru dan kristal CuSO4 diatas, tetapi
setelah meneteskaan larutan segera diaduk. Menjelaskan dan menggambarkan apa
yang terjadi. (Tabel pengamatan difusi)
2.
Sediaan 2.
Melihaat terjadinya osmosis
·
Mengupas
kentang, melubangi bagian tengahnya
·
Mengisi gliserin
pada lubang tersebut dan memberikan tanda
·
Meletakan pada
gelas piala yang telah diberi air dan eosin. Jaga jangan sampai air melimpah
masuk ke permukaan kentang
·
Membiarkan lebih
kurang 15 menit. Mengamati permukaan gliserin pada lubang kentang. Mencatat dan
menggambar hasil pengamatan.
3.
Sediaan 3.
Plasmolisis dan deplasmolisis pada daun bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
·
Menyayat
permukaan bagian daun Rhoeo discolor
(bagian berwarna ungu merah)
·
Meletakan
sayatan pada kaca objek yang telah ditetesi aquades dan menutupnya dengan kaca
penutup
·
Mengamati
dibawah mikroskop. Apabila sel-sel daun Rhoeo
discolor sudah nampak jelas, meneteskan larutan sukrosa pada salah satu
tepi gelas penutup dan pada tepi lainnya ditempelkan kertas penghisap (kertas
saring) sehingga aquades akan tertarik oleh kertas penghisap dan medium sayatan
diganti larutan sukrosa
·
Mengamati dengan
mikroskop selama 5 menit. Mencatat semua perubahan yang terjadi terutama waktu
terjadinya plasmolisis
·
Mengganti
larutan sukrosa dengan aquades, mengamati lagi selama 5 menit. Mencatat semua
perubahan yang terutama waktu terjadinya deplasmolisis
·
Melengkapi
gambar awal sel (i), gambar plasmolisis (ii), gambar deplasmolisis (iii).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.
Sediaan 1.
Melihat terjadinya difusi
Penyebaran warna
saat tidak diaduk
No
|
Waktu
|
Persentase penyebaran warna
|
Keterangan
|
1
|
Menit ke-1
|
25%
|
Penyebaran sangat lambat
|
2
|
Menit ke-2
|
50%
|
Setelah diberi CuSO4, penyebaran
menjadi sangat cepat
|
3
|
Menit ke-3
|
60%
|
Penyebaran mulai melambat
|
4
|
Menit ke-4
|
70%
|
Penyebaran berhenti
|

Penyebaran warna
saat diaduk
No
|
Waktu
|
Persentase penyebaran warna
|
Keterangan
|
1
|
Detik ke-1
|
100%
|
Penyebaran sangat cepat ketika diaduk
dan dicampur metilen biru
|
2
|
Detik ke-2
|
|
|
3
|
Detik ke-3
|
60%
|
Penyebaran sangat cepat setelah diberi
CuSO4, dan diaduk
|
4
|
Detik ke-4
|
|
Penyebaran berhenti
|

2.
Sediaan 2.
Melihaat terjadinya osmosis


3.
Sediaan 3.
Plasmolisis dan deplasmolisis pada daun bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
No
|
Waktu
|
Persentase penyebaran warna
|
Keterangan
|
1
|
Menit ke-1
|
25%
|
Penyebaran sangat lambat
|
2
|
Menit ke-2
|
50%
|
Setelah diberi CuSO4,
penyebaran menjadi sangat cepat
|
3
|
Menit ke-3
|
60%
|
Penyebaran mulai melambat
|
4
|
Menit ke-4
|
70%
|
Penyebaran berhanti
|


4.2 Pembahasan
Difusi adalah perpindahan suatu molekul dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah secara langsung tanpa melaui membran
semipermeabel. Osmosis adalah
perpindahan molekul air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui
membran semipermeabel. Proses
difusi membutuhkan waktu yang cukup singkat, dan waktu tersebut dapat
dipersingkat lagi dengan adanya bantuan seperti
pengadukan. Metilen biru
lebih cepat larut dalam air dibandingkan dengan CuSO4,
hal ini dipengaruhi juga oleh faktor- faktor alam seperti berat jenis dan
lain-lain. Pada proses
difusi, untuk perlakuan tanpa diaduk dapat disimpulkan bahwa zat berbentuk
padat (kristal CuSO4) lebih cepat larut pada air dibandingkan
metilen blue. Sedangkan pada perlakuan dengan diaduk, zat berbentuk larutan
(metilen blue) lebih cepat larut dibanding kristal CuSO4..
Dalam peristiwa osmosis, didapatkan bahwa kentang
yang ada di wadah berisi larutan eosin akan menjadi mengkerut dari sebelumnya. Hal
ini terjadi karena cairan eosin dianggap sebagai pelarut yang bersifat
hipertonik, sehingga plasma sel dari kentang dan mentimun yang direndam didalamnya menjadi
bergerak keluar meninggalkan inti sel, akibatnya sel-selnya menjadi mengkerut
dan menjadi lunak serta berlendir.
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma
dari dinding sel karena konsentrasi di luar sel lebih tinggi daripada di dalam
sel, begitu sebaliknya dengan proses deplasmolisis. Pada saat daun Rhoeo discolor ditetesi media air dapat dilihat sel
daun berwarna ungu kehijau-hijauan dan sel-selnya masih bersatu serta
stomatanya masih tertutup, hal ini dikarenakan karena adanya klorofil. Tetapi setelah ditetesi dengan
menggunakan sukrosa terjadi
perubahan warna dari yang semula berwarna ungu berubah menjadi warna putih dan
sel-selnya merenggang serta stomatanya terbuka. Peritiwa ini menandakan bahwa terjadi
peristiwa plasmolisis, yang disebabkan karena terlepasnya protoplasma dari
dinding sel karena sel berada pada larutan hipotonik. Ketika ditetesi kembali dengan
air, keadaan sel kembali
seperti yang pertama yaitu berwana ungu tapi warnanya lebih muda. Hal ini membuktikan bahwa terjadi
peristiwa deplasmoisis, dimana sel kembali seperti keadaan semula jika
lingkungan diganti dengan larutan hipotonik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Proses difusi dan osmosis sangat penting
artinya bagi tanaman karena kedua proses ini berkaitan erat dengan cara tanaman
itu hidup dan mendapatkan nutrisi.
2.
Difusi terjadi karena berpindahnya suatu
larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
3.
Osmosis terjadi karena berpindahnya
suatu larutan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi.
4.
Proses terjadinya plasmolisis dan
deplasmolisis disebabkan karena perbedaan larutan yang hipertonik dan yang
hipotonik.
5.
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya
protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam larutan hipertonik.
6.
Untuk mengembalikan ke keadaan semula
harus dibuat lebih hipertonik yang dinamakan deplasmolisis.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan sudah mengetahui tentang materi
yang akan dipraktekkan sehingga tidak mengalami kesulitan ketika praktikum.
Serta pastikan alat-alat yang digunakan untuk praktikum tidak mengalami masalah
atau rusak, sehingga dapat digunakan sesuai prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, 2014. Pengertian
dan proses metabolisme. http://vidtrie.wordpress.com/biologi-sma/biologi-xii-ipa-metabolisme/.
Diakses pada tanggal 27 November 2014 pukul 20:00 WIB.
Kimball,
J.W.1992.Biologi jilid 1.Erlangga.Jakarta
Wilkina.1992.Fisiologi
Tumbuhan.Bumi Aksara.Jakarta.
Sobono.1992.Histologi Umum.Bumi Aksara.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar