Laporan
Praktikum Mikrobiologi
Acara 2
MIKROSKOPI

Disusun Oleh
Kelompok 4
Nama :
1. Bayu Hilmi Hanif E1J014166
2. Damar Abiyatmo E1J014120
3. Medo Anggi Saputra E1J014146
4. Riski Meliya Ningsih E1J014147
Hari/Tanggal :
Kamis, 19 Maret 2015
Shift :
Kamis (12:00-14:00)
Dosen Pembimbing :
Ir. Djamilah, MP.
Co-As :
Nelly Irawati Sinaga
LABORATORIUM
ILMU HAMA DAN PENYAKITTUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang
terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang
akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu
alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi
adalah mikroskop (Winatasasmita, 1986).
Salah satu
penemu sejarah mikrobiologi mengenai mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock
(1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa
yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati
mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan
bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi (Sutrisno,
1984).
Terdapat
berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu
dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan
dalam biologi adalah mikroskop cahaya dan listrik, baik yang berlensa okuler
tunggal atau dikenal dengan mikroskop monokuler, maupun yang berlensa okoler
ganda atau yang disebut mikroskop binokuler (Krisno, 2011).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat membedakan
jenis-jenis mikroskop yang sering digunakan dalam kerja laboratorium.
2. Mahasiswa mampu menyiapkan dan megoprasikan
mikroskop optik cermin maupun listrik sesuai dengan prosedur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop ditemukan pertama
kali oleh Antony Van Leuwenhoek
(1632-1723) seorang
ahli mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau membuat mikroskop dengan kualitas
lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa
mengamati mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat mata (Sutrisno,
1984).
Mikroskop adalah salah satu alat yang hubungannya
sangat erat sekali dengan praktikum mikrobiologi, khususnya untuk melihat
bayangan mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil. Didalam mikroskop, ada
beberapa jenis teknik dasar tertentu yang harus dipelajari oleh praktikan
mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Tubuh mikroskop pada dasarnya
terdiri dari bagian mekanik, bagian optik dan beberapa jenis dilengkapi dengan
bagian elektrik dan fotografi.
Mikroskop juga instrument yang paling banyak digunakan dan
paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh
perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak
tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran
luas – dari seratus kali sampai ratusan ribu kali.
Bagian mekanik dan bagian optik selalu ada pada setiap jenis
mikroskop, meskipun tidak semua sub-bagian ada. Bagian mekanik meliputi :
statif, tubus, revolver, meja benda, sekrup pengatur tubus, sekrup pengatur
kondensor dan sekrup pengatur meja benda. Bagian optiknya meliputi : lensa
okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya. Bayangan preparat
yang kita lihat dibentuk oleh lensa objektif, didalam tubus mikroskop membentuk
bayangan nyata dari preparat. Bayangan nyata tersebut selanjutnya diperbesar
oleh lensa okuler yang merupakan lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan
semu terakhir, sehingga bayangan tersebut dapat dilihat langsung oleh mata
pengamat.
Beberapa macam mikroskop cahaya biasa misalnya : mikroskop
pantul cermin, mikroskop lampu listrik, mikroskop medan gelap, mikroskop fase
kontras. Mikroskop yang mempunyai daya pisah lebih tinggi, misalnya : mikroskop
ultraviolet, mikroskop electron transmisi, dan mikroskop electron pemayaran
(terfokus).
Mikroskop biasa yakni mikroskop pantul cermin dan mikroskop
lampu listrik. Keduanya memiliki perbedaan pada sumber cahaya pembentuk
bayangan, yaitu cahaya pantulan dari cermin (baik matahari atau lampu listrik
yang dipantulkan) dan cahaya langsung dari lampu listrik.
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati mikroorganisme
yang masih hidup, khususnya yang selnya sangat tipis atau yang hamper mendekati
batas daya pisah mikroskop. Mikroskop fase kontras digunakan untuk mengamati
fragmen benda hidup dalam keadaan alaminya. Mikroskop ultraviolet merupakan
variasi dari mikroskop biasa yang menggunakan sinar ultraviolet namun tidak
dapat dilihat oleh mata manusia, ehingga bayangan objek yang diamati harus
direkam dulu dengan alat fotografi.
Mikroskop electron merupakan mikroskop yang menggunakan
berkas sinar electron yang panjang gelombangnya jauh lebih pendek disbanding
cahaya biasa maupun ultraviolet. Oleh karena itu daya pisahnya menjadi sangat
besar dan memungkinkan pembesaran sampai jutaan kali.
Pada mikroskop modern terdapat alat penerang di bagian dasar
mikroskop berfungsi untuk menerangi preparat. Pada mikroskop yang tanpa alat
penerangan mempunyai cermin datar dan cekung yang terdapat di bawah kondensor.
Cermi berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar
ke dalam kondensor.
Tipe-tipe mikroskopi digunakan untuk penelitian. untuk
prosedur dalam laboratorium mikrobiologi diagnostic, dan untuk tujuan-tujuan
khusus lainnya. Setiap tipe terutama berguna untuk pemeriksaan beberapa cirri
morfologi khusus, dan dipaparkan sebagai berikut.
1. Mikroskopi Medan Terang
Dalam
mikroskop medan-terang, daerah yang diamati diterangi dengan benderang sehingga
objek yang ditelaah tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Perbesaran
maksimum 1,000-2,000. Pada waktu pengamatan, bakteri biasanya diwarnai dan menampakkan
warna zat pewarnanya. Mikroskopi ini biasanya digunakan untuk bakteri, khamir,
kapang, algae, dan protozoa.
2. Mikroskopi Medan Gelap
Mikroskopi
medan-gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti yang digunakan
untuk mikroskopi medan-terang, kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan
kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah. Perbesaran maksimum
1,000-2,000 dan tidak diwarnai karena bercahaya. Mikroskop medan gelap
digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis
yang hampir mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-gelap berbeda
dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus
yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas
cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari
bagian atas gelaspreparat. (Volk, 1988).
3. Mikroskopi Fluoresensi
Mikroskopi
fluoresensi digunakan untuk memeriksa specimen yang telah diwarnai denganzat
pewarna fluorokom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan
cepat. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan cerah serta berwarna sehingga dapat
membantu identifikasi mikroorganismenya.
4. Mikroskopi Kontras Fase
Mikroskopi
kontras fase adalah suatu tipe mikroskopi cahaya yang memungkinkan kontras yang
lebih besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indek
bias. Perbesaran maksimum yaitu 1,000-2,000 dengan specimen derajat kegelapan
dan digunakan untuk pemeriksaan struktur selular pada sel hidup mikroorganisme
berukuran besar, contohnya khamir, algae, protozoa, dan beberapa bakteri.
5. Mikroskopi Elektron
Mikroskopi
electron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang
mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum 200.000-400.000
dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk objek kecil,
contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Sutrisno, 1984)
6. Mikroskop
Cahaya
Mikroskop
cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang
berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop
cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat
meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop
yang lain.
7. Mikroskop
Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara
tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop
cahaya (Champbell, 2000).
8. Mikroskop
Pendar
Mikroskop
pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti
bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein
antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian
atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu
besifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud
ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar (Volk, 1984).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
1.
1 buah mikroskop
cermin pantul monokuler
2.
1 buah mikroskop
lisrik binokuler
3.
1 buah mikroskop
listrik triokuler
4.
1 buah mikroskop
ajar
5.
1 buah kaca
preprat
6.
1 helai rambut
3.2
Cara Kerja
1. Menggambar jenis-jenis mikroskop
yang disediakan ke dalam lembar kerja praktikum beserta nama dari masing-masing
bagian mikroskop tersebut
2. Stecker dimasukan kesambungan
listrik dan lampu dihidupkan dengan menekan kontak on.
3. Menempatkan lensa obyektip pada perbesaran
yang dikehendaki pada kedudukan seporos dengan lensa okuler, dengan cara
memutar revolver.
4. Mengamati lensa-lensa dengan cara
mengintip pada lensa okuler untuk memastikan kebersihan lensa maupun intensitas
cahaya yang masuk.
5. Membersihkan lensa jika terlihat ada
kotoran dengan hati-hati menggunakan lap lunak yang tidak mudah terlepas bahan
seratnya. Merubah posisi kondensor atau luas lubang diafragmanya, jika
intensitas cahaya tidak sesuai dengan pandangan mata.
6. Memasang preparat atau spesimen di
atas meja benda dan meletakan objek tepat diatas lubang meja benda serta
tersorot cahaya lampu listrik mikroskop.
7. Menurunkan tubus dengan cara memutar
sekrup pengatur tubus sampai obyek lensa obyektif pada kedudukan paling dekat
dengan obyek, dengan hati-hati agar preparat tidak menabrak lensa obyektif.
8. Mengamati preparat melalui lensa okuler
dan di atur kembali masuknya cahaya kedalam mikroskop, sehingga diperoleh
bidang pemandangan yang cukup terang dan merata, dengan cara mengatur kedudukan
kondensor dan lubang diafragma.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Mikroskop Monokuler
![]() |
2. Mikroskop Binokuler
![]() |
3. Mikroskop
Triokuler
![]() |
4. Mikroskop
Ajar
![]() |
5. Preparat Rambut
![]() |
|
4.2 Pembahasan
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop
mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting
dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Pramesti,
2000)
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang
terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata)
dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang
untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda
berputar, yang disebut gagang putar (Volk, 1984).
Mikroskopi
elektron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang
mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum 200.000-400.000
dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk objek kecil,
contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Sutrisno, 1984)
Mikroskop
cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang
berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya
memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor.
Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.
Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat
meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop
yang lain.
Mikroskop dan komponen-komponennya terdiri atas kaki mikroskop yang dibuat berat dan kokoh
agar mikroskop dapat berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga sistem lensa,
yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Komponen-komponen mikroskop diantaranya adalah :
1.
Lensa
okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2.
Lensa
objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3.
Tubus,
tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan
lensa okuler.
4.
Makrometer
berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
5.
Mikrometer,
pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat,
dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6.
Revolver
berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
7.
Reflektor,
terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor
ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang
yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan
ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
8.
Diafragma,
berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
9.
Kondensor,
berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di
naik turunkan.
10. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat
meletakkan objek yang di amati.
11. Penjepit kaca, berfungsi untuk
menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
12. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai
pegangang pada mikroskop.
13. Kaki mikroskop, berfungsi untuk
menyangga atau menopang mikroskop.
14. Seni inklinasi, untuk mengatur sudut
atau tegaknya mikroskop (Sulistyaindriani, 2010).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mikroskop
adalah alat yang di gunakan untuk melihat, meneliti atau mengenali benda-benda
renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop memiliki
bagian-bagian tertentu yang masing-masing dari bagian tersebut memiliki fungsi
yang jelas berbeda. Dari beberapa bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu;
lensa okuler, tabung, makrometer, mikrometer, lensa obyektif, penjepit,
diafragma, panggung, cermin, kaki/dasar, dan lengan/tangakai mikroskop.
5.2 Saran
Sebaiknya
didalam pelaksanaan praktikum kali ini, waktu yang telah ditetapkan digunakan
sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Juga jangan lupa untuk memperhatikan bagian-bagian dari mikroskop apakah dalam
keadaan baik dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
N, A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid
I. Erlangga. Jakarta.
Krisno, A.
2011. Perkembangan mikroskop sebagai
penemu sejarah mikrobiologi. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/perkembangan-mikroskop-sebagai-penemu-sejarah-mikrobiologi
Purba.
1999. Kimia. Jakarta: Erlangga.
Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam.
Banjarbaru.
Sulistyaindriani.
2010. Mikroskop dan fungsinya. http ://sulistyaindriani/wordpress.com. Diakses
tanggal 23 Maret 2015.
Sutrisno.
1984. Fisika Dasar. Bandung : ITB.
Volk,
Wheeler.1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Diakses tanggal 23
Maret 2015.
Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar