Minggu, 14 Juni 2015

Laporan Praktikum Mikrobiologi Acara 2 MIKROSKOPI



Laporan Praktikum Mikrobiologi

Acara 2
MIKROSKOPI

10807913_378345308998827_1726366733_n.jpg


Disusun Oleh Kelompok 4
Nama                        : 1. Bayu Hilmi Hanif             E1J014166
                                    2. Damar Abiyatmo              E1J014120
                                    3. Medo Anggi Saputra        E1J014146
                                    4. Riski Meliya Ningsih        E1J014147
Hari/Tanggal             : Kamis, 19 Maret 2015
Shift                          : Kamis (12:00-14:00)
Dosen Pembimbing   : Ir. Djamilah, MP.
Co-As                       : Nelly Irawati Sinaga



LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKITTUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi adalah mikroskop (Winatasasmita, 1986).

Salah satu penemu sejarah mikrobiologi mengenai mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi (Sutrisno, 1984).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam biologi adalah mikroskop cahaya dan listrik, baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan mikroskop monokuler, maupun yang berlensa okoler ganda atau yang disebut mikroskop binokuler (Krisno, 2011).

1.2    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis mikroskop yang sering digunakan dalam kerja laboratorium.
2.      Mahasiswa mampu menyiapkan dan megoprasikan mikroskop optik cermin maupun listrik sesuai dengan prosedur.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop ditemukan pertama kali  oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) seorang ahli mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat mata (Sutrisno, 1984).
Mikroskop  adalah salah satu alat yang hubungannya sangat erat sekali dengan praktikum mikrobiologi, khususnya untuk melihat bayangan mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil. Didalam mikroskop, ada beberapa jenis teknik dasar tertentu yang harus dipelajari oleh praktikan mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Tubuh mikroskop pada dasarnya terdiri dari bagian mekanik, bagian optik dan beberapa jenis dilengkapi dengan bagian elektrik dan fotografi.
Mikroskop juga instrument yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas – dari seratus kali sampai ratusan ribu kali.
Bagian mekanik dan bagian optik selalu ada pada setiap jenis mikroskop, meskipun tidak semua sub-bagian ada. Bagian mekanik meliputi : statif, tubus, revolver, meja benda, sekrup pengatur tubus, sekrup pengatur kondensor dan sekrup pengatur meja benda. Bagian optiknya meliputi : lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya. Bayangan preparat yang kita lihat dibentuk oleh lensa objektif, didalam tubus mikroskop membentuk bayangan nyata dari preparat. Bayangan nyata tersebut selanjutnya diperbesar oleh lensa okuler yang merupakan lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan semu terakhir, sehingga bayangan tersebut dapat dilihat langsung oleh mata pengamat.
Beberapa macam mikroskop cahaya biasa misalnya : mikroskop pantul cermin, mikroskop lampu listrik, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras. Mikroskop yang mempunyai daya pisah lebih tinggi, misalnya : mikroskop ultraviolet, mikroskop electron transmisi, dan mikroskop electron pemayaran (terfokus).
Mikroskop biasa yakni mikroskop pantul cermin dan mikroskop lampu listrik. Keduanya memiliki perbedaan pada sumber cahaya pembentuk bayangan, yaitu cahaya pantulan dari cermin (baik matahari atau lampu listrik yang dipantulkan) dan cahaya langsung dari lampu listrik.
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang masih hidup, khususnya yang selnya sangat tipis atau yang hamper mendekati batas daya pisah mikroskop. Mikroskop fase kontras digunakan untuk mengamati fragmen benda hidup dalam keadaan alaminya. Mikroskop ultraviolet merupakan variasi dari mikroskop biasa yang menggunakan sinar ultraviolet namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia, ehingga bayangan objek yang diamati harus direkam dulu dengan alat fotografi.
Mikroskop electron merupakan mikroskop yang menggunakan berkas sinar electron yang panjang gelombangnya jauh lebih pendek disbanding cahaya biasa maupun ultraviolet. Oleh karena itu daya pisahnya menjadi sangat besar dan memungkinkan pembesaran sampai jutaan kali.
Pada mikroskop modern terdapat alat penerang di bagian dasar mikroskop berfungsi untuk menerangi preparat. Pada mikroskop yang tanpa alat penerangan mempunyai cermin datar dan cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermi berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar ke dalam kondensor.
Tipe-tipe mikroskopi digunakan untuk penelitian. untuk prosedur dalam laboratorium mikrobiologi diagnostic, dan untuk tujuan-tujuan khusus lainnya. Setiap tipe terutama berguna untuk pemeriksaan beberapa cirri morfologi khusus, dan dipaparkan sebagai berikut.
1.      Mikroskopi Medan Terang
Dalam mikroskop medan-terang, daerah yang diamati diterangi dengan benderang sehingga objek yang ditelaah tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Perbesaran maksimum 1,000-2,000. Pada waktu pengamatan, bakteri biasanya diwarnai dan menampakkan warna zat pewarnanya. Mikroskopi ini biasanya digunakan untuk bakteri, khamir, kapang, algae, dan protozoa.
2.      Mikroskopi Medan Gelap
Mikroskopi medan-gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti yang digunakan untuk mikroskopi medan-terang, kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan tidak diwarnai  karena bercahaya. Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelaspreparat. (Volk, 1988).
3.      Mikroskopi Fluoresensi
Mikroskopi fluoresensi digunakan untuk memeriksa specimen yang telah diwarnai denganzat pewarna fluorokom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan cerah serta berwarna sehingga dapat membantu identifikasi mikroorganismenya.
4.      Mikroskopi Kontras Fase
Mikroskopi kontras fase adalah suatu tipe mikroskopi cahaya yang memungkinkan kontras yang lebih besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indek bias. Perbesaran maksimum yaitu 1,000-2,000 dengan specimen derajat kegelapan dan digunakan untuk pemeriksaan struktur selular pada sel hidup mikroorganisme berukuran besar, contohnya khamir, algae, protozoa, dan beberapa bakteri.
5.      Mikroskopi Elektron
Mikroskopi electron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum 200.000-400.000 dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk objek kecil, contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Sutrisno, 1984)
6.      Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau  lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
7.      Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya (Champbell, 2000).
8.      Mikroskop Pendar
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar (Volk, 1984).






















BAB III
METODOLOGI

3.1    Alat dan Bahan
1.      1 buah mikroskop cermin pantul monokuler
2.      1 buah mikroskop lisrik binokuler
3.      1 buah mikroskop listrik triokuler
4.      1 buah mikroskop ajar
5.      1 buah kaca preprat
6.      1 helai rambut

3.2    Cara Kerja
1.      Menggambar jenis-jenis mikroskop yang disediakan ke dalam lembar kerja praktikum beserta nama dari masing-masing bagian mikroskop tersebut
2.      Stecker dimasukan kesambungan listrik dan lampu dihidupkan dengan menekan kontak on.
3.      Menempatkan lensa obyektip pada perbesaran yang dikehendaki pada kedudukan seporos dengan lensa okuler, dengan cara memutar revolver.
4.      Mengamati lensa-lensa dengan cara mengintip pada lensa okuler untuk memastikan kebersihan lensa maupun intensitas cahaya yang masuk.
5.      Membersihkan lensa jika terlihat ada kotoran dengan hati-hati menggunakan lap lunak yang tidak mudah terlepas bahan seratnya. Merubah posisi kondensor atau luas lubang diafragmanya, jika intensitas cahaya tidak sesuai dengan pandangan mata.
6.      Memasang preparat atau spesimen di atas meja benda dan meletakan objek tepat diatas lubang meja benda serta tersorot cahaya lampu listrik mikroskop.
7.      Menurunkan tubus dengan cara memutar sekrup pengatur tubus sampai obyek lensa obyektif pada kedudukan paling dekat dengan obyek, dengan hati-hati agar preparat tidak menabrak lensa obyektif.
8.      Mengamati preparat melalui lensa okuler dan di atur kembali masuknya cahaya kedalam mikroskop, sehingga diperoleh bidang pemandangan yang cukup terang dan merata, dengan cara mengatur kedudukan kondensor dan lubang diafragma.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Mikroskop Monokuler
2. Mikroskop Binokuler
3.      Mikroskop Triokuler
4.      Mikroskop Ajar
5.       Preparat Rambut


4.2 Pembahasan
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Pramesti, 2000)
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar (Volk, 1984).
Mikroskopi elektron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum 200.000-400.000 dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk objek kecil, contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Sutrisno, 1984)
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau  lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Mikroskop dan komponen-komponennya terdiri atas kaki mikroskop yang dibuat berat dan kokoh agar mikroskop dapat berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Komponen-komponen mikroskop diantaranya adalah :
1.        Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif 
2.        Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. 
3.        Tubus, tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. 
4.        Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. 
5.        Mikrometer, pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. 
6.        Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. 
7.        Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. 
8.        Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. 
9.        Kondensor, berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. 
10.    Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang di amati. 
11.    Penjepit kaca, berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
12.    Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. 
13.    Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. 
14.    Seni inklinasi, untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop (Sulistyaindriani, 2010).








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, meneliti atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop memiliki bagian-bagian tertentu yang masing-masing dari bagian tersebut memiliki fungsi yang jelas berbeda. Dari beberapa bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu; lensa okuler, tabung, makrometer, mikrometer, lensa obyektif, penjepit, diafragma, panggung, cermin, kaki/dasar, dan lengan/tangakai mikroskop.

5.2 Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum kali ini, waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Juga jangan lupa untuk memperhatikan bagian-bagian dari mikroskop apakah dalam keadaan baik dan lengkap.
















DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N, A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Krisno, A. 2011. Perkembangan mikroskop sebagai penemu sejarah mikrobiologi. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/perkembangan-mikroskop-sebagai-penemu-sejarah-mikrobiologi
Purba. 1999. Kimia. Jakarta: Erlangga.
Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.
Sulistyaindriani. 2010. Mikroskop dan fungsinya. http ://sulistyaindriani/wordpress.com. Diakses tanggal 23 Maret 2015.
Sutrisno. 1984. Fisika Dasar. Bandung : ITB. 
Volk, Wheeler.1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Diakses tanggal 23 Maret 2015.
Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar