Laporan Praktikum Genetika
Acara 3
Hukum Mendel I

Disusun
Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
Senin, 2 Maret 2015
Shift :
Senin (10:00-12:00)
Kelompok :
3
Dosen Pembimbing :
Dwi Wahyuni Ganevianti
Co-As :
Paulina Situmorang
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hukum
mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip
penurunan sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli
biologi yang belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas. Pada
tahun 1865, mendel menulis sebuah makalah berjudul “ experiment in Plant
Hybridization”. Makalah tersebut berisi hasil percobaan persilangan-perdilangan
tanaman serta hipotetsisi mendel tentang pewarisan material genetic dari induk
(tertua) kepada anaknya. Berdasarkan percobaan mendel,tersebut lahirlah konsep
genetika adanya factor yang menentukan sifat organisme. Konsep mendel belum
dapat diterima oleh para ahli biologi pada waktu itu hingga muncul penemuan
kromosom secara mikroskopik yang mendukung teori mendel. (Hafni, 2014)
1.2 Tujuan
1.
Mencari angka-angka perbandingan sesuai
dengan Hukum Mendel I
2.
Menemukan nisbah teoritis sama atau
mendekati nisbah pengamatan
3.
Memahami pengertian dominan, resesif,
genotip, dan fenotip
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hukum
Pewarisan Mendel
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
‘Percobaan mengenai Persilangan Tanaman’. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum
pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel,
dan
2. Hukum
berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan
gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga
tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya.
Secara
garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen
memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini
adalah konsep mengenai alel.
2. Setiap
individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua
betina.
3. Jika
sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan
terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan
pada gamet yang dibentuk.
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang “factor
keturunan”. Pada waktu itu Mendel belum menggunakan istilah “gen”. Tiap
pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk
alternatif disebut pasangan alela. Satu dari pasangam alela itu dominan dan
menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada pembentukan
“gamet” alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut
dikenal sebagai prinsip segregasi secara bebas. Individu murni mempunyai dua
alela yang sama (homozigot), alel dominan diberi simbol huruf besar sedang alel
resesif huruf kecil. Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak
secara fisik). Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan. (Pratama,
2009).
Alel
Kromosom dalam sel tubuh biasanya berpasangan. Sepasang
kromosom merupakan homolog sesamanya. Artinya mereka memiliki bentuk dan lokus
gen yang sama. Sepasang gen yang terdapat pada lokus yang sama pada kromosom
yang homolog disebut ALEL. Alel dapat memiliki fungsi sama, saling mendukung,
ataupun berlawanan. Contoh alel yang fungsinya sama adalah gen penentu warna
merah pada bunga (AA). Kedua pasangan gen (alel) tersebut membawa sifat yang
sama, yaitu merah (A). Karena fungsinya sama, maka disebut alel homozogot.
Contoh alel yang fungsinya tidak sama/berlawanan adalah gen penentu warna merah
muda (Aa). Kedua pasangan gen (alel) tersebut membawa sifat yang tidak sama,
yaitu ada yang membawa sifat merah (A) dan sifat putih (a) sehingga timbul
sifat intermedier. Karena fungsinya tidak sama, maka disebut alel heterozogot.
Gen
Gen adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk
fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau
seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan
modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan
pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator
(pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya.
Penggunaan “gen” dalam percakapan sehari-hari (misalnya “gen
cerdas” atau “gen warna rambut”) sering kali dimaksudkan untuk alel: pilihan
variasi yang tersedia oleh suatu gen. Meskipun ekspresi alel dapat serupa,
orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara
fenotipik berbeda. Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya
melalui suatu proses reproduksi, bersama-sama dengan DNA yang membawanya.
Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan
suatu organisme dapat terjaga. (Hafni, 2014).
Gen
bersifat antara lain :
-
Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
-
Mengandung informasi genetika.
-
Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
1.
Model gen (kancing genetik) 2 warna
2.
Dua buah toples
3.
ATK
4.
LKP
3.2
Cara Kerja
1.
Mengambil model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji
(30 jantan dan 30 betina)
2.
Menyisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan
berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih
3.
Membuka pasangan gen (langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet, baik pada individu merah atau individu putih
4.
Menggabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan
sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah
dan individu putih
5.
Memisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini
menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1
6.
Memasukan semua model gen jantan baik merah maupun putih kedalam toples
jantan dan model gen betina baik merah maupun putih kedalam toples betina
7.
Mengambil dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen
tersebut secara acak sebuah gen dari masing-masing toples, kemudian dipasangkan
8.
Melakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan
mencatat setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan
9.
Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) kedalam
toples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi.
10.
Melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20x, 40x, 60x.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 1 pencatatan untuk pengambilan 20x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
Ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
lllll ll
|
7
|
2
|
Merah-Putih
|
lllll lll
|
8
|
3
|
Putih-Putih
|
Lllll
|
5
|
Tabel 2 pencatatan untuk pengambilan 40x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
Ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
lllll ll
|
7
|
2
|
Merah-Putih
|
lllll lllll
lllll lllll llll
|
24
|
3
|
Putih-Putih
|
lllll llll
|
9
|
Tabel 3 pencatatan untuk pengambilan 60x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
Ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
lllll lllll
lllll lll
|
18
|
2
|
Merah-Putih
|
lllll lllll
lllll lllll lllll l
|
26
|
3
|
Putih-Putih
|
lllll lllll
lllll l
|
16
|
Tabel 4. Perbandingan/
nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected
(E) untuk pengambilan 20x
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi =
O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
Merah
|
15
|
15
|
0
|
Putih
|
5
|
5
|
0
|
Total
|
20
|
20
|
0
|
Tabel 5. Perbandingan/
nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected
(E) untuk pengambilan 40x
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi =
O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
Merah
|
31
|
30
|
+1
|
Putih
|
9
|
10
|
-1
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
Tabel 6. Perbandingan/
nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected
(E) untuk pengambilan 60x
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi =
O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
Merah
|
44
|
45
|
-1
|
Putih
|
16
|
15
|
+1
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
4.2
Pembahasan
Hukum Mendel I diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu
persilangan dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman
ercis biji bulat dengan tanaman ercis biji berkerut. Hasilnya semua keturunan
F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Selanjutnya dilakukan persilangan
antarketurunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan
perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
Perbandingan
fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
Perbandingan
genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Berdasarkan hasil perkawinan yang diperoleh dalam percobaannya, Mendel
menyimpulkan bahwa pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami
segregasi (memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima sebuah gen saja.
Kesimpulan itu dirumuskan sebagai hukum Mendel I yang dikenal juga dengan hukum Pemisahan
Gen yang Sealel. Beberapa kesimpulan penting dari perkawinan
monohibrid di atas sebagai berikut.
1. Semua
individu F1 memiliki sifat yang seragam.
2. Jika dominan
nampak sepenuhnya, individu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang dominan.
3. Pada waktu
individu F1 yang heterozigot itu membentuk gamet-gamet terjadilah pemisahan
alel sehingga gamet hanya memiliki salah satu alel saja.
4. Jika
dominasi nampak sepenuhnya, perkawinan monohibrid (Bb >< Bb) menghasilkan
keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 : 1 (yaitu biji bulat :
biji berkerut) dan memperlihatkan perbandingan genotip 1 : 2 : 1 (yaitu BB : Bb
: bb).
Perbandingan/
nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected
(E) untuk pengambilan 20x mendapatkan hasil sesuai dengan percobaan mendel
yaitu mendapatkan perbandingan 3 : 1 dengan perincian 15 merah dan 5 putih.
Jadi merah dominan dan dapat menutupi putih sebagai resesifnya.
Perbandingan/
nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected
(E) untuk pengambilan 40x mendapatkan hasil mendekati dengan hasil percobaan
mendel yaitu mendapatkan perbandingan 3 : 1 dengan perincian 31 merah dan 9
putih. Jadi merah dominan dan dapat menutupi putih sebagai resesifnya.
Perbandingan/
nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected
(E) untuk pengambilan 60x mendapatkan hasil mendekati dengan hasil percobaan
mendel yaitu mendapatkan perbandingan 3 : 1 dengan perincian 44 merah dan 16
putih. Jadi merah dominan dan dapat menutupi putih sebagai resesifnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hukum pewarisan
Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan
oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum
pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel,
dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga
dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
5.2 Saran
1. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
2. Penyusun
makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelancaran dan
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya
DAFTAR
PUSTAKA
Putri, pratama. “
sejarah hukum mendel 1”. 03 maret 2015. https://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/hukum-mendel/
Ramadhan, hafni.
“materi hukum mendel 1” 03 maret 2015. http://www.materisma.com/2014/11/penjelasan-hukum-mendel-lengkap.html
PERTANYAAN
JAWABAN
Pertanyaan:
1.
Berapa macam
pasangan genotip yang anda peroleh ?
2.
Berapa
perbandingannya ?
3.
Jika model gen merah
dominan, berapa perbandingan fenotip yang diperoleh ?
4.
Apa yang dapat
anda simpulkan dari percobaan model 2 ini ?
Jawaban:
1.
- Untuk
percobaan 20x didapatkan 20 pasang genotip
- Untuk percobaan 40x didapatkan 40 pasang genotip
- Untuk percobaan 60x didapatkan 60 pasang genotip
2.
- Untuk
percobaan 20x didapatkan genotip: MM : Mm : mm
7 :
8 : 5
- Untuk
percobaan 40x didapatkan genotip: MM : Mm : mm
7 :
24 : 9
- Untuk
percobaan 60x didapatkan genotip: MM : Mm : mm
18
: 26 : 16
3.
- Untuk
percobaan 20x didapatkan fenotip : Merah : Putih
15 :
5
- Untuk
percobaan 40x didapatkan fenotip : Merah : Putih
31 :
9
- Untuk
percobaan 60x didapatkan fenotip : Merah : Putih
44 :
16
4.
Kesimpulannya
adalah kita dapat mengetahui mana sifat yang lebih dominan dan mana sifat yang
resesif (tertutupi) dan dapat mengetahui perbandingan genotip dan fenotip
sesuai atau mendekati Hukum Mendel I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar