LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
“pH Asam, Basa dan Garam “
![]() |
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Jam :
Selasa, 11 November 2014
Kelompok : 4 (empat)
Co-Ass :
Sari Yulia Kartika Hasibuan
Dosen Pembimbing :
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Menurut teoi Arrhenius, zat dalam air
yang menghasilkan ion H+ disebut asam, sedangkan zat yang
didalam air terionisasi menghasilkan ion OH- adalah basa.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant”
dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam
“buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali
ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.
Sifat asam dan basa dapat di tentukan dengan beberapa cara,
seperti menggunakan kertas lakmus , lakmus merah dalam larutan basa akan
berubah menjadi biru, dan lakmus biru dalam larutan nyang bersifat asam akan
berubah menjadi merah.sifat sama basa juga dapat di tentukan dengan mengukur
derajat pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan yang digunakan untuk
menunjukan tingkat keasaman larutan. Larutan yang bersifat asam memiliki pH
<7, larutan basa memiliki pH>7 dan larutan netral memiliki pH = 7.
1.2 Tujuan
1. Menentukan
pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
2. Menghitung
konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Asam dan
basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam
cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat
yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air
sabun, air abu dan lain-lain (Petruccci, H. Ralph.1987).
Berkaitan
dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan ,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa
yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan
cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau
bersifat racun (Petruccci, H. Ralph.1987).
a.
Indikator Larutan Asam Basa
Sifat asam-basa suatu larutan dapat
ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan
basa mempunyai pH > 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan
dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).
Berkat pengalaman dan penelitian
para ahli kimia, kini tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman dan
kebasaan., yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa
adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam
dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang
bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Lakmus adalah
zat warna (pigmen) yang pada mulanya diisolasi dari liken, suatu simbiosis
jamur dengan alga yang tumbuh di batu-batu atau pohon (Petruccci, H.
Ralph.1988).
b. Penggolongan
Senyawa Asam dan Senyawa Basa
Senyawa asam
dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan
menghasilkan OH⁻. Banyaknya
ion H ⁺ atau ion OH⁻ yang
dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi (Petruccci, H. Ralph.1987).
c.
Derajat Keasaman (pH)
Keasaman suatu larutan disebabkan
adanya ion H⁺.
Konsentrasi ion hidronium [H⁺] dalam
larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menentukan sifat-sifat
larutan, terutama larutan dalam air (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005). Menurut
penelitian konsentrasi ion H⁺ harganya
sangat kecil, sehingga untuk menghindari kesulitan dari penggunaan angka-angka
yang terlalu kecil, maka pada tahun 1909 S.P.I. Sorensen mengusulkan konsep
“pH`(pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala konsentrasi ion H⁺ suatu larutan (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005). Apa
yang terjadi jika suatu larutan asam dicampurkan dengan larutan basa?
HA → H ⁺ + A ⁻
LOH → L ⁺ + OH ⁻
Oleh karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka
sudah dapat dipastikan bahwa ion H ⁺ dari asam
akan bereaksi dengan ion OH ⁻ dari basa
membentuk air.
H ⁺ + OH ⁻ → H2O (Sastrojamidjojo,
Harjono. 2005).
Itulah
sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Pembawa sifat asam
(H ⁺) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH ⁻) membawa air yang bersifat netral. Ion-ion tersebut akan bergabung membentuk
senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi asam dengan basa menghasilkan garam
dan air, sehingga reaksi asam dengan basa bisa juga disebut sebagai reaksi penggaraman(Sastrojamidjojo,
Harjono. 2005).
BAB III
METODEOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
1.
pH indikator universal
2.
Tabung reaksi
3.
Erlenmeyer volume 50/100 mL
4.
Pipet ukur 10 mL
5.
Pipet ukur 5 mL
6.
Kaca arloji
7.
Corong kaca
8.
Rak tabung reaksi
9.
Pipet biasa
|
1.
H2SO4
2.
NaCl
3.
NaOH
4.
CH3COOH
5.
NH4OH
6.
HCl
7.
NaCH3COO
8.
Asam borak
9.
NH4Cl
10.
Na2SO3
|
3.2
Cara Kerja
1.
Membersihkan 10 buah tabung reaksi
dengan detergen dan mengeringkannya
2.
Meletakkan di rak tabung reaksi dengan
muluttabung ke atas
3.
Mengambbil menggunakan pipet lebih
kurang 2 mL, melarutkan yang telah disediakan kedalam masing-masing tabung
reaksi
4.
Menentukan pH dengan menggunakan kertas
pH indikator universal
5.
Menghitung konsentrasi masing-masing
larutan yang telah dibuat (dalam laporan lengkap)
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
NO
|
Nama larutan
|
pH
|
Golongan
|
Konsentrasi ( molaritas )
|
1
|
NaOH
|
12
|
Basa Kuat
|
0,2 M
|
2
|
Etanol
|
6
|
Asam Lemah
|
0,1 M
|
3
|
NaCl
|
2
|
Garam dari As.Kuat dan Bs.Kuat
|
2 %
|
4
|
H2SO4
|
1
|
Asam Kuat
|
0,1 M
|
5
|
H2O
|
7
|
Garam dari As.Kuat dan Bs.Kuat
|
10-7 M
|
6
|
CH3COOH
|
3
|
Asam Lemah
|
1,6 M
|
7
|
MgSO4
|
6
|
Asam Lemah
|
0,1 M
|
8
|
HCL
|
1
|
Asam Kuat
|
0,1 M
|
9
|
KH2PO4
|
7
|
Garam dari As.Kuat dan Bs.Lemah
|
10-7 M
|
BAB V
PEMBAHASAN
1.
Pengujian larutan NaOH dengan konsentrasi larutan 0,2
N menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada angka 12. Hal ini
berarti bahwa larutan NaOH tersebut bersifat basa karena NaOH tersebut pHnya > 7.
2.
Pengujian larutan etanol dengan konsentrasi larutan
0,1M menggunakan kertas pH indicator
universal menunjukkan pada angka 6. Hal ini berarti bahwa larutan etanol
bersifat asam lemah dengan pH < 7.
3.
Pengujian larutan garam dapur (NaCl) dengan
konsentrasi larutan 2% menunjukkan pada angka 2. Padahal kalau secara teori pH
NaCl adalah 7 (Netral), ini terjadi mungkin waktu mengambil kertas lakmus nya
ada sedikit kotoran atau campuran
menempel dan hal ini sangat berpengaruh pada perubahan Ph.
4.
Pengujian larutan H2SO4 dengan
konsentrasi larutan 0,1 N menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan
pada angka 1. Hal ini berarti bahwa larutan H2SO4 bersifat
asam dengan pH < 7.
5.
Pengujian larutan H2O dengan konsentrasi larutan 10-7 Menggunakan kertas pH indicator universal
menunjukkan pada angka 7. Hal ini berarti bahwa larutan H2O tersebut bersifat netral dengan pH = 7.
6.
Pengujian larutan CH3COOH dengan
konsentrasi larutan 1,6 menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada
angka 3. Hal ini berarti bahwa larutan CH3COOH tersebut bersifat
asam dengan pH < 7.
7.
Pengujian larutan Mg2SO4 dengan konsentrasi larutan 0,1M menggunakan
kertas pH indicator universal
menunjukkan pada angka 6. Hal ini berarti bahwa larutan Mg2SO4
bersifat asam lemah dengan pH < 7.
8.
Pengujianlarutan HCL dengan konsentrasi larutan 0,1 N
menggunakankertas pH indicator universal menunjikkan pada angka 1. Hal in
iberarti bahwa larutan HCl bersifat asam dengan
pH < 7.
9.
Pengujian larutan KH2PO4 dengan
konsentrasi larutan 10-7 menggunakan kertas pH indicator universal
menunjukkan pada angka 7. Hal ini berarti larutan KH2PO4 bersifat
netral dengan pH = 7
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan indikator universal, kita bisa mengetahui sifat suatu
larutan dengan mudah. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, menghasilkan:
ü Pada dasarnya, larutan yang memiliki pH < 7
merupakan larutan yang mengandung Asam, sedangkan larutan yang memiliki pH >
7 merupakan larutan yang mengandung basa. Sementara larutan yang memiliki pH =
7 dikatakan netral.
ü Ph untuk
menentukan konsentrasi ion hydrogen bebas dalam suatu larutan yaitu :
-log
dari konsentrasi ion hydrogen yang dinyatakan dalam mol per liter larutan
pH
= - log [ H +]
ü POH untuk
menentukan konsentrasi ion OH‑ bebas dalam suatu larutan yaitu :
-log
dari konsentrasi ion OH‑yang dinyatakan dalam mol per liter larutan.
pOH
= - log [ OH‑ ].
6.2 Saran
Hendaknya dengan
melaksanakan pratikmum ini mahasiswa bisa memahami tentang menentukan pH
larutan dengan menggunakan indikatr universal dan dapat menghitung konsentrasi
larutan dengan nilai pH tertentu.. Setiap penelitian harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil
yang maksimal
BAB VII
PERTANYAAN
JAWABAN
7.1
Pertanyaan
7.2 Jawaban
DAFTAR
PUSTAKA
Petruccci, H. Ralph.1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Petruccci, H. Ralph.1988. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Sastrojamidjojo, Harjono,2008.Kimia Dasar “Titrasi Asam
Basa”.Yudhistira.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar