Kamis, 18 Desember 2014


LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
“pH Asam, Basa dan Garam “

unib
 











Nama                             : Riski Meliya Ningsih
NPM                              : E1J014147
Hari/Jam                        : Selasa, 11 November 2014
Kelompok                      : 4 (empat)
Co-Ass                           : Sari Yulia Kartika Hasibuan
Dosen Pembimbing        :



LABORATORIUM  AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa dan netral. Menurut teoi Arrhenius, zat dalam air yang menghasilkan ion H+ disebut asam, sedangkan zat yang didalam air terionisasi menghasilkan ion OHadalah basa.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.
Sifat asam dan basa dapat di tentukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan kertas lakmus , lakmus merah dalam larutan basa akan berubah menjadi biru, dan lakmus biru dalam larutan nyang bersifat asam akan berubah menjadi merah.sifat sama basa juga dapat di tentukan dengan mengukur derajat pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan yang digunakan untuk menunjukan tingkat keasaman larutan. Larutan yang bersifat asam memiliki pH <7, larutan basa memiliki pH>7 dan larutan netral memiliki pH = 7.

1.2  Tujuan
1.      Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
2.      Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam dan basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain (Petruccci, H. Ralph.1987).
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan , yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun (Petruccci, H. Ralph.1987).
a.       Indikator Larutan Asam Basa
Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan basa mempunyai pH > 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).
Berkat pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan., yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Lakmus adalah zat warna (pigmen) yang pada mulanya diisolasi dari liken, suatu simbiosis jamur dengan alga yang tumbuh di batu-batu atau pohon (Petruccci, H. Ralph.1988).
b.      Penggolongan Senyawa Asam dan Senyawa Basa
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan menghasilkan OH. Banyaknya ion H atau ion OH yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi (Petruccci, H. Ralph.1987).
c.       Derajat Keasaman (pH)
Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H. Konsentrasi ion hidronium [H] dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005). Menurut penelitian konsentrasi ion H harganya sangat kecil, sehingga untuk menghindari kesulitan dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil, maka pada tahun 1909 S.P.I. Sorensen mengusulkan konsep “pH`(pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala konsentrasi ion H suatu larutan (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005). Apa yang terjadi jika suatu larutan asam dicampurkan dengan larutan basa?
HA → H + A
LOH → L + OH
Oleh karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat dipastikan bahwa ion H dari asam akan bereaksi dengan ion OH dari basa membentuk air.
H + OH → H2O (Sastrojamidjojo, Harjono. 2005).
          Itulah sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Pembawa sifat asam (H ) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH ) membawa air yang bersifat netral.  Ion-ion tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi asam dengan basa menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam dengan basa bisa juga disebut sebagai reaksi penggaraman(Sastrojamidjojo, Harjono. 2005).
  
BAB III
METODEOLOGI

3.1  Alat dan Bahan
Alat
Bahan
1.      pH indikator universal
2.      Tabung reaksi
3.      Erlenmeyer volume 50/100 mL
4.      Pipet ukur 10 mL
5.      Pipet ukur 5 mL
6.      Kaca arloji
7.      Corong kaca
8.      Rak  tabung reaksi
9.      Pipet biasa
1.      H2SO4
2.      NaCl
3.      NaOH
4.      CH3COOH
5.      NH4OH
6.      HCl
7.      NaCH3COO
8.      Asam borak
9.      NH4Cl
10.  Na2SO3

3.2 Cara Kerja
1.      Membersihkan 10 buah tabung reaksi dengan detergen dan mengeringkannya
2.      Meletakkan di rak tabung reaksi dengan muluttabung ke atas
3.      Mengambbil menggunakan pipet lebih kurang 2 mL, melarutkan yang telah disediakan kedalam masing-masing tabung reaksi
4.      Menentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal
5.      Menghitung konsentrasi masing-masing larutan yang telah dibuat (dalam laporan lengkap)
  
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

NO
Nama larutan
pH
Golongan
Konsentrasi      ( molaritas )
1
NaOH
12
Basa Kuat
0,2 M
2
Etanol
6
Asam Lemah
0,1 M
3
NaCl
2
Garam dari As.Kuat dan Bs.Kuat
2 %
4
H2SO4
1
Asam Kuat
0,1 M
5
H2O
7
Garam dari As.Kuat dan Bs.Kuat
10-7 M
6
CH3COOH
3
Asam Lemah
1,6 M
7
MgSO4
6
Asam Lemah
0,1 M
8
HCL
1
Asam Kuat
0,1 M
9
KH2PO4
7
Garam dari As.Kuat dan Bs.Lemah
10-7 M

BAB V
PEMBAHASAN

1.      Pengujian larutan NaOH dengan konsentrasi larutan 0,2 N menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada angka 12. Hal ini berarti bahwa larutan NaOH tersebut bersifat basa karena NaOH tersebut  pHnya > 7.
2.      Pengujian larutan etanol dengan konsentrasi larutan 0,1M menggunakan kertas pH indicator  universal menunjukkan pada angka 6. Hal ini berarti bahwa larutan etanol bersifat asam lemah dengan  pH < 7.
3.      Pengujian larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi larutan 2% menunjukkan pada angka 2. Padahal kalau secara teori pH NaCl adalah 7 (Netral), ini terjadi mungkin waktu mengambil kertas lakmus nya ada sedikit kotoran atau campuran  menempel dan hal ini sangat berpengaruh pada perubahan Ph.
4.      Pengujian larutan H2SO4 dengan konsentrasi larutan 0,1 N menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada angka 1. Hal ini berarti bahwa larutan H2SO4 bersifat asam dengan  pH < 7.
5.      Pengujian larutan H2O  dengan konsentrasi larutan 10-7  Menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada angka 7. Hal ini berarti bahwa larutan H2O  tersebut bersifat netral dengan pH = 7.
6.      Pengujian larutan CH3COOH dengan konsentrasi larutan 1,6 menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada angka 3. Hal ini berarti bahwa larutan CH3COOH tersebut bersifat asam dengan  pH < 7.
7.      Pengujian larutan Mg2SO4  dengan konsentrasi larutan 0,1M menggunakan kertas pH indicator  universal menunjukkan pada angka 6. Hal ini berarti bahwa larutan Mg2SO4 bersifat asam lemah dengan  pH < 7.
8.      Pengujianlarutan HCL dengan konsentrasi larutan 0,1 N menggunakankertas pH indicator universal menunjikkan pada angka 1. Hal in iberarti bahwa larutan HCl bersifat asam dengan  pH < 7.
9.      Pengujian larutan KH2PO4 dengan konsentrasi larutan 10-7  menggunakan kertas pH indicator universal menunjukkan pada angka 7. Hal ini berarti larutan KH2PO4 bersifat netral dengan pH = 7
BAB VI
PENUTUP

6.1    Kesimpulan
Dengan menggunakan indikator universal, kita bisa mengetahui sifat suatu larutan dengan mudah. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, menghasilkan:
ü  Pada dasarnya, larutan yang memiliki pH < 7 merupakan larutan yang mengandung Asam, sedangkan larutan yang memiliki pH > 7 merupakan larutan yang mengandung basa. Sementara larutan yang memiliki pH = 7 dikatakan netral.
ü  Ph untuk menentukan konsentrasi ion hydrogen bebas dalam suatu larutan yaitu :
            -log dari konsentrasi ion hydrogen yang dinyatakan dalam mol per liter larutan
            pH = - log [ H +]
ü  POH untuk menentukan konsentrasi ion OH bebas dalam suatu larutan yaitu :
            -log dari konsentrasi ion OHyang dinyatakan dalam mol per liter larutan.
            pOH = - log [ OH ].

6.2    Saran
Hendaknya dengan melaksanakan pratikmum ini mahasiswa bisa memahami tentang menentukan pH larutan dengan menggunakan indikatr universal dan dapat menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.. Setiap penelitian harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal

BAB VII
PERTANYAAN JAWABAN

7.1 Pertanyaan
7.2  Jawaban
  
DAFTAR PUSTAKA

Petruccci, H. Ralph.1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Petruccci, H. Ralph.1988. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Sastrojamidjojo, Harjono,2008.Kimia Dasar  “Titrasi Asam Basa”.Yudhistira.Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar