LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ACARA 7
TINGKAH LAKU TUMBUHAN

Disusun
Oleh :
Nama :
Riski Meliya Ningsih
NPM :
E1J014147
Hari/Tanggal :
C1/ Kamis, 4 Desember 2014
Dosen Pembimbing :
Marulak Simarmata, Ph.D
Co-As :
Kas Andika Putri
Reni Andista
LABORATORIUM
AGRONOMI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Semua organisme memiliki perilaku.
Perilaku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya.
Suatu respons dikatakan perilaku bila respons tersebut telah berpola, yakni
memberikan respons tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Perilaku juga
dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme
yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan
merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia),
yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin
kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku
tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena
pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena
akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang
menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh
alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini
merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian,
diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu
genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan
sifat.
1.2 Tujuan
Untuk
mengetahui beberapa gerakan tumbuhan yang termasuk gerak tropis yaitu
fototropisme, geotropisme, dan hydrotropisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan melakukan pergerakan karena
rangsanan dari luar atau proses pertumbuha. Meski tidak memiliki sistem saraf,
tumbuhan menunjukkan adanya kepekaan yang berupa gerak tanggapan terhadap
sejumlah rangsangan dengan menggerakan bagian tumbuhan tertentu atau melakukan
proses pertumbuhan. Berdasarkan penyebabnya, gerak tumbuhan dibedakan menjadi
gerak autonom/endonom, gerak higroskopis, dan gerak esionom. (Robinsie, 1992)
1.
Gerak Autonom/Endonom
Gerak endonom merupakan gerak bagian tumbuhan karena faktor
dari dalam tumbuhan. Misalnya, gerak pada batang tanaman kacang panjang yang
membelit ke kanan.
2.
Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak tumbuhan yang disebabkan
karena pengaruh kelembapan dan kadar air. Misalnya, pecahnya buah pada tanaman
kacang polong-polongan.
3.
Gerak Esionom
Gerak esionom ialah gerak pada tumbuhan yang trjadi karena
adanya rangsangan dari luar tumbuhan. Dengan kata lain gerak esionom
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Gerak esionom dibagi menjadi 3, yaitu gerak
taksis, gerak tropisme, dan gerak nasti. ( Wirakusumah, 2003)
a)
Gerak Taksis
Gerak taksis merupakan gerak perpindahan tumbuhan karena
menerima rangsangan. Gerak taksis dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu taksis
positif dan taksis negatif. Gerak taksis disebut taksis positif apabila gerak
tumbuhan menuju ke arah datangnya rangsangan dan disebut taksis negatif jika
gerak tumbuhan menjauhi
b)
Gerak Tropisme
Grak tropisme merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan. Gerak tropisme terdiri dari beberapa jenis, seperti
kemotropisme, tigmotropisme, geotropisme, fototropisme, dan hidrotropisme.
·
Kemotropisme
Kemotropisme merupakan gerak tumbuhan yang terjadi karena
adanya rangsangan bahan kimia. Misalnya, gerak akar menuju ke tempat yan banyak
mengandung zat hara.
·
Tigmotropisme
Tigmotropisme merupakan gerak tumbuhan yang terjadi karena
adanya sentuhan dari benda, hewan, atau tumbuhan lainnya. Misalnya, perambatan
sulur tumbuhan gadung pada pagar.
·
Geotropisme
Geotropisme merupakan gerak tumbuhan yang trjadi karena
pengaruh gaya gravitasi bumi. Gerak ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
geotropisme positif dan geotropisme negatif. Gerak geotropisme disebut
geotropisme positif jika arah gerak menuju ke gravitasi bumi dan disebut
geotropisme negatif jika gerak berlawanan dengan arah gravitasi bumi. Contoh
geotropisme positif yaitu seluruh akar tumbuhan ke bawah menembus tanah. Contoh
geotropisme negatif yaitu tunas tumbuhan yang menuju ke atas.
·
Fototropisme
Fototropisme merupakan gerak tumbuhan yang terjadi karena
pengaruh rangasangan cahaya. Msialnya, batang dan daun tumbuhan tumbuh
membengkok ke arah datangnya sinar matahari.
·
Hidrotropisme
Hidrotropisme mrupakan gerak tumbuhan yang terjadi karena
rangsangan air. Misalnya, akar tumbuhan yang terdapat di dalam tanah menuju ke
daerah yang lebih banyak airnya.
c)
Gerak Nasti
Gerak nasti merupakan gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi
oleh arah datangnya rangsangan. Gerak ini dibagi menjadi niktinasti,
seismonasti, fotonasti, dan termonasti. (Bambang, 2002)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
·
Benih kacang hijau
·
3 buah aqua cup
·
Kotak karton ukuran aqua box
3.2 Cara
Kerja
1.
Fototropisme
·
Menyediakan aqua
cup pertama, melubangi bagian bawah aqua cup (sebanyak 5 lubang dengan ukuran Ɵ
0.5 mm). Memuat label nama sendiri.
·
Mengisi aqua cup
sebanyak 4/5 bagian dengan media tanah
yang sudah bersih.
·
Merendam benih
selama 15 menit sebelum penanaman kemudian menanam dua benih kacang hijau pada
lubang tanam yang sama di tengah-tengah pot dengan kedalaman 2 cm. Menyiramnya
sampai jenuh.
·
Melubangi kotak
karton sebesar uang logam pada satu sisi.
·
Menyimpan aqua
cup ke dalam kotak karton berlubang, kemudian meletakkan pada tempat yang
ditentukan.
·
Mengamati
pertumbuhan kacang hijau.
·
Menggambarkan
keadaan kacang hijau.
2.
Geotropisme
·
Menyediakan aqua
cup kedua, melubangi bagian bawah aqua cup (sebanyak 5 lubang dengan ukuran Ɵ
0.5 mm). Memuat label nama sendiri.
·
Mengisi aqua cup
sebanyak 4/5 bagian dengan media tanah
yang sudah bersih.
·
Merendam benih
selama 15 menit sebelum penanaman kemudian menanam dua benih kacang hijau pada
lubang tanam yang sama di tengah-tengah pot dengan kedalaman 2 cm. Menyiramnya
sampai jenuh.
·
Biarkan tumbuh 2
hari. Pada hari ketiga, balikan aqua cup dan letakan pada alas plastik untuk
melihat pengaruh gravitasi bumi terhadap akar.
·
Mengamati apa
yang terjadi pada hari ketujuh
·
Menggambarkan
keadaan pertumbuhan yang diamati
3.
Hydrotropysme
·
Menyediakan aqua
cup ketiga, melubangi bagian bawah aqua cup (sebanyak 5 lubang dengan ukuran Ɵ
0.5 mm). Memuat label nama sendiri.
·
Mengisi aqua cup
sebanyak 4/5 bagian dengan media tanah
yang sudah bersih.
·
Merendam benih
selama 15 menit sebelum penanaman kemudian menanam dua benih kacang hijau pada
lubang tanam yang sama di tengah-tengah pot dengan kedalaman 2 cm. Menyiramnya
sampai jenuh.
·
Menyiram pot
pada sisi yang bersebelahan dengan benih. Menyiram sedikit demi sedikit
sehingga hanya setengah media tanam yang basah dengan air
·
Menyiram dengan
metode sama setiap harinya
·
Mengamati apa
yang terjadi setiap hari hingga hari ketujuh
·
Menggambarkan
keadaan pertumbuhan akar tanaman yang diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
|
Hari ke-
|
Fototropisme
|
Geotropisme
|
Hydrotropisme
|
1
|
Hari ke-1
|
Belum ada perubahan yang
tampak pada tanaman
|
Belum ada perubahan yang
tampak pada tanaman
|
Belum ada perubahan yang
tampak pada tanaman
|
2
|
Hari ke-4
|
Panjang batang sekitar 17 cm berwarna pucat, tumbuh mengarah datangnya
sinar matahari, akar
mulai tampak serabutnya, daun telah tumbuh dan berwarna kuning
pucat dengan biji
menempel.
|
Akar pertama mulai panjang
disusul dengan akar serabut yang sudah tumbuh, daun mulai ada
berwarna hijau, panjang
tanaman sekitar 5 cm, daun dan biji masih menempel
|
Panjang ak ke sinar 15
cm, akar belum menuju tanah yang basah, biji
mulai membelah, daun telah merekah dan batang berwarna hijau
|
3
|
Hari ke-7
|
Panjang batang semakin
bertambah menjadi 22 cm, daunnya juga bertamabah, arah tanaman tetap
mengarah kesinar matahari dan berwarna hijau.
|
Pada hari ketujuh, akar
pada tumbuhan kacang setelah dibalik pada awalnya akar
tanaman menghadap ke atas namun pada hari ketujuh akar tersebut berbelok
menuju arah bumi (gravitasi) sedangkan
batang dan daunnya yang tadinya ,enghadap bawah malah berbelok keatas
mengikuti arah datangnya cahaya matahari
|
Panjang batang bertambah
menjadi 20 cm, jumlah daun tetap, akar menuju ke tanah yang basah dan
menunjukan proses hydrotropisme.
|
4.2 Pembahasan
Pada
percobaan pertama pertumbuhan tanaman selalu mengarah ke arah datangnya cahaya
dikarenakan tumbuhan berfotosintesis membutuhkan cahaya matahari, sehingga arah
tumbuhan selalu menuju arah datangnya/sumber cahaya matahari. Sebab tanaman tumbuh menuju cahaya matahari karena adanya
zat yang dihasilkan oleh ujung tumbuhan yang berpengaruh besar terhadap
tumbuhan, zat itu disebut auksin. Fungsi auksin adalah sebagai pengatur
pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel didaerah belakang meristem ujung.
Pengaruh auksi yang lain adalah merangsang pembelahan sel-sel kambium,
meningkatkan perkembangan bunga dan buah, merangsang perkembangan akar lateral,
dan menyebabkan pembengkokan batang. Penyebaran auksin pada batang tidak merata
sehingga menyebabkan pemanjangan sel
tidak merata. Sel-sel yang mengandung lebih banyak auksin berukuran lebih
panjang daripada yang mengandung sedikit auksin akibatnya, batang membengkok.
Pembengkokan
batang diakibatkan oleh arah datangnya cahaya matahari yang juga berhubungan
dengan penyebaran auksin. Batang yang terkena cahaya memiliki auksin yang lebih
sedikit, karena auksin mengalami kerusakan jika terkena cahaya matahari. Bagian
batang yang tidak terkena cahaya mempunyai lebih banyak auksin sehingga tumbuh
lebih panjang daripada bagian yang terkena cahaya. Akibatnya batang membengkok
menuju arah datangnya cahaya atau dengan kata lain mengikuti cahaya matahari .
Terlebih lagi, dalam proses fotosintesis tumbuhan membutuhkan cahaya matahari
untuk menghasilkan CO2 dan energi. Cahaya juga merupakan suatu rangsangan.
Tumbuhan sangat identik dengan
rangsangan (cahaya).
Pada
pertumbuhan akar di eksperimen yang kedua, pada hari pertama tumbuhan tumbuh
secara biasa, tetapi pada hari ketiga setelah cup aqua dibalikkan, akar
tumbuhan tetap mengarah ke bawah, sedangkan batangnya tetap mengarah keatas
menunjukan adanya geotropisme. Pada eksperimen yang ketiga, pada hari pertama
dan kedua, tanaman tumbuh secara biasa, setelah setiap hari dilakukan
penyiraman, pada hari ke empat akar tanaman mulai menuju ke arah tanah yang
basah dan mulai mengikat di tanah yang basah menunjukan adanya hydrotropisme.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
penelitian percoban di peroleh kesimpulan bahwa pada jenis tumbuhan
fototropisme pertumbuhannya kecambah, kecambah menuju ke
rangsangan cahaya dan pertumbuhannya sangat cepat. Pada jenis tumbuhan
geotrofisme pertumbuhannya lamban di
karenakan beberapa faktor seperti faktor tanah dan hormon auksin. Pada jenis
tumbuhan Hidrotrofisme terjadi petumbuhan yang hampir menyamai fototropisme
namun perbedaan di pertumbuhan akarnya yang mengikuti arah penyiraman air.
Pergerakan Tanaman terjadi karena adanya proses
pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau iritabilitas yang
dimiliki oleh tumbuhan baik itu mendekati atau menjauhi arah rangsangan.
Pergerakan dipengaruhi oleh faktor rangsangan luar seperti cahaya, air dan gravitasi bumi
serta dalam bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh panjang gelombang, durasi, intensitas, dan
arah datangnya sinar cahaya. Secara fisiologis, cahaya mempengaruhi baik
langsung maupun tidak langsung bagi tubuh tanaman. Pengaruhnya pada
metabolisme secara langsung melalui fotosintesis, sedangkan pengaruh tidak
langsungnya melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang merupakan respon
metabolik dan lebih kompleks
5.2 Saran
Dalam
mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti. Dalam melakukan
percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan
kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil
percobaan itu baik dan valid.
DAFTAR
PUSTAKA
Adam, Robinsie W, 1992.
Adaptasi Tumbuhan. Andi Publisher:
Jakarta.
Tursih, Bambang. 2002. Gerak Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Wirakusumah,
Sambas. 2003. Gerak
Pada Tumbuhan.
UI Press: Jakarta
PERTANYAAN DAN
JAWABAN
1.
Apakah sebabnya
pertumbuhan tanaman selalu menuju kearah datangnya cahaya ?
Jawaban : Pertumbuhan tanaman
selalu mengarah ke arah datangnya cahaya dikarenakan tumbuhan berfotosintesis
membutuhkan cahaya matahari, sehingga arah tumbuhan selalu menuju arah
datangnya/sumber cahaya matahari
2.
Bagaimana
pertumbuhan akar pada eksperimen yang kedua dan ketiga dan jelaskan apa yang
menyababkan perbedaan kedua eksperimen tersebut?!
Jawaban : Pada pertumbuhan akar
di eksperimen yang kedua, pada hari pertama tumbuhan tumbuh secara biasa,
tetapi pada hari ketiga setelah cup aqua dibalikkan, akar tumbuhan tetap
mengarah ke bawah, sedangkan batangnya tetap mengarah keatas menunjukan adanya
geotropisme. Pada eksperimen yang ketiga, pada hari pertama dan kedua, tanaman
tumbuh secara biasa, setelah setiap hari dilakukan penyiraman, pada hari ke
empat akar tanaman mulai menuju ke arah tanah yang basah dan mulai mengikat di
tanah yang basah menunjukan adanya hydrotropisme. Yang menyebabkan perbedaan
kedua percobaan tersebut dalah pada percobaan kedua menunjukan adanya gerak
geotropisme dan persobaan ketiga menunjukan adanya gerak hydrotropisme.
3.
Sebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi gerak tanaman!
Jawaban : Arah
datangnya cahaya, arah datangnya sumber air, dan gaya gravitasi bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar